Maya

Lokasi si Tokyo Skip Jack ini jadi satu tempat dengan salah satu supermarket jepang, Cosmo. Mnrt saya sih tempatnya agak kurang nyaman ya, bs pilih di depan tanpa ac, atau di dalam dengan ac, di sisi pinggiran supermarket nya gt. Untuk steak nya saya cb King of Steak, ini US beef 500gr yg di grill dengan tulang di tengahnya. Gede banget tp empuk koq. Satu lagi saya cb New Zealand tenderloin, enak juga tp nothing special. Yg paling berkesan itu si side dishnya, Green Salad with Japanese dressing, isinya tuh bayam jepang yg di kasi bumbu vinegar, fresh banget kyk crispy gt sayurnya, bikin nagih. Uniknya di sini bnyk bgt jenis saucenya, selain saus2 std kyk bbq atau mushroom, di sini ada saus honey mustard, coffee bbq, japanese chimichurri, dan wasabi butter. Tapi saya agak kecewa dengan pelayanannya, agak lama ngeluarin makanannnya, pdhal udah laper banget pas sampe sini. 

Dessert di sini semua basenya dari chocolate, tp yg bikin unik itu, plating nya yg unik2 dan bagus2. Feast to the eyes banget, jadi sayang buat dimakan. Tabanan chocolate farm nya berisi chocolate mousse, chocolate caviar, dan coklat yg di bentuk kyk tanah, dan jenis2 coklat lainnya dan ada foam dari chocolate juga. Enak ini, paduan berbagai jenis dan bentuk coklatnya dari yang solid, cream, dan foam bs nyatu pas di makan.. Saya juga pesen Another Egg "No". Sesuai namanya bentuknya kyk telor, lucu banget dengan passion fruit gel jadi kuning telornya, white chocolate pannacota jadi putih telornya dan dark chocolate jadi cangkangnya. Tapi yang bikin rasanya aneh buat saya itu taburan chili soil di sekitarnya. Karena saya gak suka pedes, jadi untuk rasa saya lbh suka yang tabanan chocolate farm nya. Satu lagi, saya agak kecewa dengan churrosnya. Lebih enakan churosnya churreria..

Tempat ngopi yg satu ini luas banget di banding coffee shop2 lainnya yang biasanya kecil2. Di sini malah di bagian lantai duanya di buat partisi beberapa ruangan yg bs di gunakan untuk meeting room, tapi di kenakan biaya minimum order tergantung ukuran ruangannya. Untuk pelayanan agak kurang krn waktu saya datang tempatnya agak full dan semua waiternya sibuk dan ga ada yang membantu untuk mencarikan tempat. Ketika saya keluar lagi malah tukang parkir yang kasi info kalau masi ada tempat lt 2. Untuk minumannya saya pesan ice latte, yang turns out biasa aja buat saya. Ya ok rasanya tapi tidak terlalu berkesan, mirip2 dengan coffee shop lainnya. Mungkin next time saya hrs cb untuk hot coffee nya yang keliatannya lebih enak. Desain tempatnya sendiri minimalis dan bikin betah untuk duduk berlama.

Menu yang saya pesan kali ini Rosticciana Alla Griglia (145rb), grilled pork ribs yang disajikan di atas mashed potato dengan bumbu gravy sauce. Daging pork ribs nya enak dan empuk, tetapi karena penyajiannya di atas mashed potato jadi agak sedikit basah dan kurang crispy untuk bagian luar nya. But overall the taste was great. Untuk minuman, bisa coba Flavour Tea Ocha nya, biarpun namanya Ocha, bentuk dan rasa nya beda jauh dari Ocha2 di resto Jepang biasanya. Ocha di sini seperti ice green tea yang di sajikan dengan tambahan ice cream sorbet, jadi rasanya manis tapi segar. Biarpun harga resto nya agak mahal, tapi sesuai dengan rasa makanan dan suasana resto nya. Worth to try..

Baji Pamai ini adalah restoran khas Ujung Pandang yang terkenal dengan bakmi dan nasi goreng merah nya. Resto nya cukup simple hanya di deretan ruko-ruko boulevard kelapa gading, tetapi sudah ber AC dan cukup bersih. Untuk menu rekomended tentu saja bakmi nya. Beda dengan bakmi pada umumnya, bakmi ujung pandang ini size nya gak lebih tebal dari bakmi biasa nya dan tesktur nya agak lebih keras. Untuk menu bakmi pangsit special, toping nya lengkap dari potongan daging ayam dan babi merah plus pangsit goreng dan rebus. Untuk ukuran porsi ada dua, besar dan kecil. Selain bakmi untuk penggemar nasi, ada nasi goreng ujung pandang. Berbeda dengan nasi goreng biasanya, nasi goreng ujung pandang itu berwarna merah dari saos tomat khas yang di gunakan dengan toping ayam, babi, udang dan bakso ikan. Harga bakmi nya cukup terjangkau, plus minum es teh tidak sampai 50ribu. Perut kenyang, dompet pun nyaman.:)

Paulaner Brauhaus adalah bar and resto ala Jerman yang sangat terkenal di Jakarta, tepatnya di Grand Indonesia. Karena kondisi mall Grand Indo yang sedang di renovasi untuk bagian east mall, akses ke Paulaner agak terbatas. Untuk akses terdekat kalau dari dalam mall menurut saya itu melaluio dari lift di depan toko buku Gramedia atau melalui di eskalator di dalam toko buku tersebut. Sedangkan kalau dari lobby, bisa menggunakan lift dari Shinta lobby. Straight to the food, saya dan teman2 mencoba Paulaner platte seharga 275rb, yang porsi nya cukup besar bisa di share untuk sekitar 2-3 orang. Isi Paulaner platter cukup banyak macamnya, dari pork chop, beberapa jenis sosis dan di tambah dengan cripsy pork knuckle nya yang terkenal, dengan side dishes mashed potates. Untuk pork knuckle nya so yummy, crispy untuk bagian kulitnya, dan empuk untuk bagian daging nya. Tetapi untuk aneka sosisnya menurut saya biasa saja. Karena saya pergi ber empat, maka kami pun memesan satu menu lagi untuk di shared, sesuai dengan rekomendasi dari waiternya, Char Grilled Pork Neck Steak seharga 95rb. Menu ini menyajikan daging pork bagian leher yang sudah di marinated dengan beer selama satu hari sebelumnya, dengan tambahan mustard butter, home made potato salad plus saus gravy yang gurih. Daging nya empuk dan sausnya nya pun enak, tetapi saya kurang suka potato salad nya karena agak asam. Untuk minuman, karena germany bar terkenal dengan beer nya, kami pun mencoba lychee flavour beer. Karena rasa lychee nya kurang terasa, saya pun meminta tambahan lychee syrup yang di gunakan untuk flavoring nya, hasilnya memang jadi agak manis :D. Untuk situasi, karena kami pergi di hari Jumat malam, agak sedikit crowded jadi pelayanan agak sedikit lambat. Selain itu ada live music juga. Cocok untuk yang suka dengan keramaian di malam jumat, tapi kalau yang tidak suka mungkin bisa memilih hari lain yang lebih sepi. :)

Chicken Pong ini terletak di kawasan SCBD yang mengarah ke Senopati, di lantai 2 atasnya resto korea Arang 22. Sesuai dengan nama resto nya, menu yang ada di sini itu kebanyakan menu ayam yang di baked ala-ala Korea. Untuk makan di sini better ramai2 dengan teman2 karena untuk satu porsi saja cukup banyak potongan ayam nya untuk di share 3-4 orang. Menu yang saya coba itu adalah Baked Oven Chicken. Daging ayamnya lembut dan tidak begitu berminyak. Rasa nya pun enak dan gurih seasoning nya cukup terasa. Untuk info aja kebanyakan orang disini makan ayamnya itu di gado, jadi tanpa nasi. So jangan expect seperti ke fast food2 ayam goreng ya ;p, biasanya baked chickennya hanya di sertai dengan side dish salad ala-ala korea. Selain baked chicken nya, masih banyak menu ayam dengan bumbu2 lainnya yang menarik tetapi karena saat itu saya cukup kenyang dan harus menghabiskan satu porsi ayam yang cukup besar berdua, jadi hanya mencoba menu yang satu itu. Sesuai dengan concept resto nya yang mirip2 bar, disini juga terkenal dengan beer nya, even di setiap meja di sediakan tempat untuk menaruh botol or gelas beer agar tetap dingin, Wow. Selain itu pada saat menunggu makanan datang pun kita di berikan free snack. Untuk pecinta makanan korea yang bosan dengan korean bbq, boleh lah berkunjung kemari untuk menikmati ayam dan beer nya, cocok untuk tempat ber TGIF ria.. :D

Walapun namanya kedai, tetapi lokasi Kedai Kurcaci ini berbentuk ruko di kawasan boulevard Kelapa Gading. Restoran cukup rapih tapi tanpa AC. Menu makanan disini adalah kuliner dari daerah Bandung, seperti batagor, siomay, mie kangkung, bubur ayam, yamien dan wedang ronde. Untuk harga makanan sangat terjangkau mulai dari 15ribu an dan kurang dari 30 ribu. Jadi untuk memesan satu menu makan plus minuman hanya sekitar 30rb an. Karena menu makanannya simple-simple, pelayanannya pun cepat. Sekitar 5 menit pesanan makanan sudah siap di meja untuk di santap. Untuk mie kangkung rasa nya ok, tapi not so special. Daging nya kurang banyak :p dan rasa kuah nya kurang gurih, lebih ke arah manis. Untuk batagornya enak, garing untuk pangsit nya, bumbu kacang nya pun pas rasa nya. Beda dari batagor abang-abang yang kebanyakan tepung, batagor di sini lebih terasa ikannya. Jadi kalau kangen kuliner bandung, gak perlu jauh-jauh ke bandung, bisa ke kedai kurcaci ini..

Restaurant Yakoya berada di Gedung Plaza Bumi Daya di belakang hotel Mandarin di lantai 30. Jadi kalau kita pergi di malam hari, bisa minta tempat di dekat jendela nya supaya bisa melihat view city lights Jakarta. Special menu nya di sini adalah all you can eat shabu-shabu tetapi seluruhnya adalah khusus daging sapi (tanpa aneka seafood), dengan tambahan sayur-sayuran. Daging sapi nya di iris tipis-tipis dan di sajikan di satu piring besar. Kalau satu piring sudah habis kita bisa meminta tambahan satu piring lagi dan seterusnya. Karena daging nya khusus untuk shabu-shabu tentu saja daging nya empuk dan tidak alot, karena daging nya kualitas import. Untuk kuah shabu-shabu nya selain rebusan air daging sapinya, kita diberikan satu mangkuk berisi semacam kecap encer tapi rasa nya sedikit asam. Untuk pertama kali makan mungkin agak aneh, tapi lama-lama akan terbiasa malah saya ketagihan. Kuah ini bisa di tambah dengan daun bawang, bawang putih, lobak, dan cabai tentunya biar makin enak. Sekali makan untuk sekitar 2 orang, saya dan teman bisa menghabiskan 7-8 piring besar daging sapi nya sebelum akhirnya menyerah.. :D