Pantjoran Tea House

Kalo dari depan tuh tempatnya hadap langsung dijalanan gitu. Parkirannya kurang pewe deh. Tapi pas uda masuk oke juga tempatnya. Cuma kalau lantai dasar ya kecil gitu emang juga yg datang langsung semua keatas. Diatas emang lebih enak, tenang juga suasanannya. Kayak rumah ala cina gitu.

Pas kesini uda kenyang jadi cuma cemal cemil.

Saya order menu dimsum. Untuk dimaum haganya sama semua 32k++ per porsinya. Saya order siomay udang sama tahu lada garam. Untuk minumannya saya order refreshing oolong (45k++).

Siomay udangnya seporsi isi 3. Rasanya oke enak cukup gurih. Udangnya berasa cuma sayangnya kulit siomaynya agak tebal. Buat tahu lada garamnya ini porsiannya banyak juga. Jadi tahunya digoreng tepubg digitu dikasi bumbu lada garamnya. Terus ditabur daun bawang. Ini juga oke rasa lada garamnya cukup terasa. Tapi hanya bagian luarnya. Soalnya pas saya gigit untuk rasa didalamnya agak tawar. Bumbu lada garamnya tidak menyerap sampai ke dalam tahunya. Padahal menurut saya kalau samoai ke dalamnya pasti lebih enak lagi.

Nah kalau untuk minumannya ini biasa aja sih. Nothing spesial. Bikin seger aja ini minumannya.

Buat servicenya oke, responsif n cukup ramah.

Di glodok emang sudah penasaran dengan pantjoran tea house yang gedungnya kece dan historical banget. Karena dari exteriornya udah kece banget, dan selalu penasaran isinya kayak bagaimana. Dan akhirnya mampirlah ke resto mereka. ternyata emang mereka terkenal dengan sentuhan history pada restonya, kayak ada sejarahnya di sekliling restonya dan ada buku2 yang menunjang sejarahnya gitu.

Kemaren agak sayang ga nyobain tehnya, tapi walaupun ga expect banyak, karena tau mereka menang di tehnya, pesenlah fuyunghai, Tahu Lada Garam, dan segala dimsum. Pas dicobain gw pribadi ga akan lupa rasa tahunya, ini enaak bangeet, bumbunya kerasa banget, rasa yang tahu endess banget! gw sampe ketagihan haha. Dimsumnya okelah,fuyunghainya juga oke, tapi tahunya sih yang juara! lo harus cobain tahunya :9

About the Place

Pantjoran Tea House is a restored old building at Glodok, the entrance of Jakarta's China Town and Kota Tua (Old Town). This building used to be the oldest pharmacy, Apotheek Chung Hua, established in 1928. After renovated it opens its door as Tea House where you can enjoy tea as well Chinese food and dim sum.
There are 8 green pots of tea at ground level that are served for free for the passer-by, to continue the tea drinking tradition at Pancoran area that began in 17th century by Kapitein der Chineezen (Chinese Captain) Gan Djie.
On ground level you can sit down while enjoying tea, it's not air-conditioned though, but if you go upstairs, the room is spacious and air-conditioned with lots of natural light and has classic Chinese coffee house interior.
Food

We tried variety of dimsum and Chinese food. The dimsum are delicious, but the Chinese food is average and portion is small.
Food we ordered

Dimsum:

Lumpia goreng kulit tahu isi udang (28k) - my favorite

Pao ayam panggang (28k) - very good

Hakao (28k)

Siomay udang (28k)

Others:

Tahu lada garam (25k)

Cumi saus telur asin (80k) - too crunchy can't even taste the squid

Ayam saus kecap Inggris (40k) - taste like homemade ayam kecap inggris

Buncis sapi cincang (40k) - portion so small

Sapi saus lada hitam (70k)

Fuyunghai (40k) - fluffy fried egg with crunchy edges, sauce is quite sweet

Lindung cah fumak (35k)
Service

The waiters were attentive and quick to respond even though they only had 3 waiters on that day (second day Lebaran), but food took very long to prepare.
IG: @synthiatjipto