Dijuluki Sebagai Omeletnya Betawi, Ini Fakta Tentang Kerak Telor

31 Agustus 2019 | 0 Komentar

Siapa di antara kamu yang sudah pernah mencicip kerak telor? Kerak telor atau kerak telur merupakan salah satu kuliner khas Betawai atau Jakarta yang bisa dikatakan sangat populer, tak hanya di kalangan masyarakat Jakartanya sendiri, tapi juga bagi masyarakat luar kota Jakarta. Kerak telur dibuat dari bahan dasar telur ayam atau telur bebek, beras ketan putih, ebi yang sudah disangrai dan dihaluskan, bawang merah goreng, kelapa parut sangrai, dan aneka bumbu-bumbu tambahan lainnya, mulai dari cabai, kencur, jahe, merica, garam dan gula pasir. Untuk cita rasa kuliner ini memang cenderung gurih dengan tekstur yang terbilang cukup garing saat masih panas. Dengan perpaduan cita rasa dan tekstur yang bisa membuat kamu ketagihan ini, coba kita lihat dulu beberapa fakta tentang kuliner kerak telor ini dulu yuk!



Sumber : Akamaized.id 


1. Jadi Omelet Khas Betawi

Kerak telor seringkali mendapat julukan sebagai omelet khas Betawi. Alasannya adalah karena bahan utama dari pembuatan kerak telor ini adalah telur sehingga tak heran kalau ada orang asing yang pertama kali melihat kuliner ini, mereka pasti akan berpikir kalau kerak telor adalah omelet dengan bahan tambahan yang berbeda. Berbeda dengan omelet pada umumnya yang tidak bisa membuatmu kenyang, dengan menyantap kerak telor ini kamu akan merasa kekenyangan karena ada kandungan karbohidrat dari beras ketan putihnya.

 

2. Sudah Ada Sejak Tahun 1940

Tahukah kamu kalau kuliner kerak telor sudah ada sejak sebelum kemerdekaan Indonesia yakni pada tahun 1940-an. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya sebuah foto pedagang kerak telor pada masa tersebut. Uniknya, foto gerobak kerak telornya masih sama persis dengan gerobak yang banyak digunakan oleh pedagang kerak telor sekarang alias tidak ada yang berubah. Konon katanya resep yang ada saat ini pun juga merupakan resep turun-temurun yang tidak diberi inovasi sama sekali sehingga citarasanya masih terasa sangat khas.

 

3. Cara Memasak Unik

Ada hal unik yang bisa kamu lihat dari kerak telor yakni cara memasaknya. Tidak seperti cara memasak omelet pada umumnya, saat memasak kerak telor ini wajannya harus kamu balik sehingga bagian adonan akan langsung bersentuhan dengan bara api. Ditambah lagi kompor yang digunakan bukanlah kompor biasa atau kompor gas tetapi menggunakan tungku batu bara sehingga aromanya terasa sangat khas seperti kuliner yang dibakar. Memangnya saat dimasak dengan cara wajannya dibalik, adonan tidak akan tumpah? Tentu saja tidak karena komposisi telur dan ketan bisa merekat seperti lem sehingga adonan tidak akan tumpah saat dibalik.


4. Fast Food Ala Jakarta

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya di atas, kerak telor selalu dijual oleh pedagang gerobak yang dipikul dan hal ini masih berlaku hingga sekarang. Berhubung dijajakan dengan gerobak, maka sudah pasti kuliner ini masuk dalam jajaran kuliner kaki lima. Tapi selain termasuk dalam kuliner kaki lima, kerak telor ternyata juga masuk dalam golongan fast food khas Jakarta karena kuliner ini sangat mudah disajikan. Kamu tak butuh waktu banyak untuk menunggu kuliner ini disajikan. Rata-rata pedagang kerak telor hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit untuk memasaknya.

 

5. Selalu Jadi Jajanan yang Tak Pernah Absen di PRJ

Fakta yang terakhir adalah meski kerak telor saat ini keberadaannya sudah langka, tapi anehnya kuliner ini akan selalu muncul pada saat PRJ (Pekan Raya Jakarta) dan tidak pernah absen sekalipun. Kamu bahkan bisa menemukan beberapa pedagang kerak telor di sana alias bukan hanya satu pedagang saja. Jadi saat PRJ, jangan lupa untuk datang mencicip kerak telor. Selain di PRJ, kerak telor juga bisa kamu jumpai pada kafe atau rumah makan Betawi.  

 

Sekarang kamu sudah tahu bukan beberapa fakta tentang kerak telor khas Betawi ini. Selain kerak telor, adalagi tidak kuliner khas Betawi yang ingin kamu ketahui fakta-faktanya?

Soto Betawi H. Mamat

Soto Betawi H. Husein

Soto Betawi Bang Sawit

Soto Betawi Nyonya Afung Express

Gula Merah


Topik artikel ini: