Desi A.

Minggu lalu pas lagi main di PS sama si pacar, gue tergoda juga buat makan lamien ini. Gue pesan lamien kecap bebek panggang + 1 paket lemon tea & wonton soup. Harganya 57k nett. Waktu tunggu sampai pesanan siap diambil itu sekitar 15-20 menit. Lumayan lama memang untuk ukuran makan express di food court, apalagi kalau pas antrian lagi ramai. Tapi, selama menunggu pesanan kita bisa lihat proses pembuatan mi-nya yang cukup heboh secara live. 

Di sini sedikitnya ada 4 macam saus: saus sambal, chili oil (gak begitu pedas buat gue), sambal hijau (sepertinya ada campuran ikan asin), dan sambal lemon. Lalu, kalau pesan menu yang ada bebeknya, bisa pesan saus bebek ke staffnya. 

Porsi lamien kecapnya terlihat kecil kalau dibandingkan dengan mangkuknya yang besar, tapi tekstur mi-nya yang padat dan kenyal ternyata mengenyangkan. Rasanya enak, apalagi kalau ditambah dengan racikan saus yang tepat dan ditambah sedikit kaldu yang disajikan terpisah. Yang berkesan itu adalah bebek panggangnya. Rasanya enak banget untuk harga segitu, empuk, gak amis, bumbunya meresap, dan sausnya benar-benar serasi banget! Wonton soupnya lumayan enak, isi wontonnya 2. Lemon tea-nya standar aja. Oh iya, di sini ocha-nya free flow. Untuk pelayanannya lumayan lah.

Selasa kemarin (12 Juli 2016) gue dan teman-teman makan malam di sini. Ini kali pertama gue coba masakan Vietnam. Yang gue tau sebelumnya, Vietnam itu terkenal akan Pho (aneka noodle) dan summer roll. Waktu kami datang, pengunjungnya gak terlalu banyak, jadi terasa tenang. Kami aja sih yang rame sendiri, hahaha. Desain interior ala-ala Vietnam dan pencahayaan yang bagus membuat suasananya semakin hangat. Kami cukup betah nongkrong di situ selama 3 jam. :D 

Pilihan menunya cukup banyak, dan namanya susah gue ingat. Range harga main coursenya rata-rata 60-80k. Harga minumannya rata-rata 20-40k. Setelah tanya ini itu ke staffnya, kami pesan menu sbb: 

- Goi Du Du Kho Bo: Salad pepaya muda dengan beef. Saladnya segar banget dan asam banget banget buat gue. 
- Pho Cuon Cay: Vietnamese summer rolls dengan vegetarian filling dan kecap asin untuk cocolan. Rasanya enak. 
- Pho Cuon Bo: Vietnamese summer rolls dengan grilled beef, tapi saus cocolannya lebih bening. Rasanya lumayan enak. 
- Bahn Mi Ga: Vietnamese Baguette dengan isian ayam. Ukurannya besar banget, jadi ngenyangin banget. Rasanya enaak. 
- Mi Xa Xiu: Mi telor dengan topping char siu ayam. Tekstur minya pas. Kaldunya enak, gurih dan segar. 
- Bun Bo: Beef noodle soup dengan kaldu yang rasanya cukup pedas. Rasanya lumayan enak. 
- Com Tho Xa Xiu: Ini pesanan gue. Ini semacam nasi panggang dengan topping char siu ayam manis dan jamur. Rasa ayam dan jamurnya cukup enak, tapi nasinya terlalu kering. Sayangnya di sini gak menyediakan bubuk cabe untuk mengimbangi rasa manis char siu ayamnya, adanya cuma rawit merah dan chilli oil yang super pedas menurut gue. 
- Iced Lemon Tea: Ini segar dan asem banget. 
- Thai Tea Cincau: Enak & segar. Ada tiga teman gue yang pesan ini, yang dua manisnya pas, tapi yang satu kemanisan. 

Semua harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 17%. Kalau dilihat dari harga, makanan di sini termasuk pricey, tapi porsinya juga besar sih. Overall, rasa makanannya termasuk enak, tapi rasa asamnya itu jadi momok buat yang punya sakit maag kayak gue :)) 

Pelayanannya bagus banget. Stafnya ramah, informatif, dan helpful banget. Bahkan mereka menawarkan diri untuk fotoin kami :)) 

Ta Wan ini terkenal sebagai resto yang menyajikan masakan Chinese dengan harga yang termasuk terjangkau. Senin sore lalu seorang teman ngajak makan di sini karena dia udah lama ngidam buburnya Ta Wan. Ini kali pertama gue makan di sini. 

Tempatnya gak begitu besar, tapi suasananya saat itu cukup mendukung untuk pengunjung yang mau ngobrol santai atau makan bareng keluarga. Pelayanannya juga bagus.

Inilah menu yang kami pesan: 

- Bubur Tiga Rasa reguler (24,5k): Porsinya cukup besar, bisa untuk share berdua atau bertiga. Toppingnya ada udang, ayam, daun bawang, dan pangsit. Gue bukan penggemar bubur, tapi rasanya lumayan enak, agak keenceran aja buat gue.

- Bakmie Seafood Singapore (33,5k): Mi ini disiram kuah manis dan dilengkapi topping udang, cumi, dan sawi. Berhubung ini rasanya terlalu manis buat gue, jadi gue harus tambah sambal dan lada cukup banyak untuk membuat rasanya lebih "seimbang". Sayang aja, seafoodnya agak terasa amis buat gue. 

- Jamur Enoki Goreng (36k): Cukup banyak, cocok untuk dicemilin atau dimakan bareng bubur. Rasanya enak, gurih, dan gak terlalu berminyak. 

- Chinese Tea (18k): 1 teko teh ini bisa dinikmati sampai 4 orang. Tehnya enak, harum, dan menenangkan. Rasanya yang cenderung tawar pas banget deh untuk menghilangkan enek setelah makan makanan gurih. 

Semua harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 15,5%.

Begitu tau Yoshinoya buka di dekat rumah, gue langsung excited banget. Kamis lalu setelah lebaran ke rumah saudara, gue dan keluarga mampir makan sore di sini. Tempatnya gak begitu besar dan terbagi jadi 2 area: indoor dan outdoor. Kami duduk di indoor, sayangnya agak gerah, AC-nya gak begitu terasa. Pelayanannya agak lama, apalagi pas suasananya hectic banget, tapi semua staffnya ramah dan dan informatif.

Kebetulan banget lagi ada promo Paket Berbagi selama bulan Juni-Juli seharga 90k (exclude tax 10%). 1 paket untuk berdua itu isinya 2 beef bowl (pilihan original atau yakiniku), 1 piring chicken karage (isi 4 pcs), 2 fried spinach, 2 teh javana, dan 2 puding cokelat. Sudah pasti gue pilih beef bowl favorit gue, yaitu yakiniku. Rasa keseluruhannya sama enaknya dengan outlet lainnya. Asik deh sekarang kalau ngidam Yoshinoya gak usah jauh-jauh :D

Gue cukup sering lewat resto ini dan lihat tempatnya selalu ramai. Setelah baca review orang-orang yang bilang kalau makanan di sini enak dan affordable, akhirnya gue penasaran juga. Hari Sabtu (2 Juli 2016) gue dan si pacar memutuskan untuk buka puasa di sini. Selama bulan puasa, mereka mewajibkan reservasi dengan langsung datang ke restonya, bayar DP, dan order menu. Mengingat resto ini selalu fully booked, 3 hari sebelumnya gue niat banget mampir ke sini pulang kantor untuk reserve & DP :))) 
Resto yang didominasi warna ungu ini terbagi jadi 2 area: dalam dan luar. Beruntung sekali special request gue saat reservasi dikabulkan, yaitu request seat di sofa di pojokan di area dalam. Tempatnya pewe dan ada colokan. Playlist musik instrumentalnya cukup "mendamaikan" suasana resto yang ramai. 
Berhubung kami sama-sama suka dimsum, jadi kami cukup kalap pesan menu sbb: 
- Sio May Ayam (19,5k): Isinya 4 pcs. Rasanya lumayan enak. Saus dimsumnya cukup pedas dan cukup enak. 
- Ha Kao Udang (21k): Lumayan enak, tapi gampang sobek kulit dimsumnya. 
- Lumpia Udang Kulit Tahu (25k): Rasanya lumayan, tapi berminyak banget dan agak amis. 
- Leng Hong Kien/ Bakso Udang Salad (27k): Ini adalah udang cincang yang digoreng tepung dan dibalut mayo manis. Rasanya JUARA! Aseli enak bangeettt, bikin nagih~~~ 
- Nasi Panggang Keju Ayam (45k): Ini pesanan si pacar. Ini semacam baked rice dengan topping chicken katsu yang disajikan di wadah dimsum. Porsinya sedang, pas lah kalau buat gue. Perpaduan butter rice yang pulen dan gurih, keju mozzarella yang cukup banyak, jagung manis, chicken katsu yang renyah, dan saus manis di atasnya pas banget! Sayang aja sendok yang dipakai itu sendok bubur, jadi agak ribet makannya. 
- Mie Hotplate Sapi Pedas (37k): Ini pesanan gue. Porsinya cukup besar buat gue. Isinya ada mi kuning besar, telur dadar di bagian dasar hotplate, daun bawang, jamur, potongan daging sapi yang empuk dan lumayan banyak, disiram kuah kental yang cukup pedas. Rasanya lumayan. Gue suka kuahnya, tapi mi-nya kurang ok buat gue, terlalu besar, bikin begah duluan. 
- Pancake Durian (31,5k): Kata orang-orang, belum ke Jala-jala kalau belum coba menu yang satu ini. Isinya ada 2 pcs dan ukurannya kecil sebenarnya. Harumnya semerbak. Duriannya legit dan manis. Untungnya si pacar gak doyan durian, jadi gue bisa habisin sendirian, hahaha 
- Es Teh Manis (9,5k): Gue sebenarnya udah 2x request teh manis dengan gula terpisah, tapi sepertinya mereka lupa saking hecticnya. Benar aja, teh manis ini kemanisan buat gue. 
- Ice Lemon Tea (15k): Ini pesanan si pacar. Manis dan asamnya pas banget. 
Semua harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 15,5%. Dari segi harga, makanan di sini termasuk affordable. Dari segi rasa makanan, boleh juga, tapi dimsumnya kurang spesial sih buat gue. Staffnya ramah dan sopan, cuma karena ramai banget jadi agak susah panggilnya.

Kemarin (Senin, 27 Juni 2016) gue janjian bukber sama Teman Pergi Kuliner. Setelah sempat beberapa kali pilih resto dan batal karena rata-rata udah fully booked, kami memutuskan untuk bukber di sini. Ini kali pertama gue makan di Takigawa. Selama bulan puasa, mereka menerapkan sistem harus reservasi dulu dengan datang langsung ke restonya dan kasih DP cash. Karena kemarin gue reservasi untuk 4 orang, mereka minta DP 200k. 
Takigawa ini posisinya persis di sebelah XXI SenCy. Di sini ada tatami seat di sisi jendela yang berhadapan langsung dengan pemandangan gedung di Jalan Asia Afrika, tapi sayang itu untuk smoking area. Akhirnya kami pilih di table biasa di non-smoking area. Takigawa ini gak begitu besar tapi suasananya cozy. Pencahayaannya yang agak temaram dan playlist lagu-lagu slow membuat kami cukup betah nongkrong di sini. 
Inilah menu yang kami pesan: 
1. Chawan Mushi (17k): Rasanya biasa aja, cenderung tawar. 
2. Salmon Roll (29k): Ini enak, salmonnya cukup segar dan juicy. 
3. Agedashi Tofu (23k): Tahunya cenderung tawar, kurang lembut, dan berminyak banget. 
4. Kanimayo Plate (29k): Lumayan aja, kurang mantap. 
5. Salmon Mentai (26k): Mayonya manis, tapi salmonnya kurang segar dan rasanya kurang spesial buat gue. 
6. Fish Chese (28k): Ini adalah ikan dori goreng tepung yang diisi dengan cream cheese dan disajikan dengan salad dan mayo. Rasanya enak, gak terlalu berminyak, pas buat appetizer. Lebih enak lagi kalau dimakan dengan shoyu. 
7. Nemos Fried Bowl (34k): Rice bowl dengan topping ikan dori dan sayuran. Rasanya lumayan. 
8. Fushion Sushi Platter (159k): Terdiri dari 5 varian sushi (masing-masing ada 4 potong) yang katanya favorit di sini. Dari kelima varian itu, gue paling suka takigawa roll dan dino-lovers roll. Yang lainnya cenderung biasa aja. 
9. Free Flow Ocha (12k): Rasanya standar aja. 
Semua harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge. Kalau dilihat dari harganya, makanan di sini termasuk affordable, tapi ukurannya juga kecil-kecil sih. Kalau dari segi rasa, menurut gue ada yang enak, tapi kebanyakan sih biasa aja, kurang ada elemen spesial gitu. 
Waktu tunggu sampai pesanan datang itu sekitar 15-20 menit. Untuk pelayanan, entah kenapa kami merasa pelayannya sedikit banget, yang melayani itu-itu aja, sedangkan pengunjung cukup banyak, jadi agak susah dan lama juga untuk panggil mereka. Pelayannya sebenarnya baik saat melayani, cuma agak kurang senyum aja, ya mungkin mereka lelah banget kerja di jam buka puasa gitu.
Eniwei, makasih untuk traktirannya, Pergi Kuliner. Acara bukbernya seru! :D

Kakak gue merekomendasikan makan Penyetan di sini, karena selain lokasinya gak begitu jauh dari rumah, harganya juga bersahabat banget.

Menu penyetan yang ditawarin di sini cukup beragam, dari ayam, bebek, ikan, iga, telur, tempe, tahu, sampe terong juga ada. Sambalnya ada dua macam: Sambal Rawit untuk menu Penyetan yang pedasnya amit-amit buat gue (gue bukan penggila makanan pedas) dan Sambal Terasi untuk menu Kremesan yang pedasnya bisa diterima. Berdasarkan rekomendasi kakak gue, inilah menu yang kami pesan:

- Ayam Penyet: Ayamnya empuk, enak, bumbunya meresap.
- Iga Bakar Madu: Enak, empuk, bumbunya meresap.
- Lele Bakar Madu: Sepertinya ini digoreng dulu baru dibakar, soalnya terlalu kering buat gue, dan bagian kepala & ekornya gosong, jadi terasa pahit.
- Nila Kremes: Ini pesanan nyokap, gak nyobain, kayaknya sih lumayan enak.
- Ayam Bakar Madu: Ini pesanan kakak, gak nyobain, kayaknya sih lumayan enak.
- Tahu Kremes: Enak, isinya ada 2, tahunya lembut.
- Tempe Kremes: Isinya ada 2, rasanya lumayan aja, bukan tipe tempe kesukaan gue.
- Telur Penyet: Ini enak, lembut, dan cukup tebal.
- Terong Penyet: Standar rasa terong.
- Es teh manis: Kemanisan. Untungnya habis makan pedas, jadi masih bisa diterima.
- Es Jeruk: Lumayan aja.

Yang menarik di sini adalah semua makanan disajikan dengan urap sayur, jadi rasanya gurih. Kalau urapnya habis, baru dikasih lalapan. Gue suka nasinya yang pulen, bikin nafsu makan, hahaha. Range harganya per porsi mulai dari 5000 (untuk tempe dan tahu) sampai 35.000 (untuk iga). Menu ayam/ bebek/ ikan/ iganya sudah satu paket dengan nasi, sambal, dan urap/lalapan. Ukuran ayam/ ikannya memang kecil, tapi untuk harga segitu sih udah murah banget. 

Di sini sistemnya kita datang ke kasir untuk catat pesanan, bayar, pilih tempat duduk, dan tunggu pesanan datang. Waktu tunggu lumayan lama, sekitar 15-20 menit. Dari segi tempat, gue kurang merasa nyaman, karena ramenya luar biasa (ya wajar sih murmer), belum lagi musik yang diputar itu lagu-lagu band melayu yang diremix gitu, jadi makin rame. Siapin recehan aja, soalnya beberapa kali ada pengamen juga yang keluar masuk. Tempat ini konsepnya lesehan, siapapun bebas merokok, tapi untungnya tempatnya cukup luas dan terbuka, jadi gak begitu menyiksa. Pelayannya cukup banyak dan cekatan, ada yang biasa aja, tapi untungnya kami dilayani sama yang ramah.