Yanni Karina

Restoran Korea di pinggir jalan.

Di mall aja, resto Korea sering "ngaco" dan rasanya asal "agak mirip Korea". Apalagi soal Teokbokki. Rasanya banyak stand toekbokki yang menyajikan teokbokki yang kelembekan dengan saus yang tipis - rasanya nggak kuat dan kurang kental. Jadi ketika melihat resto ini, harapan saya nggak tinggi sih. Saya kira saya akan menemukan teokbokki instan yang direbus dan dikasih saus asam manis seadanya. Ternyata tidak. 

Teokbokki (15K)

Sausnya kental dengan warna merah menyala yang khas. Teokbokkinya, walau tidak selalu enak, tapi kenyal dan banyak. Ada tambahan - tambahan di sausnya yang berupa kulit dan sayuran. Cukup mirip seperti aslinya di Korea! Toh, teokbokki di Korea juga merupakan makanan jalanan. Dan rasa pedasnya juga berasa, sampai teman saya yang tidak terlalu suka pedas menyerah. Kalau dimakan panas - panas, enak sekali!
Kimbab (15K)

Untuk kimbapnya tidak terlalu spesial, tapi saya suka bahwa mereka memberikan wijen putih - satu hal yang sangat membedakan kimbab dengan sushi maki, menurut saya. Campuran nasinya juga enak dan mengenyangkan, karena untuk 15 ribu porsinya cukup besar.
Untuk tempatnya, biasa aja, dan entah kenapa suka lama sekali penyajiannya. Mungkin teokbokki dimasukan ke kulkas dan harus dicairkan dulu ya. 

Yang pasti saya senang sekali ada resto Korea yang menjual makanan enak terasa Koreanya, murah, dan dekat lagi!

Tapi es teh manis nya terlalu manis

Ada menu baru yang ditawarkan Marugame Udon, "Jigoku Kara!" Idenya adalah pedasnya sampai ke neraka. Ditawarkan 3 tingkat kepedasan, 5, 10 & 15. Saya pilih yang 15.

Seperti yang dibayangkan, tingkat kepedasan restoran Jepang tetap tidak terlalu pedas bahkan ketika kita memilih tingkat yang paling pedas untuk yang suka pedas, namun pedasnya cukup berasa. Warna dan bahan yang digunakan pun membuat terlihat seperti posternya. Rasanya pun enak tidak hanya pedas, namun gurih dengan topping sosis dan bawang Bombay.

3.5/5
56rb

Untuk sementara karena COVID, station toppingnya sudah diporsikan Dan tinggal diambil di meja.

Vibe tempatnya benar - benar mengingatkan pada midsummer night's dream. Pertunjukannya bisa dilakukan di tengah - tengah restoran. Suasananya cozy dan jungly dengan privasi cukup walaupun penuh, karena tempatnya terpisah - pisah. Untuk datang sebaiknya reservasi, terutama di hari - hari ramai.

Gurame asam manis
Rasanya enak, dan sudah dipotong & digoreng bite size dan tidak perlu dikorek-korek. Cocok untuk makan tengah dan bagi - bagi.
4/5

Sate ayam
Satenya 6 tusuk per porsi dengan saus terpisah. Rasanya enak tapi untuk ayamnya cukup keras kalau dibiarkan lama.
3/5

Tahu kremes
Enak! Garing dan cocolannya juga enak. Nggak melempem sampai akhir.
3.5/5

Caramel pudding
Semua review bilang enak, jadi coba pesan pudding yang sepertinya Phillipine-inspired ini. Rasanya seperti flan pudding campur camporado, my favourite Philippines dessert!
5/5

Pesan beberapa makanan lain lagi tapi kurang ingat Karena hectic sekali sambil makan.

Resto ini cukup murah dari awalnya, tapi dengan promo jadi tambah bikin perut melar ehehehe. Dengan promo 9.900 untuk 3 item dinner, resto ini sangat ramai. Sebenernya ada promo lain yang menggiurkan, yaitu paket keluarga @45K per orang, dan sudah dapat 7 jenis makanan! *kok jadi kayak promo*
Rasanya standard enak, harganya oke. Tempat dan pelayanan biasa aja sih.

Sudah lama pengen cobain ini, keracun sama berbagai post di sosmed. And it looks so pretty too!

Blue Cheese & Pear 4.5/5
Agak ragu pesan yang ini karena selain menu yang cukup baru, ada blue cheese yang katanya tidak semua suka. But turns out very good! This is what I imagine the taste profile of Namelaka is. The gentle sweetness of pear combined with a kinda salty cheese, it's good

Milk Chocolate Earl Grey 3/5
I ordered it because it's my favourite flavor (Earl Grey), but it doesn't stand out. Still good, but nothing spectacular. The taste is mild.

Mango Lasi 4/5
Need to try the fruit, fresh taste from them and it pays off!

Klepon 3/5
This it the kinda experimental taste I want to try. To be honest it's not bad, but also not amazing or unique. Klepon is essentially brown sugar and coconut after all.

Overall amazing and want to try other flavors someday!

Banyak tempat makan steak yang lebih terlihat daripada tempat ini di Gading Serpong, jadi mungkin agak jarang terdengar, tapi nggak berarti gak enak. Secara keseluruhan, tempatnya enak walau agak terpencil dan gak terlalu dibuat cozy seperti café kekinian, dan pelayanannya cepat dan ramah, walau pelayannya kurang bisa merekomendasikan menu. Cukup recommended untuk menghindari antrian di tempat makan steak lainnya. Untuk makanannya setiap steak bisa meminta saus dan side dish masing -  masing. Kebetulan, semua memesan mashed potato sebagai side dish
1. Victoria Chicken

Variasi mewah chicken katsu , ayamnya cukup empuk di luar terbalut daging tipis. Luarnya pun crispy. Tapi di beberapa tempat, misalnya di bagian bawah ayam ini breaded nya basah jadi melempem, dan dagingnya pun suka terpisah dari kulitnya. Enak tapi nggak spesial.

2. Wollongong steak AUS

Steak ini saya pesan dengan saus mushroom, dan gak terlalu cocok dengan steaknya. Steak nya sendiri lumayan, saya minta medium well dan it comes out right, tapi nggak selembut yang saya inginkan

3. Canbera Back Ribs

Baby ribs ini cocok sekali dengan saus BBQ! Rasanya cenderung ke manis, yang saya kurang suka, tapi bumbunya benar -  benar meresap sampai ke tulang (literally).

4. Mashed potato dan salad

Mashed potato dan salad nya gak spesial. Ada resto steak yang sangat enak side vegetable nya sampai saya berpikir kenapa mereka nggak buka resto tumis aja. Tapi nggak ada yang perlu dikomplain sih

5. Ice chocolate

Dengan harga cukup mahal, ice coklat ini muncul dengan penampilan susu ditambah sirup coklat. Not recommended
Saya sangat penasaran dengan broccoli soupnya, dan karena kebetulan dapat kupon potongan, saya akan coba lagi lain kali

Biasanya, makanan dengan embel-embel healthy kan antara mahal atau gak enak. Restoran yang menjadikan tahu dan susu kacang kedelai sebagai menu utamanya ini berhasil menjadikan menunya healthy, tapi tetap enak, gak mahal dan mengenyangkan. Ice cream yang dibuat dari susu kacang kedelai ini contohnya, yang saya beli karena promo (hehe).

1 porsi seharga 18K, dapat 4 scoop. Memang toppingnya harus tambah sendiri, tapi tanpa topping pun enak kok. Es nya lembut, dan rasanya lebih lembut juga daripada es krim susu sapi, tapi tetap berasa. Masih terasa bau langu kedelai, tapi nggak terlalu. Untuk rasa matcha yang saya makan ini menurut saya matcha nya enak, tidam terlalu manis, tapi juga tidak pahit, cocok untuk es krim. Lebih enak kalau ada kriuk2nya sih! Jadi, mungkin untuk toppingnya semacam kacang atau sereal

Dari luar, terlihat perbedaan yang sangat jelas di right wing lantai 2 Lippo Karawaci. Ada restoran baru, dan yang sangat mencolok. Interiornya monokrom dengan logo biru terang. Meja - mejanya disusun sampai ke koridor jalan. Namanya Amorinos.

Dari yang saya hasil Googling, resto ini belom pernah buka di Indonesia sebelumnya, dan Gelatonya "is to die for". Tanpa pikir panjang, saya langsung masuk. Hoki! Ternyata saat soft openingnya ini, Amorino's memberikan diskon 20% untuk makanan. Sangat perlu dipertimbangkan mengingat harga makanan yang cukup mahal di restoran ini. 

Terlihat owner/manager nya yang menurut tebakan saya masih orang Italia asli yang sudah lama tinggal di Indonesia, dan tak lama kemudian muncul wanita asing pula yang membantu pembuatan dessert. Hm, seperti apa rasanya? 

Sayangnya, saya tidak menyicipi gelato restoran ini karena harganya yang cukup mahal (rp 70.000) dan untuk sementara metode pembayaran hanya bisa lewat cash dan debit BCA. Akhirnya saya berakhir memesan Pappardelle Ai fungi dan  cappucinno. 

Segera setelah kita duduk dan memesan, waiter akan membawakan sekeranjang roti khas Barat yang sudah dipotong - potong dan olive oil dan semacam kecap asin sebagai cocolan. Rotinya sangat asin , membuat kaget saya yang mengira rotinya tawar. Tapi ternyata setelah dicocol ke olive oil/kecap asin, rasanya enak!

Pastanya merupakan pasta homemade, dan rasanya cukup oke di lidah. Creamy tanpa membuntal dan jamurnya pun segar. Capucinno nya bukan favorit saya dari segi rasa, dan dari segi kekuatan pun kurang "nendang".

Over all, resto yang baik, tapi cukup mahal dibandingkan apa yang disajikan. Tapi saya mau kembali lagi, setidaknya untuk mencoba dessert dan gelatonya. 

Sekilas terlihat mahal dan mewah, terutama karena restoran Jepang memang masih suka  terkonsep mewah dan mahal di kepala. Yah, Daiichi tidak murah, tapi juga tidak lebih mahal dari restoran - restoran di sekitarnya di Benton Junction, juga standard untuk harga resto Jepang di Indonesia.

Makanannya enak... Tidak mengecewakan menurut harganya. Ini kali kedua makan disini karena lagi ngidam Chicken katsu irisan tebal dengan saus yang 'tepat' - dan tidak kecewa. Nasinya kurang untuk porsi ayamnya, tapi nggak apalah. Ayamnya tebal, nggak kayak chicken katsu hokben yang sekarang setipis chicken katsu pinggir jalan walau lebih murah sedikit. Breading nya juga breading standar dan karena diselimuti telur, tidak garing, tapi tetap renyah. Telurnya tipis dan tidak selembut telur oyakodon. Yang paling saya suka adalah sausnya yang tidak terlalu manis dan kalau ditambahkan shoyu meresap. Pokoknya cukup untuk meredam ngidam chicken katsu!

Oh ya, saya juga memesan es teh leci, tapi berasa sirup sekali. Cukup enak sih.