Rujak Juhi, Kuliner Betawi yang Unik dengan Cumi Fermentasinya
List Artikel 16 Juni 2022 | 0 KomentarRujak juhi adalah salah satu
kuliner khas Betawi yang hingga saat ini masih bisa dijumpai di beberapa warung
makan Betawi. Rujak juhi termasuk dalam kategori makanan yang cukup unik karena
memiliki tampilan dan rasa yang berbeda dari rujak khas Indonesia kebanyakan.
Rujak umumnya dibuat dari bahan buah-buahan segar yang punya campuran rasa
manis dan asam. Perpaduan kedua rasa tersebut menjadi lebih kaya dengan rasa
pedas manis dari sambal rujak yang menjadi cocolannya. Sedangkan rujak juhi
justru memiliki perpaduan rasa asin gurih di dalamnya. Tentu saja rasa ini
menjadi unik kalau kamu bayangkan dengan rasa rujak kebanyakan.
Pasalnya bahan isian yang digunakan juga berbeda, jadi tak heran kalau rasanya
menjadi unik. Rujak juhi yang sudah mulai langka dijumpai ini tentu saja bisa
menjadi warisan kuliner Betawi yang menarik untuk kamu coba.
Sumber: Promediateknologi.com
Sekilas Mirip Gado-gado atau
Karedok
Rujak juhi jika diperhatikan
sekilas sangat mirip dengan gado-gado atau karedok yang juga sama-sama
merupakan kuliner khas Betawi. Padahal ketiganya ini memiliki rasa yang berbeda
karena memang bahan-bahan yang digunakan berbeda dan pastinya bumbu siramannya
juga pasti berbeda. Rujak juhi dibuat dari bahan dasar yang lebih sederhana
jika dibandingkan dengan gado-gado dan karedok. Rujak juhi ini hanya memiliki
isian kubis dan kentang yang direbus matang lalu disajikan bersama dengan
irisan mentimun, mie kuning, daun selada, dan cumi yang difermentasi. Nantinya
setelah semua bahan ditata rapi di atas wadah piring atau mangkok, kamu bisa menyiramnya dengan saus kacang serta menaburinya dengan bawang
goreng dan emping melinjo.
Sumber: Mahorahora.com
Ada Fermentasi Cumi di Dalamnya
Keunikan
dari rujak juhi adalah adanya cumi fermentasi di dalamnya. Inilah yang menjadi
alasan utama mengapa rujak khas Betawi ini dinamakan dengan nama rujak juhi.
Kata juhi di dalamnya memiliki arti cumi besar atau sotong. Untuk membuat juhi
fermentasi, cumi yang sudah dicuci bersih akan digarami dan dikeringkan dengan
cara dijemur di bawah sinar matahari langsung selama berhari-hari. Nantinya
setelah cumi benar-benar kering, barulah bisa digunakan sebagai campuran pada
rujak. Tentunya selain dijemur, cumi juga bisa dibakar hingga matang lalu
direndam dalam air panas. Untuk cara penggunaannya, cumi kering akan
disuwir-suwir halus sebelum akhirnya ditaburkan di atas rujak.
Sumber: Adira.co.id
Perpaduan dari Dua Budaya
Menjadi
kuliner khas Betawi, ternyata ada satu fakta unik dari rujak juhi ini yang
perlu kamu ketahui, yakni kuliner ini merupakan hasil perpaduan dari
dua budaya, yaitu budaya Betawi dan Tionghoa. Jadi awalnya rujak Betawi memang
menggunakan bahan dasar buah-buahan seperti rujak pada umumnya. Lalu saat
masyarakat Tionghoa mulai menghuni Jakarta, mereka mengenalkan kuliner khasnya
yang kebanyakan menggunakan campuran mie, sawi, dan sebagainya. Lalu masyarakat
Betawi mulai memodifikasikan rujak khas Indonesia dengan kuliner khas Tionghoa
yang bisa dilihat dari bahan-baham yang digunakan. Meski bahan-bahannya diganti
dengan bahan yang sering digunakan pada masakan Tionghoa, tapi untuk saus
siramannya tetap menggunakan saus kacang khas rujak.
Itulah
sekilas mengenai rujak juhi yang perlu kamu ketahui. Berhubung kuliner
ini sudah jarang dijumpai, apakah kamu pernah mencicipinya?