RI 347 | Rihana & Ismail

Soto Mie ini sudah buka kurang lebih 8 tahun. Tempatnya di depan Kantor Kebun Percobaan Muara. Kalau lagi cerah, bisa dapat bonus pemandangan dari Gunung Salak. Bukanya mulai dari jam 6 pagi sampai sehabisnya biasanya jam 12 atau 1 siang sudah habis. Apalagi kalau hari libur antriannya bisa panjang.

Isian Soto Mie ada bihun & mie, kol, potongan daging & kikil atau bisa salah satunya saja, dan yang pasti potongan tomat dan krekot kemudian ditabur bawang goreng, saledri dan sambal. Bisa tambah nasi kerucut untuk menemani makan Soto Mie-nya.

Krekotnya ga kering, cenderung agak basah. Warna kuahnya agak merah dan sedikit berminyak. Tapi rasa kuahnya kurang sedap dan kurang berasa kuah dari dagingnya. Padahal sudah saya tambah garam & perasan limo tapi masih ga nemu sensasi kuah sedapnya.

Tempatnya bergaya arabian dengan konsep lesehan dan hiasaan lampu arab. Ada bagian indoor dan outoor. Bagian lesehan ada penutup ruangannya (biasanya untuk tamu family). Ruangannya agak sedikit gelap, tapi ga bikin takut kok.

Lagi gamau makan nasi, jadi cobain Laham Mugalgal, daging kambing yang ditumis dengan bawang bombay dan paprika. Rasanya gurih sedikit pedas. Tapi sayang dagingnya agak keras, jadi susah digigitnya. Dimakannya bareng dengan roti khusus mirip roti prata tapi lebih lembut.

Tempatnya selalu rame entah itu weekdays atau weekens sekaligus. Pelayannya oke aja sih, walaupun waitersnya kaya kejar-kejaran sama pengunjung karena rame.

Berkali-kali kesini selalu pesannya Mie Sapi Lada Hitam dan Pizza Kayu Bakar Smoked Beef (80k) Pizza-nya lembut dan kejunya banyak banget sampe lumer. Tapi buat harga menurutku agak mahal untuk Pizza dengan 6 slice.

My Thai mungkin resto Thai pertama di Bogor. Lokasinya di pinggir jalan tol, ga jauh dari pintu tol Bogor. Dekorasinya bernuasna Thailand, ada design Kuil Thailand di dinding dengan paduan warna merah dan kuning.

Makanan khas Thai salah satunya adalah Mango Sticky Rice, kentan putih yang dibanjur kuah santan dan dimakan barengan dengan mangga. Pas cobain rasanya agak berbeda, santannya terlalu kental dan mangganya pun ga manis. Ga ada bubukan kacang padahal sebenernya itu khasnya Mango Sticky Rice.

Ice Thai Tea nya juga biasa aja, cenderung encer dan creamy banget. Kurang berasa, rasa dari Tea-nya.

Berada di kawasan Warung Kaleng / Kampung Arab di Puncak. Tempatnya ga begiru besar, ada 2 lantai. Lantai bawah untuk single entry, yang atas untuk family. Memang biasanya di resto Arab di Puncak tempat dine in dibagi menjadi 2. Untuk family (tertutup) dan untuk single (terbuka).

Kalau liat tempatnya rasanya sayang sekali tidak terurus, family room-nya kotor dan karpet berdebu. Padahal rasa Nasi Mandinya enak sekali, ayamnya lembut dan bumbu nasinya terasa. Nasi Mandi disajikan dengan sambal tomat dan bawang bombay dan dapat bonus seperti kuah sup arab.
Dan porsinya juga besar, satu porsi bisa sharing dimakan 2-3 orang.

Walaupun lokasinya berada di jalur satu arah, tapi resto ini selalu ramai di jam makan siang. Bangunannya seperti rumah lama, dengan halaman besar yang dipakai untuk parkiran. Sering lewatin resto ini tapi baru sempet cobain.

Iga Bakar Madu enak banget, walaupin ada campuran madu tapi ga bikin rasanya jadi manis. Dagingnya empuk seperti di presto, bumbunya juga meresap. Cobain tahu baksonya sama-sama enak, tahunya lembut banget dan rasanya menyatu banget sama dagingnya, plus makannya dicocol sama saus sambal.