Agnes

Mampir kesini karena penasaran juga sama tempatnya udah lama, tapi you know lah pandemi bikin ga bisa sering2 keluar rumah. Kebetulan pagi-pagi lewat sini dan pilih take away aja dan ngumpulin stamp.

Latte-nya enak, susunya cenderung netral ga terlalu manis tapi enak melengkapi kopinya. Enak sih kayaknya diminum di tempat sambil duduk-duduk nyantai.

Btw, tempatnya cakep dan cukup unik, tapi bukan tipe yang kita bisa berlama-lama, misalnya untuk remote working, karena tempat duduknya terbatas dan sepertinya minim colokan. Tapi akan sangat cocok untuk grab a coffee dan quick meal, ngobrol dengan grup kecil, atau pacaran wkwk

Udah lama penasaran sama bakmi ini tapi berhubung pandemi ya agak males ya ke foodcourt. Terus kebetulan di hari minggu malem diajak makan keluar sama keluarga, jadi akhirnya ada kesempatan nyoba. Kenapa ga pesen via online? Karena menu di online terbatas dan agak lebih mahal. 
Saya order Mee Pok Reguler dan Swekiau (5 pcs), jadinya cukup cepet, kurang lebih 10 menit udah ready.
Swekiaunya enak juga, kuahnya kaldu dan garam, enak sih dimakan sama bakmi juga. 
Bakminya tipe yang lebar-lebar tapi ga karet. Secara personal suka karena bakminya gurih banget (cenderung asin sebenernya), ayamnya empuk dan bumbunya enak. Mienya sendiri emang enak sih karena katanya bikin sendiri.

Overall? Ya bolehlah jadi pilihan kalau bingung makan apa di Ararasa. 

Jangan terkecoh dengan tampilan luar meatshop ini karena ternyata cukup besar dan panjang ke belakang. Begitu masuk, area yang pertama ditemui adalah minimarketnya yang jual berbagai daging, bumbu, snack, dll yang kebanyakan import. Masuk lagi ke dalam akan kelihatan banyak meja dan dibantu sama waiters.
Waiters-nya ramah-ramah, attentive, dan ngerti menu, jadi bisa tanya-tanya sama mereka. Menu mereka ga terlalu mahal tapi juga ga murah sih.


Untuk steak cara pilihnya di sini tinggal ke area display daging, pilih-pilih dan boleh nanya atau cek harga dulu. Nanti harga daging + 40ribu (biaya masak dan 2 side dish).
Supaya ga terlalu terasa lama nunggu, pesan appetizer dulu. Saya pesan Mushroom Soup, disajikan bersama 2 garlic bread. Rasa jamurnya ada, cenderung light dan ga terlalu asin. Good lah.

Sekitar 15 menit, pesanan steak datang. Untuk kematangan medium mereka masaknya juga cukup pas, steaknya empuk dan enak. Next time kudu pesan yang lebih tebal wkwk
Untuk side dishes kami cobain:

Mashed Potato: Standard mashed potato, ga keasinan jadi oke.
Baked Potato: Ada saus tartar (?) dan butter di tengah bikin ini jadi lebih enak,  tapi untuk makannya agak ribet dan karena baked, bagian tengah masih agak keras.
Sauteed Mushroom: Ini sebetulnya enak kalau ngga keasinan. Ya namanya juga jamur di sauteed, what could go wrong? Oh well, kebanyakan garam haha.
Mixed Vegetable: You get it.

Sauce: Untuk sauce, kemarin kami pilih Lemon Butter & Mushroom. Untuk Lemon Butter cukup enak,  lemon juice dan salted butter yang dilelehkan. Rasanya asem gurih. Mushroom sauce agak asin sedikit tapi cukup cocok karena steaknya ga over-seasoned.

Warm Dark Choco Volcano: Ini dessert yang enak dan cukup terjangkau (25k). Isinya meleleh dan sesuai klaim, ini dark chocolate rasanya hampir ga manis, tapi ditemani sama eskrim vanilla dan sepotong strawberry jadi balanced banget. Bakal pesan ini lagi 

Selain buat makan steak kayaknya bakal belanja di sini deh, lumayan daripada ke mall. 

Icip kopi di sini karena lagi duduk di co-working space-nya di lantai 2. Agak kaget cappuccino dihargai 22ribu dan rasanya lumayan kok. Efek susu kayaknya, mereka pakai Kin yang rasanya cukup manis.

Di sini ada beberapa brand yang ngumpul di satu lokasi dan bayar di satu kasir. Cukup simple sih buat yang mau nongkrong sama teman dan masing-masing maunya beda. wkwk

Untuk resto dan cafenya sendiri cukup banyak kapasitasnya. Mau ke restonya doang ga ke co-working space juga boleh. Coworking spacenya sendiri cukup terjangkau, 55k/day include voucher fnb 15k. Internetnya bagus, tempatnya dingin, kapasitas cukup banyak. Okelah pokoknya.

Bakal balik lagi 

Untuk yang suka kue-kue yang lembut cenderung kurang manis dengan tampilan yang lucu, Cake Garden bisa jadi option.
Waktu kesini nyobain kue-kue Roll Cake mereka dan beli per slice, ada beberapa rasa jadi bisa nyoba macem-macem.

Favorit aku jelas yang matcha, rasanya lembut dan manisnya pas. Bolu-bolunya khas kue-kue di Jepang, cenderung airy tapi cukup manis dan kerasa varian rasanya.
Favorit kedua yang Earl Grey, wangi dan kayaknya enak banget nih dimakan sambil minum teh hangat. 

Tahu Bakso yang kayaknya belum lama buka (atau gw yang baru ngeh) di area foodcourt bawah, lokasinya sebelah ATM center. Dari depan keliatannya bersih deh. Bisa pesan satu-satu isinya atau pilih paketan 30ribu.

Menurut gw ini baksonya enak, tipe yang ga kebanyakan tepung. Mungkin karena gw belinya deket jam tutup, udah sore banget, ini isinya semua lembut-lembut gampang dipotong. Penyajiannya bisa pilih mau pakai saus kacang atau kuah kaldu. Gw pilih pakai kaldu. Rasanya gurih, enak banget sih ini kalau pas ujan dimakan. 

Jujur aja awalnya ga expect terlalu tinggi dari rasa dimsumnya karena dekorasi tempatnya lebih cenderung ke tempat nongkrong cantik. Suasananya serba pink, tipe tempat yang buat foto-foto dan kumpul arisan, bukan buat makan dimsum. Well, let's see.

Kalau ke tempat dimsum pertama kali yang dipesen pasti menu standard untuk tau enak apa ngga. Namanya juga icip kan. 

Nah, Siewmay dan Hakau sama sekali tidak mengecewakan. Termasuk enak, gurih, padat, dan teksturnya bagus ga pecah-pecah. 
Untuk pao landak isi tausanya lucu, luarnya garing dalamnya agak kering sih, bukan favorit tapi boleh dicoba. Kalau mantao polos ya standarlah ya.

Waktu tunggu pemesanan makanan sekitar 10-20 menit, datangnya satu-satu dan ga langsung barengan. Kondisi emang agak rame sih karena tanggal merah dan jam dinner. Service is okay, tapi kurang cekatan dan atentif kayak SKM untuk mantao harus minta, sambal dan minyak cabe juga harus diminta. Maklumin aja baru buka soalnya.

Suasananya? 
Sangat oke sih buat foto-foto, cuma gatau ya karena lagi pandemi atau gimana, di sini ga pasang AC cuy, trus pintunya ditutup. Jadi adanya kipas langit-langit gitu, cukup gerah ya walau udah magrib. Waktu selesai makan, udara di luar langsung kerasa jauh lebih adem wkwk. Karena poin ini mohon maaf jadi minus satu 1 bintang ya.

Letak Manatea ini di area open space baru, Kumulo. Aksesnya biar gampang dari Chakra lurus aja keliatan bangunan putih putih. Buat nyari kios Manatea sendiri silahkan lihat-lihat papan nama masing-masing kios.

Tempatnya kecil tapi indoor dan ber-AC. Pengunjung diminta buka alas kaki di luar kios dan ada sandal rumahan gitu kalau mau pake, kalau ga mau, nyeker gitu juga gapapa kok, bersih.

Karena masih baru buka dan mungkin lagi pandemi juga, mereka ga nyediain tester. Waktu kesini rasanya sisa 2 opsi, saya pilih Rose Green Tea dan topping Dark Choco Honeycomb.

Warna es krimnya tak disangka adalah keunguan . Harum, aroma greentea dan rosenya ada, teksturnya soft jadi harus cepet dimakan. Toppingnya nyambung dan ga kemanisan. Suka

Again, karena lagi pandemi dan zaman udah maju juga sih, pembayaran tersedia cashless.