Desi A.

Kafe yang terkenal dengan sandwich ala subway ini sebenarnya dekat rumah, gak sampai 2 km, tapi akhir Februari lalu saya baru mengunjunginya. Si suami udah pernah makan di sini sebelumnya. Dia sering ngajak saya ke sini, tapi saya kurang tertarik karena tahu harganya pricey tapi gak yakin bakal worth it (perhitungan ya, hahaha). Suatu hari, pucuk di cinta ulam pun tiba. Waktu lagi buka situs group*n, saya lihat ada promo Quiznos dengan potongan harga 50%, langsung lah saya beli, huehehe. 

Pas saat itu kami pulang CFD, mampir ke sini jam 11 siang. Saat itu pengunjungnya udah cukup banyak. Tempatnya terdiri dari 2 lantai yang cukup spacious, parkirannya pun luas. Suasananya cukup nyaman dan bikin lumayan betah. Toiletnya juga bersih. Sayang banget saat itu kasir yang dibuka cuma 1, jadi antrian cukup panjang, belum lagi ada banyak pengunjung yang kelamaan mikir mau pesan apa, jadi makin lama deh antriannya. 

Sistemnya di sini adalah self service. Setelah pesan & bayar di kasir, tunggu pesanan dimasak, dan tunggu dipanggil untuk ambil pesanan. Saat itu ada persyaratan, redeem vouchernya hanya berlaku untuk “food only”. Kami harus habiskan semua nominalnya, gak boleh ada sisa, tapi boleh lebih dan tambah bayar. Lumayan tricky yaa… 

Kami pun pesan menu berikut ini: 

- Zesty Steak 6” (70k): Ini pesanan si suami. Dia pesan dengan opsi roti rosemary parmesan dan extra meat untuk menghabiskan sisa vouchernya (+ 15k). Jadi makin “daging banget” deh sub satu ini. Saya sempat tanya ke staffnya, ternyata filling daging steaknya dimasak medium well. Berhubung saya lagi puasa makanan yang gak fully-cooked, saya cuma cobain roti dan sausnya. Saya kurang suka varian ini soalnya sausnya asam banget menurut saya. 

- Chicken Carbonara 6” (60k): Ini pesanan saya, menu yang paling aman karena seluruhnya matang. Sayang banget saat itu saus alfredonya kosong, dan diganti saus ranch. Agak kecewa sih ya, berharap dapat sensasi rasa carbonara, jadinya ketemu yang agak asam juga, tapi mendingan sih daripada si zesty. Untuk filling ayam dan jamurnya menurut saya cenderung hambar seperti masakan khas western banget, dan gak matching sama si saus ranch. Untungnya parmesan breadnya enak, dan ada bantuan saus sambal untuk enhance rasanya (maklum lidah lokal). Porsinya yang cukup besar dan fillingnya yang banyak membuat saya gak kuat habisin ini sendirian, walhasil sepertiganya saya oper ke suami. 

- Pizza Baja Chicken (55k): Ini adalah pizza persegi yang dipotong jadi 8 pcs. Nah, menurut saya justru juaranya si pizza ini! Mereka menyajikan thin crust pizza yang pas banget sesuai selera saya. Pizzanya terasa gurih, sedikit manis, dan ada hint pedasnya juga. Saya rela deh balik lagi ke sini demi pizzanya. :D 

- Coca Cola Large (18k): Pesanan si suami. Standar coca cola lah.

- Lemon Tea Medium (15k): Ini pesanan saya. Medium aja udah cukup. Enaknya mereka pakai lemon tea-nya frestea, menurut saya sih lebih enak daripada nestea karena gak terlalu manis. 

Harga yang tertera di daftar menu sudah termasuk tax & service charge. Walaupun saat itu kami beli pakai voucher, tapi staffnya tetap ramah dan sabar saat melayani.

Ke sini Sabtu siang lalu sama suami sekalian napak tilas ke tempat kami pacaran dulu *uhuk* 

Lokasinya sekarang ada di lantai 2, agak mojok. Ada smoking area di dalam, jadi kami lebih pilih duduk di area luar. Tempatnya cukup spacious dan cocok juga untuk kumpul keluarga atau reunian. Staffnya ramah, informatif, dan responsif saat melayani kami. Waktu tunggu pesanan kurang lebih 15-20 menitan. 

Kembang Lawang ini menyajikan berbagai menu masakan Indonesia, pilihannya cukup banyak. Akhirnya kami pilih menu sebagai berikut: 

- Tempe Mendoan (6k/ pc): Awalnya saya gak minat karena lagi gak begitu pengen makan gorengan. Si suami pesan 3 pcs dengan sambal kecap. Setelah mendoannya datang, dan lihat sambal kecapnya, imanku pun goyah. Sambal kecapnya tempting banget, dengan irisan rawit, tomat, dan bawang merah segar. Di piringnya juga disediakan tambahan rawit kalau mau lebih pedas lagi. Rasanya pas dan bikin nagih! 

- Steak Djawa (75k): Lagi kangen masakan ala Jawa, dan emang udah jarang banget makan bistik jawa. Akhirnya saya pesan ini. Staffnya mengingatkan kalau menu ini dimasak lebih lama supaya lebih empuk. Steak dengan saus yang rasanya manis dan gurih ini disajikan dengan aneka sayuran rebus yang bumbunya pas. Uniknya, si sayuran ini ditaruh di mangkuk yang terbuat dari pangsit goreng, jadi rasanya makin enak. Biasanya, bistik jawa dihidangkan dengan kentang goreng atau kentang rebus, tapi yang ini beda. Mereka pakai kentang balado dan bawang goreng yang cukup banyak, yang makin bikin aneka cita rasa masakan Indonesia jadi satu. Ada satu nih yang disayangkan, menurut saya potongan dagingnya agak ketebalan, jadi bumbunya kurang meresap sampai ke dalam. Biasanya saya makan bistik jawa dengan potongan daging tipis dan melebar, jadi bumbunya terasa banget. 

- Konro Bakar (79,5k): Mereka menyajikan beberapa pilihan saus untuk konronya. Si suami pilih saus blackpepper dan tambahan nasi. Konronya datang dengan porsi yang besar (bisa untuk sharing), ada 2 bones, dengan tambahan lalapan. Idem dengan si Steak Djawa, sebenarnya bumbunya enak, tapi sayang menurut kami potongan dagingnya agak ketebalan (atau entah kurang lama dimasaknya), jadi kurang empuk. Jadi si suami kudu ekstra usaha buat motong dagingnya pakai pisau. 

- Teh Poci: Teh poci dengan gula batu sepertinya adalah minuman yang tepat banget buat menemani makan masakan Indonesia yang gurih-gurih. Hangat-hangat segar. 

- Teh Susu Hangat: Ini beneran teh dicampur susu, bukan teh susu instan. Jadi rasanya beneran nikmat dan manisnya pas.

Di suatu malam minggu, si suami ngidam makan nasi kebuli. Lalu dia ngajak ke sini. Kebetulan kedai ini milik teman lamanya, jadi dia udah beberapa kali ke sini buat makan kebab, katanya sih enak. Posisinya ada di dalam komplek perumahan di belakang terminal bus Rawamangun. 

Kedai ini terbagi jadi dua area terbuka dan bebas merokok, sama-sama di teras rumah pemiliknya, cuma dipisahkan pagar aja. Kami pilih duduk di luar di depan pagar, soalnya lebih adem walaupun dekat pinggir jalan. Walaupun posisinya ada di dalam komplek perumahan, tapi pengunjungnya cukup banyak. Kata si suami sih kedai ini udah cukup terkenal, dan lumayan buat nongkrong murah berlama-lama. Kami pesan menu berikut: 

- Nasi Kebuli (40k-something): Menu ini cuma ada setiap hari Jumat & Sabtu. Nasi kebulinya dihidangkan dengan kambing bakar, kari kambing, acar, dan kerupuk. Nasinya enak, pulen, tapi bumbunya menurut gue kurang wah sih. Kambingnya empuk dan bumbunya meresap.

- Roti Maryam Susu (18k): Roti Maryam disiram susu cair, almond, kismis arab, dan whipped cream. Rasanya lumayan enak. Menurut gue whipped creamnya kurang ens dan bikin rasanya jadi kemanisan, jadi gue singkirin whipped creamnya. 

- Sambosa Daging (12k): Ini enaak dan gak terlalu berminyak, tapi sayang kecil syekalii. Sambalnya pedas banget. 

- Teh manis (5k): Standar rasa teh manis, agak kemanisan sih buat gue. 

Gue lupa harganya udah termasuk tax apa belum, soalnya waktu si suami bayar di kasir, billnya gak dikasih. Waktu tunggu sampai pesanan datang cukup cepat dan pelayanannya bagus.

Ke sini sama suami 15 Februari lalu, pas libur pilkada. Saat itu kami juga berniat redeem free voucher 50k di sini. Posisinya berseberangan dan gak jauh dari Senopati Suites. Kami sengaja datang sekitar jam 3 sore karena katanya resto ini kalau malam ramai banget. Dengar-dengar sih di sini semua ruangan smoker friendly, tapi untunglah saat itu hanya ada 2 pengunjung lain, dan mereka gak merokok. Bagian tengah resto ini terlihat lebih luas dengan dominasi cat warna putih, ditambah lighting alami dari atap kacanya. Saya suka lihat aneka ornamen lucu yang dipajang di dindingnya, cukup menghibur mata. Berhubung saat itu suasananya sepi, jadi kami cukup menikmati waktu berlama-lama di sana. 

Selama menunggu pesanan datang, kami diberi compliment berupa keripik pedas dan kimchi. Saya kurang suka kimchi karena gak kuat dengan rasa asamnya, tapi ini lumayan enak sih. Berhubung saat itu kami gak terlalu lapar, jadi kami hanya pesan menu berikut ini: 

- Cheese Chicken (94k): Ini menu andalan mereka. Isinya ayam yang dimasak dengan saus gochujang, aneka sayuran, dan di atasnya diberi lelehan keju mozzarella yang cukup melimpah. Rasanya enak, bumbunya meresap, dan ngeblend dengan cukup sempurna. Sayangnya jumlah ayamnya kalah sama jumlah sayurannya. 

- Rice Balls (15k): Pada dasarnya ini hanya bola-bola nasi yang dicampur dengan wijen dan nori. Tapi rasanya enak bangeeett! Aseli bikin nagih dan nafsu makan :’)

- Boricha Hot (25k): Teh tawar khas Korea ini rasanya “gak terlalu jagung”, jadi saya suka. Sayangnya gak free refill. 

- Ice Tea (25k): Es teh standar yang bisa disajikan dengan gula terpisah. 

Staffnya ramah dan sigap saat melayani kami. Harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 21%. Lumayan yaa pajaknya aja hampir seperempat billnya~

Sabtu malam setelah makan di Kokas, saya ngajak keponakan saya nge-dessert lucu. Saya sempat cerita ke dia aneka dessert kekinian semacam Boo Kakigori dan aneka dessert dengan topping cotton candy di sini. Dia pun excited. Untuk tempat, sebenarnya saya lebih suka Sumoboo di GI karena tempatnya lebih luas, jadi waiting list gak terlalu panjang kayak di sini, untuk duduk pun lebih nyaman. 

Sayang disayang, begitu kami dapat seat, pesanan yang kami incar kosong semua. Mereka gak bisa menyajikan Boo Kakigori karena strawberry-nya habis. Padahal saya gak masalah kalau gak ada si "kuping strawberry" itu. Akhirnya kami pilih menu berikut: 

- Grass Jelly 6 Green tea (39k): Kami pilih dessert bowl paling lengkap dengan opsi matcha ice cream. Secara keseluruhan enak juga, tapi menurut saya pribadi masih enakan punya H*ngtang sih. 

- Japadog Ice (38k): Ini adalah roti (semacam hotdog bun), tapi dengan topping es krim matcha, strawberry, dan vanilla. Es krimnya enak, tapi yang strawberry menurut saya kurang terasa, warnanya juga lebih pucat. Tapi menurut kami rasa rotinya yang asin dan agak keras kurang matching dengan si es krim. 

Harga tersebut belum termasuk tax & service charge 17%. Pelayanannya bagus, staffnya ramah dan sigap.

Di suatu hari Minggu di awal Februari saya janjian makan siang sama adik (ketemu gede) dan suami di Sency. Saat itu lagi ngidam banget sweet pancake, dan yang ketauan enak ya di sini. Ini kali kedua saya makan pancious di cabang ini. Tempatnya cukup luas, ambiencenya cukup bikin betah, dan pelayanannya so far memuaskan. Berhubung saat itu weekend dan pengunjungnya banyak, agak susah aja sih manggil staffnya. Ya dimaklumi lah karena mereka terlihat sibuk melayani pengunjung. 

Kami pesan menu sebagai berikut: 

- Ricotta and Raspberry (47k): Saya tergiur lihat pilihan menu baru ini. Saya pilih pancake cokelat (extra 9k). Saya pesan single pancake, walaupun single terasa kurang, tapi kalau double kekenyangan. Rasa pancakenya enak dan pas, gak terlalu manis, dan cokelat di dalamnya sedikit melted. Perpaduan pancake cokelat, es krim vanilla, saus ricotta cheese, saus raspberry, strawberry, dan oreo crumbsnya serasi. Nano-nano jadi satu. 

- Sausage and Salami Pancake (60,5k): Si adik pilih savoury pancake. Pancake original diberi topping beef salami, sosis, mozzarella, dan ditemani salad. Enak! 

- Creamy Marinara Salmon Pasta (84k): Ini pesanan si suami. Dia pilih yang penne. Pastanya Pancious memang enak sih, al dente, porsinya besar, toppingnya juga cukup generous. Saya pribadi pun sebenarnya lebih suka pastanya daripada pancakenya.

- Original Brewed Tea (23k): Saya pesan hot tea, sementara si adik pesan yang iced tea. Teh ini disajikan dengan gula terpisah dan free refill. 

- Caffe Mocha (34,5k): Di buku menu tertulis "coffee by Anomali". Si suami pun langsung tergiur buat pesan. Tapi ternyata rasanya di bawah ekspektasi kami. Rasa kopinya kalah banget sama rasa susu dan cokelatnya. 

Harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 16%.

Ke sini Sabtu sore di bulan Januari sama suami dan seorang teman kulineran. Pas banget saat itu saya lagi ngidam bebek panggang + saus plum. Kalau lagi pengen bebek panggang, yang kepikiran pertama kali selalu Duck King, karena udah ketauan rasanya enak. Saat kami datang jam 5an, suasananya cukup ramai. Maklum ya pas weekend, dan pas banget saat itu juga lagi ada event di Sency. Kami sempat masuk waiting list 10 menit.

 Jarak antar seat cukup berdekatan, jadi kalau makan di sini gak begitu enak lama-lama, karena WL-nya juga lumayan panjang setelah kita. Entah kenapa, pilihan menu di sini gak terlalu banyak yaa. Akhirnya kami pesan menu berikut: 

- BBQ Kombinasi 3 Macam (188k): Terdiri dari bebek panggang, ayam panggang, dan tumis jelly fish. Menu satu ini bisa untuk sharing 2-3 orang. Sebenarnya kombinasi 3 lauk ini dimasak dengan 3 saus berbeda, tapi berhubung saat itu cuma tersisa 2 pilihan saus (szechuan & kecap asin), ya udah kami ok aja. BBQ ini disajikan dengan 3 macam saus cocolan. Yang udah ketauan enak buat saya ya si saus plum, karena manis-gurihnya pas banget buat si aneka daging. Saus yang lain saya kurang suka karena kepedesan. Rasa aneka BBQnya enak. Jelly fishnya sih yang agak kurang ens. Olahan jelly fish yang menurut saya paling enak sih di SuTei, hehehe 

- Mun Tahu Jamur Shimeji (65k): Tampilannya menggugah selera banget. Tapi rasanya entah kenapa di bawah ekspektasi kami. Tahunya enak sih lembut banget, tapi sausnya kurang mantap. 

- Nasi Hainam (11k): Standar rasa nasi hainam, harum dan nikmat. 

- Chinese Tea Jasmine (15k): Habis makan Chinese food emang paling enak minum Chinese tea. Harum, hangat dan segar. Benar-benar menambah kenikmatan. 

Harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 17,5%. Sayang sekali, dengan service charge segitu kami dapat pelayanan yang kurang memuaskan. Staffnya minim senyum dan susah dipanggil, beberapa kali oper-operan saat kami mau pesan makanan dan minta bill. Bahkan manajernya (sepertinya ya kalau dilihat dari seragamnya yang beda sendiri) juga agak jutek. Terus begitu kami selesai makan, baru 2 detik langsung diangkat aja piringnya tanpa ada basa-basi. Padahal teman saya masih pengen gayemin sausnya. Entah itu SOP mereka atau gimana, tapi menurut kami sih baiknya tanya dulu gitu. Menurut saya, untuk tempat dan pelayanan jauh lebih bagus Grand Duck King sih.