maysfood journal.blogspot.com Maygreen

Mr Lie terletak di dekat pintu keluar Binus Syahdan. Kadang sering kelewat karena seringkali ada banyak motor di depan ruko nya. Ruangannya ber ac, meja kursinya standard kayu dan keras, tapi kadar dinginnya nyaman sehingga saya lebih suka makan di tempat daripada beli bungkus. 


Makanannya kurang lebih Japanese Fusion Food versi ekonomis. Rata-rata Rp15-20ribuan tapi ada juga menu Rp10.000,- buat yang low budget di tanggal tua atau mau porsi kecil. Jangan ngarep kualitas yang macam-macam, overall nasinya cukup banyak tapi porsi dagingnya rada sedikit. 


Makanan di Mr.Lie juga seringkali ada menu yang tidak ada. Hari ini bisa cuma ada ayam dan sapi, besoknya bisa chicken katsunya tidak ada. Jadi sebelum pesan mungkin bisa ditanya dulu apa yang sedang tersedia hari itu. Karena alasan ini saya jarang pesan pakai ojek online. Minumannya meski ada banyak di list menu, tapi yang tersedia biasanya hanya teh tawar, teh manis, dan aqua. ^^; 


Original Beef Bowl dan Sweet Beef Bowl kurang lebih sama. Bedanya hanya yang original cenderung gurih asin dan yang sweet beef bowl sedikit lebih manis. Chicken Curry nya untuk Rp19.000,- termasuk oke. Sausnya cukup proper, tapi jangan ngarep rasa dan kualitas yang gimana banget. 


Dory Katsu with Creamy Tomato sausnya menggunakan semacam spicy mayo dengan rasa asam tomat. Sedangkan Dory Saus Wijen tadinya saya kira bakal menggunakan semacam saus asam manis wijen ala Chinese food, tapi ternyata pakainya goma sauce.


Untuk menu ayam saya ada cobain Combo Bento A yang terdiri dari nasi, chicken teriyaki, chicken katsu, mini salad, dan es teh tawar. Harganya Rp22.000,- dan secara porsi combo bento paling worthed karena porsi dagingnya 2x menu ricebowl lain. Penyajiannya juga pakai kotak bento. Saus teriyakinya tapi sedikit pedas. 


Sejauh ini saya masih belum berhasil nyicipin yang mushroom dan tempura. 2 itu selalu tidak tersedia tiap saya datang, entah apa memang sedang tidak stok atau menu nya mang sudah ngga available. 

Mampir ke Icida karena lagi ngidam Sushi. Sedikit sedih karena sekarang variasi pilihan ikannya banyak yang sudah tidak ada. Overall oke tapi terasa kurang sepadan dengan harga yang harus dibayar. 

Mungkin kapan2 cobain menu main course lainnya.

Saya mencoba mampir ke Maystar karena di sini juga ternyata ada sup burung dara. Pilihan menu sup di Maystar sebenarnya banyak yang menarik, tapi beberapa yang ingin saya coba ternyata tidak ada. Akhirnya selain Sup Burung Dara Mangkuk Bambu, saya memesan Sup Seafood Kelapa. 

Sebelum saya bahas sup nya, kalau masuk Maystar, di atas meja sudah tersedia appetizer. Yang saya dapatkan adalah Kimchi dan kripik bumbu telur asin. Untuk yang tidak mau makan appetizer mungkin sebaiknya bilang dari awal minta appetizernya diangkat karena bakal ada charge tambahan. 

Saya sendiri kecele makan appetizernya dan baru tahu belakangan kalau harus bayar. Jadi sebenarnya kurang tahu juga apa kalau masuk Maystar sudah wajib bayar appetizer kah, atau apakah bisa minta diangkat. Tapi meskipun demikian appetizernya termasuk enak. Kimchinya agak beda dengan kimchi korea, sausnya lebih kental dan lebih manis. Kripik telur asinnya juga lumayan bikin nagih.

Untuk Sup Burung Dara Mangkuk Bambu, dagingnya lembut dan tidak kasar. Hanya saya rasa kuahnya buat saya agak kebanyakan lada sehingga rasa kaldunya malah kurang menonjol. Overall termasuk oke, tapi belum menjadi sup favorit saya. 

Sup Seafood Mangkuk Kelapa, hadir dengan aroma kelapa yang semerbak dan menarik selera. Tampilannya juga bikin penasaran, hanya saja isi supnya tidak semeriah pada gambar foto. Secara rasa sup ini lumayan bikin kecewa karena harganya mahal tapi tidak terasa istimewa. Pilihan seafood di dalamnya tidak terlalu menarik, kaldunya juga agak hambar. Dan kontribusi kelapa ke rasa sup nya juga tidak terlalu terasa. 

Terima kasih banyak untuk PergiKuliner dan Madame Delima atas jamuannya kemarin. Madame Delima adalah restoran makanan Indonesia yang terletak di Cikini, persis sebelah Menteng Huis. Bangunan dan dekorasinya sangat cantik, suasananya nyaman untuk kumpul-kumpul bersama teman atau keluarga.

Menu yang disajikan adalah Indonesian Food Buffet dengan Ayam Bumbu Rujak, Gurame Kecombrang, Sate Kere, dan Sop Buntut sebagai highlite nya. Sate Kere adalah sate yang terbuat dari tempe gembus dengan rasa asam manis dan disajikan dengan bumbu kacang. Sebenarnya bumbu kacangnya enak tapi rasa pada satenya sendiri sudah cukup unik sehingga ditambah bumbu kacang menurut saya agak aneh.

Ayam Bumbu Rujaknya disajikan dengan digoreng tepung terlebih dahulu sehingga sudah terpisah dari tulang dan lebih mudah dimakan. Bumbu rujaknya cukup enak, hanya terlalu pedas untuk saya yang ngga doyan cabe. Begitu pula dengan Gurame Goreng Kecombrang, sulit saya nikmati secara maksimal karena cabe dimana-mana. Daging guramenya juga digoreng tepung dulu dan terpisah dari tulang.

Favorit saya jatuh pada Sup Buntut. Rasanya ringan tapi rich dan segar dengan paduan kaldu dan daging sapi serta rempah dan irisan tomat. Lebih mantap ditambah jeruk nipis dan kecap manis. Ketersediaan emping untuk pada sup ini juga bikin saya bahagia.

Menu lain yang juga dihidangkan ada nasi goreng, mie dan soun goreng, sapi lada hitam, serta minuman dessert manis (semacam es delima) dan wedang jahe.

Overall oke hanya saja eksterior maupun interior restoran ini sulit untuk tidak membuat orang memiliki ekspektasi yang jauh lebih tinggi terhadap makanannya. Pelayanannya baik hanya saja sepertinya mereka tidak terbiasa melayani buffet style. Ada beberapa menu yang terlambat keluar. Waiter dan waitress nya juga kurang sigap mengambil piring kotor. Semoga ke depannya bisa lebih ditingkatkan lagi kualitasnya.

Terletak di Open Kitchen Neo Soho, Chapayom langsung kelihatan dari luar sehingga cukup strategis. Lokasinya juga enak dan nyaman buat duduk agak lama. 

Nyobain Matcha Lemon yang panas, enak banget buat temen belajar karena hangat dan jeruknya bikin melek. Cuma rada kemanisan, kapan2 sepertinya bakal minta nga usah pake gula. 

Sekedar saran, lebih oke kalau tissu langsung dikasih ke pembeli waktu minumannya ready.

Makanannya bisa beli a la warung dimana sudah tersedia berbagai sayur dan lauk yang tinggal dipilih dan dibungkus atau makan di tempat. Bisa juga pesan dari menu yang tersedia. 

Karena tidak ada daging, mereka kasih semacam kode-kode untuk menu 'daging' yang dijual. Moo Moo untuk sapi, Chi Chi untuk ayam. Jala-jala mungkin ceritanya ikan, kalau gala-gala saya kurang paham tapi mungkin maksudnya udang?

Menu lauknya saya ada coba semacam ikan atau ayam dengan saus asam manis. Saya suka sausnya dan tekstur 'daging' nya juga enak dan menarik. 

Nasi Goreng Jamur nya cukup oke. Secara rasa lebih kenceng di minyak wijennya. Jamur utamanya adalah jamur kuping. 

Nasi Hainamnya Alpukat Bistro termasuk lumayan enak untuk hainam vege. Saya suka jamur dan 'daging' merah nya, tapi kurang suka dengan tahu asin nya. Nasi hainam disajikan dengan selada, potongan timun dan tomat serta kuah kaldu. 

Rice Bowl Moo Moo ini lumayan menarik. Sausnya saya lebih suka Black Pepper daripada Kecap Wijen. Disajikan dengan semacam kuah kaldu dan sayuran, tapi porsi Moo Moo nya dikit banget. 

Spaghetti Bolognaise secara porsi cukup oke. Karena tidak pakai daging rasa asam tomatnya lebih kuat. Ada sedikit tekstur dan rasa manis dari potongan tomat dan wortel. Porsinya pas dan secara harga masih oke. 

Mushroom Steak saya pesan bungkus dan sepertinya menu yang paling mengecewakan yang pernah saya coba di Alpukat Bistro. Steaknya berbentuk burger kecil dan teksturnya lebih seperti perkedel daripada jamur. Disajikan dengan kentang goreng dan steam sayuran. Porsinya juga ngga kenyang. 

Overall pengalaman saya nyobain makanan Alpukat Bistro bisa dibilang hit dan miss. Ada yang oke dan enak, ada yang dibawah ekspektasi atau kemahalan. Tapi mungkin masih mau coba-coba lagi karena ada beberapa menu yang saya masih penasaran. ^^

Harganya cukup ekonomis dibanding tempat makan lainnya sekitar situ. Porsi ayamnya oke tapi porsi nasi hainamnya sendiri tidak terlalu banyak. Rasa nasi hainam maupun ayamnya enaakk~ ^^ Dagingnya empuk dan minim tulang. Kuahnya juga oke. Hanya saja untuk ayam panggang, dagingnya lebih cenderung basah daripada garing. Dapat free takjil kalau makan sore di bulan Ramadhan.