Rinni Kania

Tizi's Restaurant adalah salah satu restoran tertua di kota Bandung. Entah sudah ada dari tahun berapa (mungkin sudah ada sejak masa awal kemerdekaan karena kakek-nenek dan orang tua saya memiliki kenangan tersendiri di restoran ini), yang jelas restoran ini tetap bertahan dan selalu memiliki pelanggan setia, meskipun banyak sekali cafe-cafe atau restoran-restoran baru sejenis yang bermunculan baru-baru ini. Vintage ambience akan langsung terasa begitu kita memasuki restoran ini terutama karena old school furniture yang ada di setiap pojok ruangan. Sejuk adalah hal pertama yang pasti langsung terasa begitu memasuki restoran ini karena terdapat taman kecil di tengah-tengah restoran.
Tizi's Restaurant specialty adalah western food dengan menu andalan yang paling terkenal adalah schaschilk (beef / chicken). Schaschilk adalah salah satu jenis steak yang bentuknya seperti sate, tapi disajikan dalam tusukan besi yang besar, isinya ada daging (beef / chicken), bratwurst (sosis) dan sayuran, yang kemudian dipanggang dengan menggunakan saus khusus. Schaschilk disini disajikan dengan kentang dan saus barbeque ala Tizi. Rasanya enak sekali, dagingnya empuk, saosnya meresap dengan pas. Bahkan saking enaknya, schaschilk di Tizi ini dianggap sebagai one of the food that you can be missed when you visit Bandung. Selain schaschilk, menu lain yang kami pesan pada kedatangan kali ini adalah tenderloin steak, beef tongue with mushroom sauce dan oriental chicken.
Tenderloin steak di Tizi adalah salah satu yang terbaik di kota Bandung. Jika tidak di-request, steak disini akan selalu dimasak well done. Namun meskipun well done, steak nya masih sangat juicy, empuk dan tasty. Beef Tongue with mushroom sauce juga sangat istimewa. Lidahnya kenyal dengan saus keju yang gurih.
Seperti layaknya restoran sejenis pada zamannya, Tizi juga merupakan bakery yang memproduksi salah satu pastry dan cakes yang terbaik di kota Bandung. Kita bisa mencoba salah satunya dengan complimentary yang disediakan berupa mini cheese bread.
Harga makanan di Tizi memang agak mahal dibandingkan dengan restoran-restoran sejenis. Tapi disamping rasanya yang enak dengan kualitas terbaik, porsinya juga sangat besar loh.. Jadi jangan lapar mata ketika memesan makanan yaa..
IG Reviewer: rinnikania

Untuk kamu warga Bandung asli yang tumbuh dan besar di kota ini, pasti tahu restoran Sunda Kelapa Lagoon yang ada di Jalan Sumatera, seberang bangunan yang dulunya bioskop Regent. Restoran ini sempat berjaya di masanya namun kemudian sempat tutup beberapa tahun lalu. Nah, pada pertengahan tahun 2016 ini, Kelapa Lagoon sudah dibuka lagi dengan konsep baru (dan owner baru sih kayanya). Temanya masih restoran sunda, tapi dengan interior dan eksterior yang lebih fresh dan modern. Ambience nya cukup cozy, cocok untuk lunch atau dinner bersama keluarga.
Menu utama yang saya pesan pada kedatangan kali ini adalah Gurame Garing, Cumi Goreng Tepung dan Tumis Genjer Oncom. Gurame Garing nya renyah di luar, tapi tetap lembut di dalam, dan semakin enak dengan tambahan bumbu kecap rawit. Cumi goreng tepung nya juga tidak kalah enak. Teksturnya sangat renyah dan sepertinya menggunakan tepung khusus karena penampilannya sangat berbeda dengan cumi goreng tepung biasa. Namun yang paling spesial adalah tumis genjer oncom nya yang super enak. Well, mungkin agak subjektif karena ini makanan favorit saya 😜😜 Tapi yang jelas perpaduan genjer dan oncom nya pas. Makan nasi putih dan tumis genjer oncom saja rasanya sudah cukup 😊😊 Overall, most of the food tastes delicious. Recommended untuk kamu yang sedang ingin mencicipi masakan sunda. Next time bisa dicoba gurame bakar lada hitam nya.
IG: kelapalagoon
IG Reviewer: rinnikania

Buat kamu warga Bandung asli, pasti sudah tidak asing lagi dengan restoran berlambang kepala sapi ini. Yes, Suis Butcher merupakan pionir sekaligus steak house tertua di kota Bandung. Didirikan tahun 1984 dengan cabang pertama di Jalan Setiabudi, awalnya steak house ini merupakan toko daging saja. Namun seiring dengan semakin meningkatnya demand terhadap steak house, maka akhirnya Suis Butcher mengkhususkan diri menjadi restoran yang menyediakan steak sebagai sajian utamanya.
Saat ini Suis Butcher sudah memiliki beberapa cabang, salah satunya adalah di Jl. Riau ini yang sepertinya merupakan cabang dengan lokasi paling strategis karena berada di tengah kota. Gedung tempat steak house ini berada bernuansa putih dengan furnitur dan table sheet khas Suis Butcher. Namun yang paling menarik adalah di cabang Jl. Riau ini terdapat salah satu area tempat makan yang berada di bagian semi outdoor (area terbuka tapi bagian atasnya tertutup atap) berbentuk oval. Jika malam hari, area ini sangat indah dengan dekorasi lampu-lampu (please check out my uploaded picture for further details of interior).
Untuk rasa makanan, tentunya sudah tidak perlu diragukan lagi, enak ditambah harga yang sangat terjangkau. Menunya juga sangat variarif. Namun siganture dish yang sudah sangat terkenal adalah Tenderloin Parmigiana, yaitu tenderloin steak dengan kentang (French Fries / Mashed Potato) dan brokoli yang diberi saus khusus.
Despite of invasi dari berbagai steak house baru, baik dari dalam maupun luar kota Bandung, rasanya para pengusaha kuliner muda perlu belajar dari Suis Butcher ini, yang telah mampu bertahan selama lebih dari 30 tahun di industri kuliner nusantara dengan tetap mempertahankan ciri khas nya.
Last but not least, if you are in Bandung, please do not pass the chance to try this legendary steak house.
IG: suisbutcher

IG Reviewer: rinnikania

Belum ke Bandung rasanya kalau belum makan masakan Sunda. Seiring dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bandung, maka muncullah restoran-restoran baru yang menyajikan makanan khas Sunda. Salah satunya adalah Rumah Makan Boemi Mitoha ini.
Dibuka pada awal tahun 2016, rumah makan ini langsung menarik perhatian karena selain lokasinya yang strategis, nama dan design (interior dan eksterior) nya pun cukup unik.
Boemi Mitoha berasal dari bahasa sunda yang berarti "Rumah Mertua". Untuk saya yang kebetulan orang sunda asli dan memiliki standar yang tinggi untuk makanan sunda, makan disini rasanya seperti makan di rumah mertua (padahal belum punya mertua 😜😜). Enak, tapi belum sampai level nikmat (saya seringkali mengasosiasikan makan nikmat dengan makan makanan sunda). Mungkin kuncinya ada pada sambal nya, I feel like something missing on the taste. Meskipun begitu, rumah makan ini tetap layak dicoba karena menunya sangat variatif dan unik, seperti oseng kiciwis dan tumis daun pepaya (dengan Jagung dan ikan teri) yang sudah agak jarang ditemukan.
Hal lain yang cukup menarik disini adalah metode pemesanan secara langsung dimana kita bisa memilih sendiri makanan yang kita inginkan dan design interiornya dimana terdapat berbagai quotes (nasihat) orang tua yang terpampang di dinding.
Namun sayangnya untuk harga, ada beberapa menu yang menurut saya agak mahal, compared to restoran sunda sejenis. Untuk jenis sayuran, meskipun harganya sangat terjangkau, porsinya juga sebenarnya sangat sedikit. Jika datang kesini, sebaiknya pilih menu ikan, instead of ayam, karena harganya lebih worth it.
Overall, if you visit Bandung and would like to try the sensation of eating Sundanese food at parents-in-law house 😀😀 you should just come here. Recommended 😊😊
IG: rumahmakan_boemimitoha
IG Reviewer: rinnikania