Waroeng Kopi

Kokul paling suka makan disini, tempatnya tuh agak tersembunyi di dalam Sogo, di depan nya tuh sblum pintu masuk ada yang jual batik-batik.

Oh ya jangan ketuker sama resto yang namanya hampir sama di Lt.3

Tempatnya cozy, gak berisik, cocok kalo buat ngobrol penting ato ketemu client. Tempatnya kaca kaca gitu bisa makan sambil liat Central Park. Kalo siang lumayan panas tempatnya! 

Menu favorit disini tuh yang enak nasi goreng ikan asin nya, nasi gorengnya gak pake kecap, pake potongan ikan asin jambal sedap. Minumnya pastinya harus pesen Jus Alpuket!

Snack2 disini unik banget, singkok sambel terasi itu lucu banget rasanya, mungkin karena biasa makan singkok thai, rasanya manis, begitu makan yang ala indonesia dan rasanya pedes, dan terasi lucu banget. Tapi enak dan nagih.
This is a Hidden place at Central Park, found this place when i was roaming around sogo with hubby months ago. The only thing why my hubs interested to go there is simply because they provided indoor smoking area.
Went there just for coffee and snack, i noticed that they have unique fried cassava chips. It was unique because they served it with alongside with sambal terasi. And yes, it taste good and unique as well.

Lagi mau kill time buat nunggu dinner cantik sore2, kami mampir kesini. Lokasinya sih cukup sulit dicari karena harus masuk Sogo dulu dan adanya di pojokan. Tapi untuk tempatnya, Waroeng Kopi sebenarnya cukup nyaman. Banyak jendela, terang, furniturenya cukup menarik dan cukup bagus juga buat difoto. Sayang agak panas disini.

Saya pesan Iced Cafe Latte [Rp.30.000]. Kopinya kurang terasa dan terlalu banyak susu dan krim kalau menurut saya. Manisnya pas, karena gulanya terpisah jadi bisa disesuaikan dengan selera masing2. Saya bukan penggila kopi, dan suka kopi yang dicampur susu dan krim, cuman ini menurut saya lebih seperti susu dicampur kopi sedikit.

Saya icip2 es campur pelangi teman saya, rasanya segar, manis dari sirupnya saya suka, cuman es serutnya agak kasar, kolang kalingnya juga terlalu lembut, biasanya agak sedikit keras, jadi lebih gereget makannya :)

Untuk overall, tempat ini lumayan nyaman jika AC nya lebih dingin, minumannya standar tapi kopinya perlu ditambah lagi perbandingannya dengan susu dan krimnya, dan untuk dessertnya not bad.

Pertama kali kesini langsung mikir designnya sangat mirip dengan War-Kop yang di Mall Alam Sutera. Jendelanya banyak dan designnya terang, yang so pasti agak hangat ya suhunya 

Disini saya pesan hot Cappucino, karena udah agak ragu sama kopinya entah mengapa (padahal namanya warung kopi), jadi saya memutuskan utk gak pesan yang dingin. Kalau dingin takutnya membuat kopi jadi lebih hambar karena esnya mencair. Benar aja, teman saya yang pesan Ice Latte kopinya gak berasa. Mereka pasti gak memperhitungkan takaran kopinya kalau esnya mencair. Itu yang saya sesalkan di resto2 yang jual kopi tapi kok gak memikirkan hal ini. Kalau di sbucks, agar minuman tetap dingin, takaran es hampir 3/4 tapi dicampur dengan espresso/kopi panas jadi walaupun esnya mencair, rasa kopi tetap ada. Ohya tapi Hot Cappucino saya sih oke2 saja (oke level), karena yang hot jadi Cappucinonya cukup pekat.

Ternyata masih banyak waktu buat nunggu sampe sore. Nongkrong di Waroeng Kopi merupakan keputusan kami untuk menghabiskan waktu.

Tempatnya sangat terpencil karena lokasinya berada di dalam Sogo. Kalau teman saya nga cerita, saya mana tau kalo tempat ini emang ada. Untuk desain tempatnya, lumayan nyaman untuk ngumpul dan cocok juga buat foto-foto. Pas awal masuk, udaranya berasa panas soalnya di luar terik banget dan jendelanya gede-gede. Tapi lambat laun berasa adem juga kok. 

Saya pesen es campur pelangi soalnya cocok dengan panasnya cuaca di luar. Isinya seperti es campur pada umumnya. Ada cincau, kolang kaling, tape, kelapa, alpukat, dan nangka. Sebagian besar dari isinya sih oke. Kelapanya empuk sekali. Kemudian alpukatnya masih segar karena warna hijaunya bagus (ga ada bercak cokelat). Nangkanya manis dan lumayan banyak dikasihnya. Cuman sayang aja nih es serutnya terlalu kasar, kayak es yang dihancurin pake palu. Padahal kalo bisa lebih halus, pasti lebih enak lagi

Gw makan disini soalnya hari ini lagi pantang dan berarti nggak boleh makan daging hewan yang berdarah. Gw pesen bubur manado yang direcommend sama tante gw dan juga rujak buah sebagai pencuci mulut, sedangkan untuk minumannya gw pesen wedang jahe. Buburnya biasa aja, bakalan lebih enak kalo ditambahin sambel ke dalamnya dan rujak buahnya juga biasa aja, sama seperti rujak dan buahan yang lainnya. Hal yang sama juga berlaku untuk wedang jahenya. Tips dari gw, kalo mesen wedang jahe jangan tunggu dingin baru diminum soalnya bakal jadi lebih nggak enak dan nggak dapet feel enaknya di leher. Dari segi harga dan suasanya juga restoran ini biasa aja, nggak ada hal yang wah banget disini