Minumannya so-so, tapi roti bakarnya enak2. Saya pesan yang ada marshmallow dan yang keju saja, lebih suka yang marshmallow. Tempatnya nyaman baik indoor maupun outdoor. Outdoor-nya tepi danau, cakep untuk foto2. Karena makanannya enak dan harga cukup terjangkau, menurut saya ini worth it. Nggak cuma jugal lokasi. Kapan2 mau balik lagi.
Sebelum tahun 2019, saya suka menunggu suami di sebuah coffee shop di Kembangan, tepat di tikungan yang ada jalan layang tol. Kopi Sanger yang saya coba untuk pertama kalinya, membuat saya jatuh cinta. Selalu pesan itu kalau ke sana. Masuk 2019, si coffee shop tidak lagi bekerja sama dengan pembuat kopi Sanger itu. Mereka menghidangkan kopi mereka sendiri. Si kopi Sanger punya coffee shop sendiri yang saya tidak ingat apa namanya. Sejak saat itu, setiap ada tempat makan yang menghidangkan Sanger, saya selalu pesan, mengharapkan rasa yg sama.
Ekspektasi saya cukup tinggi kepada Seulawah Coffee. Apalagi menu2nya banyak kopi dengan nama2 Aceh. Sampai di sana, ternyata mereka melakukan penyesuaian dengan kondisi pandemi, ya. Hanya ada 3 kopi yang tersedia, dan makanan baru akan ada lagi Desember nanti. Yasudah lah, toh masih ada kopi Sanger di menunya. Dan... Ternyata tidak sama. Sangernya terlalu cair dan manis. Malah lebih terasa seperti teh tarik dengan banyak susu. Tidak ada rasa pekat dan agak gosong itu. Es kopi susunya juga sama, tidak berkesan. Sayang sekali. Pencarian saya masih harus berlanjut.
Nilai plus di sini adalah, Seulawah tetap bertahan dengan keramahan mereka. Bahkan kami diizinkan pesan online untuk dimakan di situ, asalkan minuman beli di mereka. Salut lah, dengan kebijakan ini. Andai Sangernya seperti yang saya harapkan, mungkin saya akan semangat untuk balik lagi.
Sdh 5 tahunan nggak ke Grand Indonesia, cari2 tempat makan siang yg no-pork-no-lard dan ramah kantong. Awalnya lihat ini di daftar resto2 yg disodorkan Pergi Kuliner, sempat kepikiran jgn2 ini Sukiya tapi salah tulis. 😅 Ternyata beneran beda. Anyway, pada seruputan pertama ini enak. Tapi nggak sampai 5 kali seruputan, mulai terasa membosankan. Rasanya datar. Ada sedikit manis, sedikit gurih, sedikit pedas, pokoknya serba sedikit2. Lama2 jadi berharap ini segera habis, karena saya pantang menyisakan makanan meski tidak enak. Apakah saya akan balik lagi? Ya jujur saja, kalau ada uang lebih, mending bayar lebih mahal 10-20rb tapi puas. Karena dgn harga segini, banyak yg lebih worth it. Tapi kalau di mall yang sedikit pilihan halalnya dan ingin makan ramen dgn bujet agak mepet, bolehlah. Btw, gyozanya lumayan enak dan ocha bisa Refill
Menu yang dipesan: Egg Ramen, spicy ramen, kurizen, Gyoza
Aku tahu LeTAO dari acara kuliner dunia, jalan2 ke Hokkaido. Host-nya orang Thailand dan dia bilang ini Cheesecake paling enak yang pernah dia makan. Kemudian aku baca di travel guide Hokkaido, yang di-highlight juga LeTAO ini. Makanya pas tahu bahwa LeTAO bikin anak usaha di sini, penasaran ingin coba. Sayang cheesecake yang versi slice sedang kosong. Harga lumayan mahal, ya, 70rb-an untuk sepotong cake, di mana kalau ke toko kue biasa itu sudah bisa dapat satu loyang. Tapi kalau kita coba, memang pantas harganya mahal. The flavor screams "rich and high quality". Tidak ada rasa2 kecewa yang, "Ah, cake di bakery aku juga kayak gini, cuma 20rb-an." Jadi intinya, bakal pesan lagi kalau dompet lagi terisi. Mudah2an bisa dapat cheesecake-nya.
Menu yang dipesan: strawberry shortcake, Chocolate fromage, Pistacchio