Kisah Gunjung Tteokbokki, Wujud Asli Tteokbokki Tak Pedas Zaman Kerajaan

18 Juli 2022 | 0 Komentar

Bagi penyuka kuliner Korea, tteokbokki bukan lagi kuliner yang asing lagi. Dari sekian banyak kuliner Korea yang populer di dunia, tteokbokki termasuk salah satunya. Tteokbokki merupakan jajanan kaki lima yang bisa dengan mudah dijumpai di sepanjang jalanan Korea. Di Indonesia sendiri, tteokbokki bisa ditemukan di gerai atau restoran Korea, baik itu yang ada di dalam pusat perbelanjaan atau di pinggir jalan. Selama ini tteokbokki selalu identik dengan kuliner Korea yang punya rasa pedas karena memang tampilannya berwarna kemerahan. Warna merah ini didapat dari campuran bumbu bubuk cabai dan pasta cabai khas Korea alias gochujang. Tapi tahukah Teman Kuliner kalau ternyata wujud asli dari tteokkbokki sebenarnya bukan berwarna merah dan sama sekali tidak memiliki rasa pedas. Tteokbokki aslinya merupakan kuliner pada zaman kerajaan dan disebut dengan nama gungjung tteokbokki.

 

Sudah Ada Sejak Abad ke-19



Sumber: Tarasmulticulturaltable.com


Gungjung tteokbokki sudah ada sejak abad ke-19, tepatnya pada masa Dinasti Joseon. Pada masa tersebut, masyarakat Korea masih belum mengenal cabai sehingga tidak ada satu pun makanan khas Korea yang menggunakan bubuk cabai dan juga pasta cabai Korea. Sebagai gantinya, penggunaan kecap asin menjadi salah satu bumbu utama dalam berbagai macam kuliner khas Korea. Inilah yang membuat tampilan gungjung tteokbokki memiliki warna agak kecoklatan dikarenakan kecap asin yang mengaramelisasi. Berhubung menggunakan kecap asin di dalamnya, maka rasa gungjung tteokbokki ini cenderung gurih dan asin.

 

Kuliner Kaum Elite Korea



Sumber: Cooking.nytimes.com


Kuliner ini muncul sebagai salah satu makanan yang disajikan untuk keluarga kerajaan. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut ternyata pembuatan tteok yang cukup sulit membuat tidak semua orang bisa membuatnya. Jadi hanya koki-koki berpengalaman dan memiliki keterampilan saja yang bisa membuatnya. Inilah yang membuat harga tteok menjadi mahal dan sulit didapat. Selain itu, adanya irisan daging di dalam campurannya membuat harga gungjung tteokbokki semakin mahal di masa tersebut.

 

Punya Banyak Nama



Sumber: koreanbapsang.com


Penamaan kata gungjung dalam tteokbokki bukanlah tanpa alasan. Berhubung awalnya adalah kuliner kerajaan, maka dinamakan gunjung tteokbokki. Kata ‘gungjung’ dalam bahasa Korea berarti kerajaan. Jadi bisa dikatakan kalau gungjung tteokbokki artinya adalah tteokbokki kerajaan. Selain nama gungjung tteokbokki, ada julukan lain dari kuliner ini, yakni gangjang tteokbokki. Dalam bahasa Korea, kata ‘ganjang’ artinya adalah kecap asin. Jadi karena salah satu bumbu utamanya adalah kecap asin, maka kuliner ini dijuluki dengan nama tteokbokki kecap asin. Ada juga yang menjulukinya dengan nama tteokjapchae karena tampilannya mirip dengan kuliner japchae.

 

Banyak Bahan Campurannya



Sumber: Asianinspirations.com.au


Tidak hanya bumbunya saja yang beda dibandingkan tteokbokki biasa, gungjung tteokbokki juga memiliki bahan campuran yang berbeda. Bahan campuran di dalam gungjung tteokbokki jauh lebih banyak. Untuk tteokbokki biasa, bahan campurannya hanya odeng, kubis, daun bawang, dan wortel saja. Sedangkan untuk gungjung tteokbokki ada irisan irisan daging sapi dan aneka sayuran sebagai campurannya ada irisan daging sapi tipis-tipis, wortel, daun bawang, paprika atau cabai hijau, lobak, dan masih banyak lagi. Berhubung beberapa bahan campurannya ini sama dengan bahan-bahan japchae, maka tak heran kalau gungjung tteokbokki juga dijuluki dengan nama tteokjapchae.

 

Itulah sekilas kisah tentang gungjung tteokbokki yang menjadi salah satu kuliner khas Korea yang sudah ada sejak zaman kerajaan. Teman Kuliner sendiri sudah pernah mencoba gungjung tteokbokki belum?

Ottoke Kape

Myoung Ga Express

Mu Gung Hwa Snack Culture

Chingu Korean Fan Cafe


Topik artikel ini: