Darsehsri

Setidaknya seminggu sekali saya melewati jalan otista, biasanya cuma nengok aja tapi kali ini mampir karena parkiran yang sebetulnya masih jadi bagian badan jalan terlihat kosong, mungkin karena di jum’at siang.

Saya pikir tempatnya sekecil yang terlihat dari luar, tapi ternyata tempat duduknya cukup banyak juga di bagian dalam resto ini.

Konsepnya mirip prasmanan, semua menu mentahnya di tata ala prasmanan. Tapi nyatanya saya harus order di kasir, tapi untuk tambahan lalapan dan sambalnya ambil sendiri di prasmanan itu, kurang terorganisir aja jadi kaya belibet kalo pas lagi banyak pengunjung.

Saya menjajal Bebek Gorengnya (30k) potongannya satu ekor kecil bebek, sepertinya sudah di ungkep, saya request di goreng tapi ngga terlalu garing. Plus Nasi Uduk (6k) yang terbilang lebih kecil ukurannya di banding porsi nasi di restoran pada umumnya. Untuk lalapan dan sambal free, Fyi sambalnya ada tujuh macam dan kita bebas pilih. Bebek gorengnya empuk dan well marinated, nasi uduknya juga gurih dengan taburan bawang goreng. Untuk sambel saya paling suka sambal bawang dan sambal nanasnya, untuk sambel mangganya terlalu manis buat saya, sementara untuk sambel ijonya terlalu kering seperti kurang berminyak.

Disini juga di jual ayam goreng, aneka sate jeroan dan tempe tahu juga sayur asem. Harganya terbilang terjangkau dan pelayanannya ramah juga cepat, cuma ya itu tadi kurang jelas aja.

Baru notice ada cafe dekat lampu merah bantarjati, parkirannya agak turun ke bawah. Pengunjungnya ramai, terutama di area outdoornya. Coffee bar dan beberapa meja kursi menempati satu ruangan ber-ac tapi sepertinya tanpa exhaused. Jadi ruangan penuh asap dan sedikit berkurang kalau ada tamu atau pelayan buka tutup pintu kacanya. Saya kurang paham siy kenapa ruangan ber-ac boleh bershisha dan bervape ria kaya gini, jujur aja kurang nyaman buat saya yang punya gangguan pernafasan.
Jadi cafe ini menawarkan sisha, coffee dan eatery.
Saya pesan Mocha, teman saya pesan green tea latte, kudapannya pesan mozarella stick. Harganya yang bisa di bilang ngga mahal juga ngga murah ini sepertinya banyak peminatnya. Untuk rasa mocha, watery, kebanyakan es batu meskipun udah bilang less ice. Rasa kopinya ada, tapi coklatnya tenggelam, lebih mirip latte. Green tea pesanan teman saya standar aja kaya di tempat lain. Kalau mozarellanya bisa di bilang paling enak yang pernah saya nikmati di bogor, ada rasanya, ngga hambar.

Kelebihan lain cafe ini karena ada mushollanya, kecil tapi cukup bersih. Pelayanannya biasa aja.

Jujur aja ekspektasi saya udah tinggi aja begitu lihat tempat dan lokasinya yang strategis. Menempati sebuah bangunan bergaya kolonial khas sekitar jalan salak, tempatnya terlihat lebih lapang di banding Maraca satunya. Area outdoornya juga nyaman di penuhi tanaman merambat di pagar pembatasnya yang bersebelahan dengan jalan raya. Ada ruang roasting dan playground mini buat anak-anak, jajaran buku pun menghiasi rak dekat dinding kaca.

Saya pesan Dark Mochacinno idr 29k, dari awal datang udah agak heran sama tampilannya. Kok jauh beda sama yang biasa saya minum di maraca satu, ini agak belepotan gelasnya, mochanya pun watery, cuma terasa pahit kopi tanpa ada rasa coklatnya sama sekali, sorry ngga saya habisin, kecewa berat karena kalo di tempat lama saya malah bisa order sampai dua gelas.

Tiramisu Latte idr 28k pesanan teman saya lebih mendingan di banding pesanan saya, cukup manis tapi buat dia yang jarang minum kopi masih okelah.

Untuk kudapan pesan Croissant idr 20k dan Beef Croquettes idr 10k. Keduanya recommended, croissantnya berwarna merah menyala dengan taburan cheese, isiannya cream cheese, agak asam khas cream cheese, saya suka karena kulit croissantnya lembut, mungkin karena melempem dan ngga di panasin, tapi buat saya malah enak karena ngga ribet dan berceceran pas di santap.
Beef croquette-nya lembut dan isiannya daging gurih manis, cukup padat dan mengenyangkan.

Begitu masuk langsung di sambut meja kasir, pesan lalu dapat nomor meja. Cukup cepat juga pelayanannya, makanan juga ngga perlu menunggu lama, tapi sayangnya datang dalam kondisi udah ngga hangat lagi.

Saya pesan Sate Taichan 25k, isi 10 tusuk daging paha ayam. Dagingnya agak kenyal tapi lembut, potongannya standar sate taichan. Sambelnya pedas bukan main, tapi enak dan ngga bau cabe yang menusuk hidung. Di lengkapi bumbu gurih sama jeruk nipis, saya sendiri kurang suka sama bumbu gurihnya karena sambelnya sendiri udah asin kok.
Ngga mau melewatkan menu Sate Kulit, saya pesan 5 tusuk karena disini pesan minimal 5 tusuk. Satu tusuknya 5k, kenyal agak manis, enak saya suka sekali. Pelengkapnya pesan Lontong idr 5k, isinya 10 potong lontong, potongannya one bites tapi kenyal dan enak, saya sampai ngga sadar ngabisin sendiri hahaha.

Orient Cabang Bogor, letaknya di sebelah spbu shell. Tempatnya kecil tapi bersih. Ini salah satu martabak enak favorit keluarga, karena disini jual Martabak Durian, bukan pakai selai tapi pakai durian asli yang di buat jadi kinca, cuma ngga di tambah banyak gula sepertinya.

Jenis martabaknya bisa pilih yang reguler, large atau tipker. Saya pilih Martabak Durian Keju reguler, di bandrol 63k. Ukurannya besaar, kelihatan sekali isiannya banyak sampai muncul di pinggirannya. Duriannya terasa sekali, baunya cukup kencang dan kulit martabaknya enak, ga lengket dan terlalu berminyak, sedang-sedang saja.

Kalau mau makan di tempat juga disediakan kursi dan meja, pelayannya ramah-ramah.

Sering banget di tanya sama teman yang tinggalnya di luar kota bogor, asinan yang enak dimana. Saya sendiri kurang paham versi enaknya kaya gimana, setau saya yang enak itu asinan yang sayurannya fresh dan kuahnya pedas, asam manis tapi bukan pakai gula biang alias pakai gula murni.

Salah satu yang bisa dikunjungi kalau lagi ke bogor, asinan kantin dewi sri ini. Restonya sendiri bersih, view bisa melihat gunung salak dan perbukitannya juga perumahan warga sekitar surya kencana dari ruang duduk bagian dalamnya.

Disini selain jual asinan, juga ada prasmanan makanan indonesia. Tapi saya kurang tertarik, hujan deras begini malah kepengen asinannya. Di bandrol sekitar 27k/porsi, asinannya tampil lengkap, saya request asinan sayur dan buah. Ada bengkoang, pepaya, salak hingga pala. Sementara untuk sayuran ada lobak, sawi asin sampai daun antanan. Kalau lagi beruntung suka ada buah lobi-lobi juga. Kuahnya asem manis pedas, tapi agak nyegrak di hidung, lebih enak dari asinan yang terkenal di bogor. Kacang gorengnya juga melimpah, tapi kerupuknya beli terpisah, 6k aja dapat 2 pieces tapi ngga sebesar kerupuk asinan pada umumnya dan sedikit agak lebih asin.

Finally nyobain juga Ayam Bebek Pak Boss, padahal dekat rumah tapi jam makannya selalu ngga pas. Hari ini lagi panas terik banget dan kepengen makan yang pedas-pedas. Ngga salah deh order ayam goreng dengan sambal andaliman, ayam goreng sambal bu dewi, cetar banget pedasnya. Ngga nyangka siy sampai sepedas itu, enak banget di tambah kol goreng renyah dan tahu gorengnya yang lembut.
Harga yang ditawarkan ramah di kantong, jadi kalo lagi malas masak bisa gojekin ayam bebek pak boss hihihi. Anyway sate kulitnya juga enak, satu porsi isi 3 tusuk 9k aja. Kulitnya pas ngga terlalu kering juga ngga terlalu lembek.
Sayang banget semua menu bebek lagi sold out, next time order menu bebeknya ah.

Satu lagi coffee shop di bogor yang posisi kemunculannya ngga di sangka-sangka, ada di area perumahan baranang siang indah. Saya sendiri jarang melewati daerah sini, jadi harus jeli mengingat signage bertuliskan Nawa hanya ada di tembok bangunan yang lebih menyerupai rumah ini.

Tempatnya asik, interiornya di buat senyaman mungkin dengan aksen agak bohemian kalau dilihat dari perabotnya. Ada smoking area di bagian teras belakangnya, kecil tapi cukup nyaman. Toilet bersih, juga bisa menumpang shalat di ruang karyawan.

Menu yang ditawarkan ngga melulu soal kopi, saya mencicipi makanan beratnya juga yang harganya terbilang pricey buat coffee shop di bogor, untungnya rasa makanannya cukup enak, jadi terbayar impas rasa dan harganya.

Mocha idr 28k
Cangkirnya besar dan mochanya kental, tipe mocha favorit saya. Sampai tegukan terakhir masih ada endapan coklatnya di dasar gelas, royal juga pakai coklatnya. Kopinya tetap terasa, ngga tenggelam sama rasa coklatnya.

Loco Moco idr 85k
Satu porsi nasi kerabu gurih dengan beef patty, sunny side up, sautéed vegie di siram bechamel sauce. Rasanya enak sekali, porsinya ternyata banyak, gurih dan bikin ketagihan. Hanya saya beef patty-nya kurang kering buat saya, terlalu lembek jadi kalau ngga di makan dalam kondisi hangat bakalan enek. Sebetulnya menu ini instagramable sekali lho andai nasi kerabunya ngga tertutup sama saus bechamelnya.

Platters idr 55k
Porsinya semakin kelihatan banyak karena pakai piring besar, Spicy chickennya bersalut dry seasoning, terlalu asin buat saya, tapi ayamnya enak. Menu ini sudah dilengkapi french fries gemuk-gemuk dengan taburan italian herbs. Saya suka french friesnya yang ngga terlalu kering, rasa kentangnya jadi terasa gurih dan semakin wangi karena taburan italian herbs.

Ice Latte
Ini pesanan teman saya, menurutnya beans yang di pakai mengandung robusta. Cukup strong tapi enak, saya ngga sempat mencicipi.

Balinese Paella
Menu ini cakep banget tampilannya, nasi kerabu dengan topping seafood berbumbu pedas. Cocok banget buat yang suka pedas dan makanan beraroma, ikan dory dan udangnya terasa menggigit di lidah.
{Ika Nurhayati}

Lagi pengen steak tapi malas jauh-jauh keluar dari rumah. Sudah lama tau resto yang satu ini, tapi baru dapat niatan mampir kemarin malam.

Tempatnya cukup spacious dengan tema serba UK, terlihat dari pernak pernik interiornya. Ngga ketinggalan juga ada telephone booth di dekat pintu masuk.

Pesan Black Angus USA idr 145k, potongannya cukup besar dengan side dish vegetable dan baby potatoes. Saya minta tingkat kematangannya medium well, agak bikin pegel pas ngunyah, was matangnya juga ngga merata. Pesan pakai sauce ala steak 2511 ternyata cukup asin, rasanya mirip antara shoyu dan saus tiram. Baby potatoesnya mungkin lebih enak kalau tanpa bawang putih mentah atau mungkin bawangnya belum matang benar, jadi aneh rasanya.