Marissa Setiawan

Siapa bilang untuk makan wagyu kita harus mengeluarkan uang yang cukup banyak?Di Holycow kita sudah bisa mencoba rasa wagyu dengan harga yang relative murah. Menu favorit saya adalah wagyu sirloin. Dagingnya empuk dan berlemak. Yummy deh! Bikin ngiler.Untuk suasananya yang di Jalan Sabang, menurut saya terbilang cukup asik. Kebetulan letaknya di rooftop dan bisa pilih indoor maupun outdoor. Cocok nih buat yang demen nongkrong-nongkrong bareng temen rame-rame. Harganya juga ga bikin kantong bolong.  

Kalau ngidam makan pancake, ini tempat yang haru didatengin. Pilihan rasanya banyak. Pancake yang disajikan ga Cuma disajikan sebagai dessert aja, tapi ada juga yang disajikan dengan makanan seperti makanan berat. Suasananya juga lumayan asik buat santai. Selain pancake, resto ini juga menyajikan waffel dan main menu seperti pasta

Resto yang letaknya di Pluit ini lebih cocok untuk makan sama keluarga sih. Suasananya cukup santai dan cocok untuk menghabiskan waktu dengan keluarga. Makanan yang disajikan kebanyakan adalah Chinese food. Resto ini juga menyajikan dimsum. Menurut saya Tom Yum Noodle nya cukup enak dengan porsi yang lumayan besar. Harganya juga ga begitu mahal.

Biasanya kalau ke Fish & Co menu yang saya pesan ga jauh-jauh dari ragam Fish and Chips yang ditawarkan. Karena mau coba menu lainnya, saya mencoba untuk makan platter yang disediakan. Platter yang disediakan cukup banyak dengan beragam pilihan. Platter yang ditawarkan juga beragam porsinya, tidak cuma untuk sharing, tapi ada juga yang untuk personal. Saya mencoba menu Fish & Co Platter For 1. Menurut saya menu tersebut enak dan cukup mengenyangkan. Makannya juga ga bosan karena ada bermacam-macam seafood seperti ikan, cumi dan udang. Puas deh makannya. Untuk suasana untuk outlet yang di Pacific Place menurut saya cukup asik. Dekorasinya juga lumayan okeh. Boleh lah buat yang kepengen seafood.

One of my favourite food in town! Itu hal pertama yang langsung ada di otak saya setiap kali denger bubur Bun Ong. Yang buat saya hobi bolak-balik ke resto ini bukan karena buburnya, tapi karena chasio garing madu. Buat yang ga tau apa itu chasio, chasio itu adalah daging babi yang warnanya merah. Chasio garing madunya enak banget. Madunya ngebuat rasa chasio yang biasa aja menjadi luar biasa. Menu ini ga pernah absen setiap kali saya datang ke sana. Untuk memakannya saya lebih prefer dengan nasi hainam dibandingkan dengan bubur. Untuk suasana, lebih ke suasana restoran keluarga. Restonya yang di Kota relatif tidak begitu ramai jadi setiap kali dateng pasti langsung dapat tempat. 

Tempat yang satu ini sebenernya sudah lama ada di Jakarta. Tapi outletnya yang dulu hanya outlet kecil dan hanya bisa pesan untuk dibawa pulang. Tapi belakangan ini, saya perhatikan di beberapa mall di Jakarta Auntie Anne’s membuka outlet yang lumayan besar dan menyediakan tempat duduk untuk menikmati pretzel nya yang enak ini. Menurut saya, dari semua pretzel yang disajikan, yang paling enak adalah pretzel dengan toping gula pasir. Meskipun terlihat sederhana, tapi rasanya luar biasa. Less is more! Selain langsung dimakan begitu saja, kita juga bisa makan dengan saus yang dijual terpisah. Okeh juga kok rasanya.

Tempat yang satu ini sih oke banget suasananya buat tea time! Dikelilingi dengan tabung yang berisi berbagai macam teh yang ditawarkan dan disertai dengan berbagai macam makanan, khususnya makan kecil yang menggugah selera yang bikin kita bersemangat untuk ngeteh. Sayangnya resto yang satu ini tempatnya tidak cukup besar untuk menampung animo masyarakat yang ingin mencobanya. Karena masalah space juga yang menyebabkan jarak satu meja dan meja lainnya tidak begitu jauh. Untuk makanan, selain menawarkan teh dan makanan ringan, TWG juga menawarkan makanan berat yang menggunakan teh dalam penyajiannya. Untuk rasa sebenarnya biasa saja, tapi pengalaman untuk tea time di sini sih oke lah untuk di coba. Pelayannya juga ga senggan untuk memberikan rekomendasi apa yang sebaiknya dipesan. Berasa jadi orang British deh dalam sehari sembari bergosip-gosip ria dengan teman sambil minum-minum cantik!

Tea Machiato? Ga salah? Machiato kan kopi! Itu sih yang terbersit di otak saya pas pertama kali teman saya memperkenalkan Koi Cafe ke saya. Di tengah pertarungan Milk Tea yang sudah menjamur di Jakarta, keberadaan Koi di Jakarta seperti angin segar yang membawa warna baru untuk ragam minum dengan menggunakan teh. Jadi mirip dengan coffee machiato, teh dan susunya tidak dicampur langsung, melainkan terpisah seperti machiato. Untuk meminumnya juga tidak menggunakan sedotan. Kita diberikan cutter kecil untuk membuat irisan di pojok gelasnya dan meneguknya langsung dari gelas tersebut. Nantinya teh dan susu tersebut akan terminum dengan sendirinya saat meneguk minuman tersebut. Minuman yang satu ini patut dicoba. Very recommended!

Nasi goreng merah? Ga salah?! Mana ada nasi goreng merah. Yang ada kan nasi goreng coklat. Well, ternyata ada lho nasi goreng merah. Warnanya litteraly merah. Ternyata nasi goreng ini juga makanan khas Makassar. Saya ga begitu tau warna merahnya itu karena apa, tapi yang jelas rasanya lumayan enak. Meskipun rumah makan ini terletak di perumahan dan sebenernya lokasi yang dipake juga adalah rumah biasa, namun lumayan banyak juga lho orang yang datang jauh-jauh sampai ke Kelapa Gading hanya untuk makan di sini. Meskipun tanpa AC, rasa dan porsinya yang bisa dibilang lumayan banyak dan bisa buat sharing ngebuat rumah makan ini lumayan terkenal. Well, boleh dicoba kalau penasaran seperti apa sih nasi goreng merah itu. Skalian mengenal kuliner Nusantara kita juga kan.