Agnes

Makan siang kali ini disponsorin kupon B1G1 dari Pergikuliner!
Mr. Hungry ini nebeng tempat di No. 27 Coffee, jadi pesan di kasir, nanti mereka antarkan dari lantai atas.

Pesanan kami ada Ayam Sambal Matah dan Ayam Saos Padang.
Dua-duanya waktu datang masih hangat, jadi enak banget rasanya. Tau dong nikmatnya pedes-pedes gurih dimakan sama daging ayam dan nasi hangat?

Daging ayamnya cukup empuk dan makannya ga ribet karena semuanya boneless.

Kekurangannya buat saya cuma satu sih, penyajiannya untuk makan di tempat mestinya pakai mangkuk dan sendok biasa aja yang bisa dicuci, karena menurut saya pribadi sendok plastik itu rapuh banget, enakan pakai sendok logam supaya lebih gampang potong-potong ayam. Lagipula, ga nyampah juga kan .

Buat yang doyan makanan korea tapi bukan bakar-bakaran, bisa coba mampir ke sini. Letaknya di atas Chung Gi Wa, yang punya masih sama tapi beda konsep.

Mereka punya mesin pembuat ramyun yang sempet viral di sosmed. Jadi pilih ramyun mana yang kita mau, trus scan barcode yang ada di wadah kertas gitu, setelah itu ada air panas yang keluar dan ramyunnya bisa dimasak secara induksi di mesin itu.

Di station tengahnya ada macem2 sayur, kimchi, telur, dan Tteokpokki, boleh dimasak sama ramyun untuk jadi topping. Station tengah ini juga bisa untuk bikin jjigae sesuai kemauan kita sendiri dari bahan-bahan tadi.

Terus juga ada station kimbab, japchae, dan gorengan. Tinggal ambil aja. Ada beberapa macam saus juga untuk kondimen ayam goreng. Buat yang doyan bubur, ada juga. Mau nasi? Ada banget.

Untuk daging mereka ada, tapi by order. Waktu di sana mereka nawarin beef bulgogi dan chicken gochujang. Beef bulgoginya manis, tapi chickennya agak tawar.

Di bagian minuman ada teh, kopi, air, orange juice. Ada oreo cake dan chocopie juga kalau mau.

Overall kalau doyan makanan2 yang disebutin, cobain mampir ke sini. Harganya juga sebanding sih sama yang dikasih. Rasanya cukup enak-enak walau bukan enak banget. Seperti tagline nya, mereka nyajiin casual food aja.

Servicenya ramah ya. Mungkin karena waktu itu cuma ada kami yang makan, jadi mo nanya-nanya gampang, waktu ngambil2 makanan mereka juga bantuin. Ga enaknya suasananya sepi banget, ada TV tapi mereka ga ngerti nyetelnya karena tv kabel, lagu juga disetelnya dari hape.
Setelah manager/owner(?) yang korea dateng barulah itu tv dinyalain.

Bakal balik sih buat makan kimbab, ramyun, dan tteokpokki sepuasnya

Kalau membaca review2 sebelumnya semua pasti setuju kalau kafe ini interiornya cakep. Kapasitasnya lumayan banyak dan kayaknya cocok deh kalau mau ngumpul bareng temen-temen.

Saya pesan Nasi Campur, salah satu menu yang ternyata cukup sering dipesan reviewer lain. Nasi Campur ini ala sunda, jadi ada ayam bakar beserta sayur2 kecil lainnya. Platingnya lucu banget, pakai daun pisang yang dibentuk jadi mangkuk kecil. Tapi makannya jadi agak susah dan akhirnya saya tuang di piring. Ayamnya enak, bumbunya meresap dan empuk, gampang dimakan pakai garpu sendok tapi tetep lebih gampang pakai tangan .

Minumannya saya pilih Ocean Blue, mocktail yang ada strawberry, lemon dan soda warna biru (mungkin pepsi). Rasanya segar asam manis.

Overall kafe ini recommended untuk kamu yang suka foto-foto, ngumpul sama teman, atau sekadar nongkrong aja.

Ide buka kafe di tempat pijit manteb banget sih. Kesini karena ga mau pijit dan nungguin suami sama mertua kurang lebih 2 jam.

Nah di sini menunya dua sebenernya, ada Yu Cha untuk aneka teh, dan Keren Coffee untuk aneka kopi. Seperti biasa, gw pilih Cappuccino sebagai teman nunggu.

Rasa kopinya getir, acidity medium (kayaknya), bold, dan strong, dicampur robusta kayaknya. Sepertinya sih dibuat supaya cocok untuk sirup dan gula. Anyway, ini bisa trigger sakit maag kalo belum makan, so be careful.

Kafenya pewe, dekornya cakep, suasananya juga ga berisik, jadi cocok banget untuk nunggu di sini sambil baca-baca atau lainnya.

Adzuki dessert ini menu utamanya dessert ala Jepang, semacam kakigori, yaitu es serut yang halus terus dikasih sirup rasa dan topping. Harganya termasuk terjangkau dan tempatnya gampang dicari.

Saya dan adik saya pesan 2 menu karena kupon B1G1 dari Pergikuliner. Ada Matcha Adzuki dan Strawberry Milk Ice.

Matcha Adzuki ini shaved ice yang disiram sirup matcha, dikasih topping kacang-kacang, dan adzuki (kacang merah) yang manis. Matchanya cukup berasa tapi ga medok karena melt down dengan es yang cair.
Strawberry milk ice ini punya potensi jadi enak, tapi lagi-lagi icenya meltdown terlalu cepet, strawberry ini juga kan asem-asem, tapi sirupnya juga strawbery + kental manis aja, jadi rasanya kayak minum sirup strawberry biasa. 

Overall, masih kurang istimewa sih. Mungkin bisa ditambahin lagi isi toppingnya, jadi ga cuma 2 atau 3 macem aja.

Ke sini karena mau tukar B1G1 dari Pergikuliner. Tempatnya bagus ternyata, walau lahan parkirnya amat sangat terbatas, pewe buat duduk sambil laptopan atau sekadar ngopi-ngopi.

Pesanan saya manual brew, udah lupa bijinya milih apa, tapi untuk rasanya saya ga komplain. Yang saya ngerasa kurang cocok itu pizzanya. Tumben-tumbenan saya bisa komplain soal pizza ya kan.

Jadi pizzanya tuh tipe yang tipis, kemungkinan sih frozen pizza, tapi bukan itu yang jadi masalah, melainkan kejunya. Di foto keliatan kan ya kejunya meleber kemana-mana gitu, nah itu pizza kalau digigit, 80%nya keju semua, dagingnya kan tipis-tipis, jadi ga berasa sama sekali. Lalu kejunya ini juga bikin eneg karena terlalu creamy. Saya sih nebak kejunya ini ditambahin belakangan karena rasanya ga nyambung.

Masukan dari saya sih kejunya secukupnya aja kalau mau ditambah, ga usah sampai luber-luber gitu, bukan enak malah eneg lho 

Iseng banget kesini lagi karena pengen nyari suasana yang ga terlalu ramai. Seperti ekspektasi, di sini ga banyak orang dan suasananya oke buat makan atau ngopi yang tenang atau sekadar kerjain sesuatu.

Pesen pasta carbonara dan Hot Latte. Untuk kopinya lumayan cepet jadinya karena dibuat duluan, tapi makanannya lumayan lama, tapi ga sampe bikin marah.

Lattenya enak, walau penyajiannya bukan di cangkir kayak biasa. Panas susunya pas jadi masih kerasa manis dan ga overheat, kopinya juga bukan tipe gosong jadi ga perlu ditambah gula.

Pasta Carbonara ini penyajiannya juga bagus, tapi roti di tepi ini udah keras dan lumayan susah digigit. Ada potongan jamur dan ayam yang jadi pelengkap pasta creamy ini. Sisi baiknya cream yang dipakai ngga berlebihan jadi ga eneg, tapi kurang garam jadi rasanya hambar banget.

Kekurangan lainnya menurut saya di pelayanannya, ga jelek sih, cuma kurang ramah aja, kayak di terima kasihin tapi dicuekin, terus disenyumin juga diem aja.

Akhirnya setelah sekian lama penasaran dengan Paradise Dynasty bisa nyobain juga makan di sini. Weekend penuh banget ya, jadi mungkin karena itu servicenya keliatan hectic dan ga ada senyum-senyumnya. Tapi harus diapresiasi karena makanan datangnya ga terlalu lama walau keliatan banget dapurnya hectic.

Saya nyobain Lamian Sapi Szechuan. Ini pedes banget ternyata, sampai bikin lidah kayak mati rasa, agaknya karena ada si bumbu khas szechuan yang memang bikin lidah kayak kebas . Anyway, rasanya enak banget tapi terlalu pedas dan porsinya cukup besar, jadi sisanya saya takeaway.

Untuk harga, waktu saya kesana bareng keluarga pas weekend, harga promo tetap berlaku, jadi lamian ini bisa dinikmati dengan harga hanya 50ribuan aja.