Maya

Rasane ini cukup terkenal sebagai restaurant seafood karena sudah ada beberapa cabang juga selain di Kelapa Gading. Sebelum masuk restaurant kita bisa melihat banyak aquarium berisi ikan, udang dan kepiting dalam keadaan hidup, yang artinya seafood di sini cukup fresh. Kalau berkunjung ke sini, salah satu menu yang pasti saya pesan itu pasti Kepiting Asap nya, kepiting yang di masak dalam bungkusan daun dengan bumbu kelapa seperti serundeng tetapi ada rasa gurih dan seperti black pepper. Selain kepiting asap, ya namanya juga restaurant seafood seperti biasa tersedia menu-menu seperti cumi goreng tepung, udang saus telur asin dan lain2. Harga makanan disini mungkin sedikit lebih mahal daripada resto seafood lainnya di kelapa gading. Tetapi menurut saya itu wajar karena tempat nya sendiri cukup nyaman karena indoor dan ber-AC, agak berbeda dengan restaurant seafood2 lainnya di kelapa gading yang biasa area nya tanpa AC.

Common Grounds yang terletak di Citiwalk memiliki interior yang bagus, lebih bagus dari restaurant2 umumnya di citiwalk. Style restaurant nya seperti coffe shop dengan design sedikit vintage dengan model dinding batu bata berwarna putih. Counter barista nya juga cukup menarik karena di letakan di tengah tengah restaurant. Untuk menu makanannya di dominasi dengan western breakfast seperti Egg Benedict dan Tunisia Shakshouka. Dari menu yang saya coba, saya suka egg benedict dan tunisian shakshouka nya. Untuk Egg Benedict nya tingkat kematangan telur nya pas, jadi ketika kita potong telurnya, there will be a perfect melting yolk, tapi tidak berasa amis.. Perfect match with the hollandaise sauce dan sauted mushroomnya. Untuk yang mulai bosan dengan egg benedict karena menu ini cukup hype belakangan ini, bisa mencoba Tunisian Shakshouka. Berisi sunny side up eggs, dengan spicy sausage di sajikan dengan bumbu tomat, menurut saya enakk juga.. Selain kedua menu tadi, saya juga mencoba Truffle Salmon Sramble Egg dan Breakfast Burito tentunya di share-share dengan teman lainnya. Cukup rekomended untuk yang sedang ingin breakfast ala-ala bule, western food maksudnya.. :)

Lokasi restaurant berada di lobby Hotel Kosenda, boutique hotel yang berada dekat kawasan Tanah Abang. Tempat parkir di sini agak sempit, jadi kalau kita bawa kendaraan biasanya langsung dibantu petugas hotelnya untuk vallet parking. Suasana resto cukup nyaman dan sangat nicely decorated dengan kesan sedikit vintage tapi feels like home, ditambah wangi aromateraphy jasmine seperti resto makanan peranakan lain yang cukup terkenal. As expected Beberapa menu yang saya coba: Laksa, Chicken Hainan Rice, Nyonya Fish, Green Curry. Menurut saya enak semua untuk menu2 ini, tapi untuk porsi memang tidak terlalu besar. The bad news is harga nya cukup mahal untuk tipe peranakan cuisine, mungkin karena tempat nya juga ya yang berlokasi di hotel. Untuk main dishes nya mostly starting from IDR 75,000 an. Untuk menu dessert nya juga menurut saya agak kurang untuk yang saya coba pandan cake dan lemongrass flan. Bad experience waktu mencoba pandan cake nya yang mengandung cream, cream nya agak basi sehingga agak asam rasanya. Tetapi waktu kita complain, waiter nya cukup bertanggung jawab dan menggantinya dengan dessert apapun yang kita mau, dan juga menambahkan satu additional compliment dessert for free. Jadi cukup puas dengan main dishes nya dan venue nya saja deh.. Overall impressed dengan tempat nya yang bener2 cozy..

Untuk penggemar bakso, wajib mencoba bakso Akiaw ini. Ruko nya terletak di ujung jalan Mangga Besar yang ke arah Harmoni. Karena daerah nya cukup padat dengan restaurant lainnya, kita bisa bertanya ke tukang parkir di daerah tsb ketika mencari tempatnya. Untuk menu unggulan tentu saja bakso sapi nya, bisa dipilih mau disajikan dengan mie, bihun atau kwetiaw. Tetapi untuk saya sendiri, saya lebih suka lagi dengan daging sapi nya dengan kuah. Irisan daging nya sangat rempuk dan rasa nya pun manis (manis sari daging sapi maksudnya) dan kuah nya pun enak dan gurih. Sangat puas setiap kali makan disini biarpun harus berpanas-panasan sedikit karena ruko nya tidak ber-ac dan selalu ramai sehingga kita harus berbagi meja panjang dengan pengunjung lainnya. Saya sudah beberapa kali merefer ini ke teman-teman, dan mereka pun ketagihan untuk datang ke sini lagi.. =D

Martabak 65A di kawasan Pecongan ini sudah lama terkenal. Tetapi sejak ada trend Martabak Nutella dan Toblerone, tempat ini semakin ramai dengan pengunjung karena katanya awal mula trend Nutella dan Toblerone itu di mulai dari sini. Saya juga jadi tertarik untuk berkunjung ke Martabak 65A ini karena mau mencoba martabak toblerone nya. Karena saking ramai nya, sekarang para pengunjung di kasih nomor antrian pd saat memesan martabak, jadi kita bisa pergi nongkrong ke tempat lain dulu kalau nomor antrian kita masih lama. Untuk jenis martabak toblerone ini harganya cukup mahal Rp 85,000 sedangkan nutella 95,000. Setelah mencoba, saya langsung berpikir martabak rasa toblerone ini over-rated. Saya tidak bisa merasakan bahwa itu coklat toblerone, menurut saya ya rasanya ya hanya coklat manis saja, beda kalau kita pesen martabak coklat yang pakai coklat meises itu menurut saya lebih wangi coklat nya. Jadi next time saya ke sini saya akan back to the classic martabak coklat kacang wijen saja yang jelas lebih enak dan lebih masuk akal harganya.

Sudah lama tidak mengunjungi Kitchenette karena jujur gak termasuk dalam list saya untuk proper lunch or dinner karena menu utama disini biasanya adalah galletes nya atau semacam crepes dengan savoury topping yang menurut saya kurang mengenyangkan. Tetapi awal tahun ini saya tertarik untuk mengunjungi Kitchenette lagi karena mendengar rekomendasi dari teman bahwa ada menu baru yang enak, Grandma's Chicken Casserole with Creamy White Wine Cream Sauce. Setelah saya coba, memang ternyata enak (sesuai dengan tampilannya) potongan ayam yang di goreng dengan tepung agak crispy dengan bumbu creamy yang gurih. Tapi karena isi nya ada beberapa potongan ayam dan bumbu agak creamy better di share dengan teman agar tidak eneg. Overall saya puas dengan kunjungan kali ini..

Saya coba no 38. Kalau no 38 ini menggunakan shave ice dari soy milk atau susu kedelai. Untuk yang suka susu kedelai, mungkin akan suka dengan no 38. Tapi saya sendiri kurang suka dengan aroma susu kedelai. Selain bubble dessert, di sini juga banyak menu dessert lainnya, seperti minuman bubble tea, atau hot sweet dessert yang berbentuk soup seperti almond soup atau black sesame soup. Untuk harga menu no 38 itu sekitar IDR 38-40rb, tetapi porsi nya cukup besar bisa untuk di share berdua..

Saya berkunjung ke Cut The Crab karena tertarik dengan kepopuleran resto ini yang menyajikan makanannya di atas meja langsung tanpa piring sehingga terlihat seru. Sesampainya di sana, biarpun belum pas jam makan/dinner antrian pun masih terlihat. Ketika sudah dapat tempat, saya dan teman2 pun langsung memesan kepiting jumbo yang yang terkenal. Bumbu yang tersedia hanya dua macam yaitu original dan garlic. Karena ingin mencoba keduanya kami pun mengkombinasi, untuk pesanan kepiting dengan bumbu original sedangkan untuk pesanan satu lagi untuk aneka seafood nya (berisi udang, saus tiram dan jagung) dengan bumbu garlic. Untuk kepiting satu porsi hanya 1 ekor, tapi ukurannya cukup besar untuk di share sekitar 2-3 org. Rasa bumbu orginal nya agak spicy. Sedangkan untuk bumbu garlic lebih ke butter-y. Sesuai yang saya sebut sebelumnya, makanan tiba dalam satu plastik di dalam bucket kaleng, yang lalu di buka dan di tuang ke atas meja yang sudah di lapisi plastik. Setelah makan, pelayan akan mudah membersihkan meja nya karena hanya perlu membuang/mengangkat seluruh alas meja nya tanpa perlu mencuci piring. Kita pun diberikan semacam celemek untuk makan agar bumbu tidak terkena di baju. Was a unique experience tapi untuk rasa untuk saya bumbunya kurang cocok di lidah. Harga pun agak mahal, untuk dua porsi plus es teh yang kami pesan, total seharga lebih dari 300rb rupiah. Saya personally lebih suka hidangan seafood di resto standard yang di saus padang/saus tiram/saus lada hitam..