Clara Yunita

Waktu lagi makan di Wok Street Food Menteng, aku nyobain iced durian oreo sebagai dessert. Awalnya ngira durian hanya dikasi topping bubuk oreo, ternyata waktu dessert ini datang ke meja, I was surprised. Ternyata ada beberapa topping lainnya yaitu cincau hitam dan choco chips. Durianya manis dan segar. Di bagian bawah diberi es batu serut. Saran aku lebih nikmat dimakan jika diaduk karena terasa lebih dingin jadi lebih nikmat.

Satu porsi dibandrol dengan harga Rp 18.000,- berisi 4 potong cakwe dengan ukuran cukup besar. Ada dua pilihan saus yaitu saus kacang dan asam manis. Saya memilih yang asam manis, rasa sausnya enak. Sementara cakwe agak tebal sehingga bagian dalamnya kurang kering dan terasa agak bantat.

Karena lagi cukup happening akhirnya aku iseng-iseng nyobain nasi wagyu Eatsomnia. Porsinya cukup besar, namun proporsi lauk dan nasi agak kurang seimbang. Dagingnya cukup sedikit dan tipis, untung ada telur mata sapi. Mungkin karena harganya yang relatif terjangkau jadi dagingnya tidak terlalu banyak. Soal rasa, sebenernya nothing special. Wagyu sambal hijaunya sangat pedas, mungkin cocok bagi para pedas lovers. Sementara wagyu semurnya biasa aja.

Pertama kali nyobain Doppio waktu lagi ada gathering bareng beberapa foodies. Awalnya sempet ragu soal taste beveragesnya, but I was wrong. Berhubung waktu ke sini belum sarapan, jadi aku decide for opt any other beverages beside coffee. Setelah sekian lama nggak minum red velvet latte, akhirnya aku pilih minuman ini. Cukup jarang menemukan coffee shop yang menawarkan menu ini, kalaupun ada, taste-nya seringkali agak kurang jelas. But this one is completely satisfy me. Teksturnya cukup padat, jadi nggak encer, dan terasa banget rasa red velvetnya.
Sementara buat pastry, kami nyobain beberapa jenis. Cinnamon roll nya sangat unik karena dikemas dalam alumunium foil dan di-bake dengan adonan khusus. Paling reccomended adalah oreo browniesnya, teksturnya padat dan rasa cokelatnya sangat strong.
Soal suasana, area cafe tidak terlalu luas. Namun di pojok dalam disediakan smooking area. Interior cukup memberikan kenyamanan.

Nyobain Biggy's pertama kali waktu ada foodie meet up bareng Pergi Kuliner. Lokasinya ada di Shibuya Cafe Melawai yang mengusung konsep dramatic Japaness pada interiornya. Ambiencenya cukup nyaman dan cocok buat yang menginginkan tempat yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk.

Burgernya terdiri dari dua size yaitu half dan full. Bedanya kalau size full ukurannya very huge. Jadi cukup untuk dimakan bertiga atau sendiri buat yang biasa makan burger dua porsi sekaligus. Rasa burgernya more or less lumayan enak begitu juga dengan chicken sandwichnya. Untuk beef burger, bumbu pada dagingnya cukup banyak sehingga daging agak basah. Rasa blackpepper cukup strong. Selain burger dan sandwich, kami juga memesan chicken wings. And I love the chiken wings so much, bumbunya meresap dan teksturnya crunchy. Just a perfect combination.

Konsep coffee shop yang berlokasi di dalam area perumahan ini sangat berbeda dengan kebanyakan coffee shop lain di Jakarta. Dapat terlihat bahwa pencahayaan adalah salah satu concern, seperti terlihat dari penggunaan banyak kaca pada setiap sudut bangunan dan pemilihan lampu. Pada saat siang hari, ruangan sudah sangat terang tanpa perlu adanya ekstra lampu. Begitu malam tiba, ruangan tetap terang dan dramatis dengan pengaturan tata letak lampu-lampu yang ada. Sementara terdapat pula area outdoor yang memberikan kesan "piknik". Hal inilah yang menjadikan Gordi unik.
Mengenai makanan, saat berkunjung ke Gordi saya memesan:
1. Velvet rice

Nasi pulen disajikan dengan ayam fillet crispy, daus salada dan white creamy sauce. Sensasinya seperti makan chicken salad dengan ekstra mayonaise yang diberi nasi panas. Enak namun kalau kebanyakan agak enek.
2. Summer pancake

Well, tekstur pancakenya beda dengan pancake pada umumnya malah seperti sponge cake. Platingnya cantik cuma rasanya seperti makan sponge cake dengan saus fla pada kue sus dan beberapa potongan kecil buah seperti mango dan strawberry.
3. Ice mocha

Rasanya agak encer jadi essencenya kurang terasa. Selain itu sepertinya mereka menggunakan powder karena saat didiamkan lama terdapat endapan.
Mengenai harga, more or less beda tipis dengan coffee shop di daerah Senopati atau Kuningan, just 10% cheaper.

Warung makan ini menyediakan berbagai jenis sambal dengan berbagai pilihan lauk dan sayur. Masing-masing menu disajikan dalam porsi kecil yaitu cukup untuk 1-2 orang. Saat lunch di sini, menu yang aku pesan adalah:
1. Daging sapi goreng

Daging digoreng kering namun tetap empuk.
2. Karedok

Masakan khas Sunda ini adalah sayuran mentah seperti kacang panjang, timun dan kol yang dipotong kecil lalu diberi bumbu kacang. Terdapat ekstra sambal meski rasa karedok sudah pedas.
3. Buah campur

Dalam satu porsi terdapat tiga jenis buah yaitu nanas, semangka dan melon
4. Tumis jamur
5. Sambal terasi segar

Pada sambal ini, seluruh ingredients sudah digoreng dan tidak terasa tomat.
6. Sambal tomat terasi

Sambal ini cocok untuk pecinta sambal dadak karena tekstur tomat masih terasa.
Restoran ini sangat ramai, mungkin karena sensasi sambal yang ditawarkan dan harga yang masih affordable. Untuk dine in, tempatnya memang agak kurang cozy.