Darsehsri

Ketika tau kalau resto kecombrang ini by Ritzeky, tanpa ragu saya dan teman mampir buat makan sore. Dari segi interior biasa aja, ngga istimewa, pasti yang baru singgah disini bilang resto biasa tapi makanannya pricey, padahal kalau udah coba pasti merasa worth it.

Menu yang ditawarkan selain menu indonesia juga ada menu makanan western.

Nasi Goreng Kecombrang (75k)
Saya request pedas, datang dalam piring yang menyerupai mangkok soup, terlalu kecil sehingga kelihatan kurang cantik dari segi tampilan plating. Tapi dari sisi rasa, enak banget, kecombrangnya cukup banyak, bumbunya enak, ayam gorengnya juga istimewa.

Canelloni (60k)
Menu ini bikin saya nunggu hampir sejam, bahkan nasi goreng kecombrang pesanan teman sudah habis. Untungnya rasa canelloni cukup enak, setiap pastanya berisi creamy spinach, lalu diberi topping potongan ayam dan keju mozarella juga garnish peterseli. Menurut saya yang kurang pas adalah bumbu ayamnya, pakai bbq sauce, cmiiw, enak tapi kurang ngeblend sama canelloni yang identik dengan sauce creamy.

Semakin hits deh halaman belakang, sekarang ini selain menjual menu seafood untuk makanan beratnya, es kopi susunya juga layak di coba, ngga main-main, rasanya enak.

Kemarin selain beli es kopi susu, juga beli calamari fries, wadahnya pakai mini sangku, gemesin. Calamarinya sudah pasti enak, karena olahan seafood disini memang enak enak.

Asyik banget nongkrong di area halaman belakang yang rindang, pepohonannya makin tinggi, jadi semakin teduh, apalagi kalau datangnya menjelang sore. Area tempat duduk antar pengunjung di beri jarak, sebelum masuk juga disediakan tempat cuci tangan.

Tampilan luar fanaticoffee aja udah terlihat vintage, menempati bangunan tua di area pedestrian surya kencana bogor. Begitu masuk, kita bakal di sambut beragam perabot vintage juga desain interior menarik, disini banyak jendela bulat yang instagenic buat jadi latar foto ootd.

Bagian coffee bar menyatu dengan smoking area, sementara bagian lebih dalam area non smoking, sedikit lebih gelap tapi tetap cakep.

Saya pesan Kopi Gurih, ini kopi susu creamy versi fanaticoffee, enak. Sudah enak ditambah satu scoop ice cream vanilla lembut, makin enak deh.
Teman saya pesan cookies blend, lupa namanya apa, kurang lebih cookies yang di blend bareng susu, enak, cocok buat yang pengen minuman non coffee.
Buat cemilan pesan risol mayo, ini juga cukup enak, kulitnya agak tebal, bikin kenyang.

Ngga terasa sudah tiga kali mampir resto ini, sesuka itu memang sama yang namanya se'i sapi, meskipun ngga terlalu otentik tapi rasa se'i sapi kana masuk di lidah saya.

Tempatnya di sebuah ruko, pelayanan cepat dan ramah ramah staffnya. Posisi ruko agak menjorok ke dalam, memberi ruang lahan parkir buat pengunjung.

Disini tersedia se'i sapi, se'i ayam dan se'i lidah dengan lima pilihan sambal yaitu sambal matah, rica rica, lombok ijo, lada hitam dan sambal lu'at.
Favorit saya se'i sapi dan se'i lidah dengan sambal lu'at. Dagingnya empuk, smokey dan bumbunya meresap, cocok pakai sambel lu'at yang pedas asam karena perpaduan jeruk nipis dan daun kemangi.
Biasanya saya pilih nasi jeruk wangi buat pelengkap karbonya, setiap menu juga udah dilengkapi kuah gurih dan oseng daun pepaya sedap.

Salah satu tenant yang ada di area taman budaya, tempatnya cukup asik buat nongkrong. Bagian outdoor paling nyaman karena di bawah pepohonan rindang, tapi karena full pengunjung jadi saya dan teman duduk di dalam.

Yang paling menarik perhatian pertama kali jelas gelatonya, saya pesan dua scoop, mango dan coffee, keduanya enak.
Selain itu pesan juga bakso kuah, nah ini kuahnya biasa aja tapi baksonya enak, sambelnya juga pedas.
Di tengah sesi makan baru lihat menu infused water yang nampak cantik dalam jar tinggi, rasanya segar banget, sayangnya ngga bisa refill karena menurut staffnya harus nunggu dua jam, baaiikk.

Menuju The Melchior sudah pasti masuk melewati pintu 1 kebun raya bogor, konon bangunan bergaya kolonial ini dulunya tempat tinggal scientist dr. Melchior dan direktur kebun raya bogor pertama, sekarang sudah dirubah jadi boutique hotel.
Selain hotel, disini juga ada resto yang bisa dikunjungi pengunjung yang ngga menginap disini. Saya paling suka bersantap di area lobby, pemandangannya langsung ke arah taman, rasanya kaya jaman baheula. Kalau mau lebih formal, bisa pilih di bagian dalam resto, ada pula private room yang kental sekali suasana jadoelnya.

Makan siang disini cukup berkesan, meskipun saat itu pelayannya sedikit karena sedang dalam masa pandemi jadi masuknya bergiliran.
Menu yang ditawarkan tentu saja menu makanan indonesia, meskipun ekspektasi saya ada menu ala holland juga hehe.

Overall menu makanan yang saya pesan enak semua, terutama Nasi Goreng Kambing, Colenak dan Sate kambingnya. Harga makanan dan minuman juga terjangkau, semua di bawah 100k, padahal rasanya sudah memenuhi syarat makanan hotel bintang lima plus penyajian cantik.