Agnes

Cafe ini terhitung mungil, ga menampung banyak orang dan dari bentuk gelasnya yang disegel, kayaknya sengaja dibuat untuk takeaway.

Dekornya lucu-lucu, bikin adem liatnya. Mereka juga jual lilin-lilin aromatherapy homemade gitu.
Koko yang jaga rekomendasiin Sea Salt Caramel dingin di hari yang terik waktu itu. Karena tertarik dan review2 sebelumnya pada bilang enak, jadi oke aja.
Rasanya memang unik sih. Ada gurih manisnya, kopinya terasa juga. Tapi sayang agak kebanyakan es. Harganya ga mahal ga murah. Karena BOGO ya murah lah ya.
Mungkin kapan2 akan balik lagi untuk cobain hot coffeenya

Kesini karena dapat kupon dari PergiKuliner. Beli 3 scoop bonus waffle. Berhubung gw ga terlalu demen rasa aneh2, terpilihlah 3 rasa: extra noir, thai tea, lemon sorbet. Suka banget sama ketiganya. Eskrimnya padat, manisnya pas.
Untuk thai tea dan extra noir bahkan ga terlalu cepet cair, gw notice waffle mereka ga terlalu panas tapi tetep empuk dan enak dimakan.
Tempatnya ternyata pewe dan rangkap kafe, jadi ga cuma sedia eskrim aja. Ada coffee, tea, dan pastry juga. Kapasitas duduknya juga cukup lega dan banyak colokan. Bisa banget kalau mau nongkrong.
Mau balik lagi

Toko mungil ini gampang kelihatan dari jalan dengan warna kanopinya yang ungu terang. Selain bakpao, ada jual beberapa kue dan es krim homemade macem2 rasa juga.
Bakpaonya isi macem2 dengan harga 5rb-6rb, ada yg isi babi juga. Gw cobain yg isi Ayam Jamur, rasanya cenderung manis. Bakpaonya lembut banget.
Untuk eskrimnya iseng nyobain greentea, agak kemanisan sih, tapi teksturnya gw suka, padat gitu. Kapan2 mau coba lagi yg lain.
Yang jual sekeluarga gitu, ramah banget. Di dalem toko ada 2 meja jadi bisa makan di dalem kalau mau.

Buat yang pernah lewat RM Pangeran pasti udah nebak dari luar aja keliatan muahal. Wah, ga sebanding pas udah masuk ke dalem, interiornya bagus banget dan ga kayak Rumah Makan seperti namanya. Tapi karena pada bilang enak yaudah hajar ajalah.
Berhubung ga makan terlalu banyak dan aneh2, gw dan suami langsung pesen nasi rames aja, tambah sate padang dan ati ampela pesenan suami. Ga bohong, semuanya enak-enak. Imho lebih enak dari Padang mahal yang di karawaci hahaha
Porsi nasinya banyak, cabe ijo pedesnya enak, bumbu rendangnya juga enak. Sate padangnya empuk, tapi bumbunya kurang nendang dikit.
Tapi teteplah ya, RM Padang gini aqua 330ml aja bayar 4000. Terus yang agak mengganjal dan ga sesuai sama citra tempatnya yang mewah, bon/struknya ditulis tangan, ga dicetak pake mesin kasir coyyy. Nah, pas gw liat2 totalan makan kita sebelum pajak 83ribu, pake ppn 10% dibikin 8000 aja.
Balik lagi ah kapan2

Buat yang suka Magal mungkin akan notice ada dua jenis Magal. Yang satu ada warna kuning di logonya dan yang satu lagi nggak. Yang ini claim "real magal" dengan logo warna kuning. Ga tau juga sih ada cerita apa dibalik kedua brand ini.
Eniweyyy, karena baru buka dan ada promo diskon 15% sampe akhir Juni, mampir deh kesini untuk makan malam. Rukonya free parkir juga. Outlet di sini ada 2 lantai jadi cukup banyak kapasitasnya.
Pesen Dwaeji Jjigae dan Maecom Galmaegi. Untuk Jjigae seperti biasa paketan sama nasi.

Dwaeji Jjigae: Pork soup dengan sup merah, mungkin kimchi. Rasanya sedikit pedes, cenderung asam gurih. Seger dan nagih. Enak banget dimakan sama nasi.
Maecom Galmaegi: Pork marinated spicy. Empuk-empuk, ga pedes, gurih, dan ga berlemak. Recommended pokoknya.
To be honest, gw ga menemukan perbedaan signifikan antara 2 brand yang senama ini. Yang ini cenderung lebih strong rasa bumbunya. Ga beda jauh intinya. Lalu kayaknya harganya mahalan di sini deh.
Service sih bagus. Ramah banget. Sayangnya pas dateng banyak serangga2 gitu.

Konsep makanannya khas German, banyak daging-daging dan grill, lengkap sama pilihan beberapa beer. Karena kesini rame-rame jadi icip icip banyak.
Yang jadi menu utamanya Pork Knuckle, harus dipesan sebelumnya lewat telepon karena masaknya lama. Ternyata gw ga doyan-doyan amat. Babi nya dipanggang tapi terlalu kering, jadi agak alot dan seret dimakan. Disajikan bersama mustard dan semacam salad dari kol.
Ada juga fillet tenderloin, ini steak sapi pakai saus mushroom. Lumayan enak tapi ya mending ke steak house aja.
Kassler, ini sirloin babi dipanggang asap. IMHO ini lebih enak daripada pork knuckle, karena rasanya smokey dan ga terlalu kering. Bisa pilih side dish, gw pilih mashed potato. Rasanya banyak lada, tapi gw suka.
Ada juga pesenan temen, sepiring ada 3 jenis daging panggang: babi, ikan, sapi. Ini enak dan sausnya semacam garlic butter. Recommended sih ini.

Mac & cheese nya classic, tapi dari dulu gw juga biasa aja sih sama mac&cheese jadi ya gitu deh. :p

Ada juga side dish lain kayak Spicy Wings yang beneran spicy dan Sausage Salad.
Minumannya ga harus beer, gw pesen kiwi smoothies dan enak kok.
Overall, tidak seenak yang gw bayangkan. Dagingnya mostly kering. Buat yang doyan daging oke sih, tapi gw pribadi merasa seret kebanyakan makan daging.

Dengar tentang Tutup Panci ini udah cukup lama dan feedbacknya rata2 positif. Yang gw ketahui adalah mereka platingnya bagus dan harganya terjangkau.

And it's true!
Jadi bistro ini punya kapasitas yang lumayan bahkan ada 2 lantai, cocok banget di booking buat acara kecil-kecilan. Dekorasi dan suasananya kece, serasa kafe-kafe di Jaksel. Bistro ini letaknya dekat dengan gerbang masuk ke perumahan gitu, jadi ga keliatan dari jalan utama.
Here's what I ordered:
Mr. Freeze Coffee

Coffee cubes disiram susu. Rasanya enak! Kopinya berasa dan tidak overpower ke rasa susunya. Suka
Hawaiian Chicken

Ayam panggang disiram saus BBQ, ada ham, dan nasi yang sudah dibumbui gurih. Ayamnya agak keras dan kering. Nasi enak karena gurih. Lain kali mau coba menu lain deh.
Mereka punya spot parkir sendiri jadi kalau ga full ga perlu parkir di pinggir jalan. Next time mau lagi kesini!