Zelda Lupsita

Pertama kali nyobain Segafredo di PI karena lagi pengen duduk al fresco sambil ngopi. Tempatnya lumayan cozy sih, bisa pilih antara bangku atau sofa-sofa berwarna merah. Kali ini pesannya hot cappucino, iced mezzo-mezzo, dan chicken wings untuk dishare. Chicken wingsnya enak, kulitnya garing dan bumbunya meresap. Cappucinonya ok lah tapi gue prefer iced mezzo-mezzo, yaitu sebuah campuran espresso dan chocolate. Mirip mocha tapi entah kenapa disini rasanya balanced banget: kopinya masih kuat dan chocolatenya legit, after tastenya gak pahit tapi juga gak manis-manis banget.

Nasi uduk ini baru buka sore menjelang malam di halaman pasar hias rias, gak jauh dari stasiun Cikini. Kita bisa pilih mau duduk di tenda atau lesehan di teras pasar. Kita pikih untuk duduk lesehan dan pegawainya langsung datang untuk kasih menu dan form order. Kita pesan nasi uduk, ayam goreng, tahu, sate usus, es jeruk, dan teh. Minuman datang datang gak pake lama dan langsung disusul makanannya. Porsi nasi uduknya lumayan besar, wangi, dan lemak dari santannya berasa. Ayamnya cukup ok, bumbunya agak manis. Ususnya disajikan semacam dibuntel-buntel dan 1 tusuk sate isinya 4 buntel, jadi cukup banyak juga porsinya. Sambelnya enak banget...gue campur sambel merah dengan sambel kacangnya jadi rasanya pedas, agak manis dan gurih.. Cocok banget dimakan sama nasi uduk yang masih hangat.

Restoran ini letaknya literally di garasi rumah. Lokasinya sangat dekat sama pasar mayestik, bisa jalab kok dari situ. Nah, gue pesan black angus ribeye steak dengan saus butter garlic. Selain butter garlic ada beberapa pilihan saus lainnya seperti asian flair, beer, dan cajun. Anyway pas steaknya datang cukup happy karena ukurannya besar dan diatasnya ada banyak potongan bawang putihnya. Steaknya dimasak medium-well sesuai pesanan, which was surprising karena kadang di restoran steak kasual macam ini kematangan steaknya suka missed. Rasanya enak. Saus butter garlic ini sangat light jadi kita bisa rasain true taste dagingnya. Steaknya datang ditemani kentang goreng dan sayuran. Sayurannya enak dan masih crunchy. Kentang gorengnya juga ala rumahan dan garing di luar tapi lembut di dalam. Overall, walaupun bentuknya garage restaurant tapi rasa steaknya bisa diadu (harganya juga sih )

Kalau makan steak sama keluarga, hampir bisa dipastiin selalu ke sini. Suasananya oldies, agak temaram dengan live music menemani pengunjung menyantap dinner mereka. Untuk pilihan menunya dari kecil sampai sekarang gue setia sama tenderloin.. Malam itu gue pun memesan AUS tenderloin medium well dengan saus a la gandy. Yang gue suka disini steak disajikan di hot plate dan begitu sampai di meja sausnya baru dituang jadi langsung sizzling dan aromanya menggugah selera banget. Steaknya dimasak tepat medium-well jadi dagingnya masih juicy tanpa terlalu "berdarah". Sausnya gurih banget, pas dimakan bareng steak dan jamurnya. Pelengkap steaknya juga unik karena selain baked potato dan sayuran juga ada acar bawang dan cabai rawit. Overall, meskipun restoran ini jadul tapi rasa khasnya masih ngangenin dan buat gue it's still one of the best steaks in town 

Kafe ini terbilang cukup baru dan lokasinya agak nyempil di jalan raya kwitang. Begitu masuk, suasana industrial/steampunknya sangat terasa. Kita datang di hari Minggu sore dan tempatnya penuh pengunjung yang bikin rada berisik dan jadi kurang cozy. Tapi disini servicenya lumayan cepat dan friendly banget. Kita pesan cappuccino dan red velvet latte. Cappuccinonya enak, kopinya berasa banget. Red velvet latte rasanya seperti mocha, kopinya kurang kuat dan lebih dominan coklat dan susunya yang creamy dan manis.

Joni Steak mungkin merupakan pelopor steak affordable dan konon memulai bisnisnya dari warung tenda sampai sekarang sudah memiliki beberapa cabang restoran. Suasananya disini kasual banget dan gak jarang penuh jadi kita harus nunggu untuk makan di tempat. Kali ini gue pesan ribeye dimasak medium well dengan saus black pepper dan mashed potato. Dagingnya empuk dan kematangannya lumayan pas, ada beberapa sisi yang mulai well done tapi tetap empuk. Sausnya tidak terlalu kental dan rasanya gurih. Overall, dengan harga affordable steak ini patut dicoba.

Sore-sore pengen ngemil dan lagi ada di sekitaran Kelapa Gading, akhirnya kita sepakat untuk nyobain Bun N Bite. Lokasi restonya di boulevard raya, sebelum bundaran kelapa gading di kiri jalan. Cukup mudah kok untuk menemukannya. Restonya di ruko dua tingkat, kita bisa pilih duduk di lantai 1 atau lantai 2. Di lantai 1 itu selain dining area yang gak begitu besar, ada juga open kitchennya disitu.. Lengkap dengan grill dan deep fryernya. Jadi begitu kita masuk restoran ini langsung bisa tercium aroma burger and fries.. Yum! Tapi akhirnya kita milih duduk di lantai 2 karena agak worry di lantai 1 bisa jadi a bit smokey. Karena sebenernya gak laper-laper amat, kita pesan heart attack burger dan nutella smores untuk dibagu. Burgernya duluan yang datang. It's high stack with beef patty, lettuce, tomato, beef bacon, sunny side up, and some aioli. Bunnya sendiri adalah brioche, jadi dia lembut dan manis. Buat gue burgernya ok... pattynya enak, sunny side up nya juga well cooked, dan tambahan beef baconnya kasih some smokey flavor ke burgernya. Tapi roti briochenya yang manis agak ganggu rasanya. Next time mungkin akan minta diganti wheat bread atau tipe bun yang lain. Lalu nutella smoresnya dateng. Hmm.. Yang katanya pakai graham crackers ternyata pakai semacam biskuit malk*s asin. Kecewa siiy apalagi marshmallownya gak lumer (walaupun ada tanda gosong kayak ditorch gitu). Diatasnya dikasih es krim jadi agak susah makannya. I just want a good ol' classic smores with melted marshmallow and chocolate dan smores di Bun N Bite jauh dari bayangan saya.

Bagi gue yang jarang menjelajah daerah Wijaya, agak susah buat nemuin restoran ini tapi pas ketemu gue pikir lucu juga nih restoran. Sepertinya ini rumah yang disulap jadi restoran dan kesannya emang homey banget apalagi dekornya juga berbau-bau vintage. Pas kita dateng kebetulan lagi penuh jadi servicenya lama dan, another negative thing, area smoking dan non smoking nya gak disekat, jadi masih kecium bau asapnya even di area non smoking. Untuk makanan, gue pesan cappuccino dan tiramisu. Cappuccino nya mengecewakan siih.. Kayak kebanyakan susu gitu, warnanya juga pucat. Kopinya juga kurang terasa, kalah sama rasa susunya. Tiramisunya sih lumayan.. Krimnya lembut dan rasa kopinya lumayan berasa.