Pantjoran Tea House

Pantjoran Tea House cocok banget buat kalian yang suka discovering new experiences dan pecinta jadul vibes 😁. Pengalaman pertama ke sini, dari awal masuk pintunya aja udah ngerasa happy banget karena berasa lagi ada di zaman dulu💞

Pas liat menu, ternyata Pantjoran Tea House punya banyak pilihan makanan dan minuman yang bisa disesuaikan dengan selera kamu..

@Triple.eat team memesan beberapa menu seperti kwetiau goreng ayam, hakao, siomay, xiao long bao, pangsit udang goreng mayonaise, dan lainnya.

Sayangnya, untuk rasa, Pantjoran Tea House masih menyajikan cita rasa yang standar saja belum bisa menjadi nilai unggul. Tapi untuk kualitas udangnya sih mantap banget, segar dan masih crunchy! 🫶🏻😋

Namun, Pantjoran Tea House, menyediakan pilihan teh khas Tionghoa yang memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan kita loh, readers!

Kalau ke sini kalian WAJIB KUDU HARUS nyobain pengalaman nge teh di sini, karena cara penyajiannya unik banget! Kalian bakal dijelasin dulu mengenai tehnya beserta tradisi minum teh orang Tionghoa! Ini sih menurut @triple.eat yang belum bisa didapat di tempat lain.. yang menyajikan menu serupa dengan Pantjoran Tea House!

Oh ya, kalau kesini mungkin jangan waktu peak-season ya, seperti weekend/ national holiday, karena parkirannya lumayan terbatas 😁

Anyways, to sum up the review, we will write down based on our honest opinion in rates ya!

Review based on rating:
Overall Rating: 4,0/5,0

Rasa makanan: 3,5/5,0
Lama waktu penyajian: 3,5/5,0
Price: 3,0/5,0
Rasa teh: 4,0/5,0
Cara penyajian teh: 4,5/5,0
Lokasi: 4,0/5,0
Ambience: 4,5/5,0

Saran untuk Pantjoran Tea House:
- Semoga rasa makanannya dapat ditingkatkan ya!

Siang ini makan di Pantjoran Tea House pakai voucher kolektif pergikuliner
Kadang suka lewatin restoran satu ini tapi baru skrg cobain makan kesini.
Tadinya mau pesen dimsum aja, tapi penasaran sama makanan berat nya juga.
Akhirnya pesan fuyunghai, ayam kungpao, sayur kailan 2 musim, hakao, dimsum udang, xiao long bao dan ceker ayam.
Minumannya pesan refreshing oolong tea dan fresh honey lemon.
Karena cuman makan berdua, jadi pesan yang ukuran small untuk makanan berat nya.
Ga nyangka fuyunghai nya lumayan banyak untuk porsi small. Ada 8 slice. Rasanya juga enak. Tidak terlalu tebal.
Ayam kungpao nya juga enak, sayur kailan yang kering agak sedikit asin, cocok kalau dimakan pakai nasi putih.
Dimsum nya juga enak2, apalagi hakao nya, udang nya full
Minumannya juga segarrr.
Suasana nya jadul2 gitu, tempatnya tidak terlalu besar tapi okelah, ada ruang vip juga ditutup sekat gitu.
Harga nya juga tidak mahal2 banget, okelah kalau mau makan keluarga disini.

Pantjoran Tea House
Dapat voucher sebesar 50.000 dgn minimal belanja 100.000 dari aplikasi PergiKuliner. Saya pilih restoran lawas yang terletak di Jl. Pancoran Raya no.4-6. Bentuk bangunannya unik banget karena lahan berbentuk segitiga lancip. Tapi lokasi sangat strategis sekali. Usia bangunan ini rasanya sudah tua banget terlihat dari lukisan di dalam yang menggambarkan suasana pecinan jaman dahulu. Sebetulnya sesuai nama utamanya menjual teh komplit dengan ritualnya, tetapi harga relatif mahal. Jadi saya cuma pesan makanan yang direkomendasikan seperti mie goreng kucai, bakpau kukus daging, hakao dan lo bak bao XO. Mie gorengnya wangi dan enak, emang ini menu rekomennya. Dimsumnya juga enak disajikan dalam kondisi panas, bakpaunya isi daging merah rasanya manis gurih, hakaonya diiisi dengan udang segar nikmat dan kue lobaknya digoreng dengan telur dan kucai dan cabe kering sehingga rasanya asin gurih sedikit pedas. Suasana restonya meski sempit ternyata bisa muat relatif banyak orang, restonya di lantai 2 sedangkan lantai 1 untuk kasir, ruang peralatan ritual teh, dekorasi yang berhubungan dengan per-teh-an. Unik dan merupakan surga pecinta teh.

About the Place

Pantjoran Tea House is a restored old building at Glodok, the entrance of Jakarta's China Town and Kota Tua (Old Town). This building used to be the oldest pharmacy, Apotheek Chung Hua, established in 1928. After renovated it opens its door as Tea House where you can enjoy tea as well Chinese food and dim sum.
There are 8 green pots of tea at ground level that are served for free for the passer-by, to continue the tea drinking tradition at Pancoran area that began in 17th century by Kapitein der Chineezen (Chinese Captain) Gan Djie.
On ground level you can sit down while enjoying tea, it's not air-conditioned though, but if you go upstairs, the room is spacious and air-conditioned with lots of natural light and has classic Chinese coffee house interior.
Food

We tried variety of dimsum and Chinese food. The dimsum are delicious, but the Chinese food is average and portion is small.
Food we ordered

Dimsum:

Lumpia goreng kulit tahu isi udang (28k) - my favorite

Pao ayam panggang (28k) - very good

Hakao (28k)

Siomay udang (28k)

Others:

Tahu lada garam (25k)

Cumi saus telur asin (80k) - too crunchy can't even taste the squid

Ayam saus kecap Inggris (40k) - taste like homemade ayam kecap inggris

Buncis sapi cincang (40k) - portion so small

Sapi saus lada hitam (70k)

Fuyunghai (40k) - fluffy fried egg with crunchy edges, sauce is quite sweet

Lindung cah fumak (35k)
Service

The waiters were attentive and quick to respond even though they only had 3 waiters on that day (second day Lebaran), but food took very long to prepare.
IG: @synthiatjipto