Fannie Huang||IG:@fiehuang

Kemarin memesan 2 soft cookies dari tempat ini via aplikasi e-commerence. Kebetulan lagi ada promo, 2 cookies cuma 10k aja. Aslinya 25k.

Aku mencoba :

1. Black & White Chocolate

Sesuai namanya, cookiesnya bertekstur soft. Kalau kalian suka cinnamon kayak aku, bakal suka sama cookies ini karena rasa cinnamonnya strong.

Namun rasa cinnamonnya terlalu dominan sedangkan rasa coklatnya sedikit, mungkin karena coklatnya hanya ada di bagian tengah.

2. Nutella Chunk

Merupakan aoft cookies dengan saus Nutella di bagian tengah yang cukup terasa.

Mungkin karena rasa nutela sendiri cukup strong dan cukup terasa, jadinya rasa cinnamon tidak begitu strong dibanding black white choco.

Namun tetap saja ada rasa cinnamon yang strong, mungkin karena base cookiesnya memang cinnamon cookies.

Tertarik mencoba nasi liwet yang satu ini karena toppingnya yang anti mainstream. Sebenarnya sih konsepnya agak mirip Ngikan, namun yang membedakan ada menu ayam dan usus ayam.

Selain itu juga ada 3 jenis sambal dan toppingnya ada yang Mozarella segala.

Aku mencoba :

1. Nasi Usus Crispy

Merupakan nasi liwet dengan usus ayam crispy. Nasi liwetnya cukup enak dengan rasa gurih serta pulen dan porsinya besar banget, sayanya ususnya kurang enak.

Ususnya memang renyah, namun saking terlalu renyah jadinya malah alot sampai gigi terasa nyeri saat dikunyah.

2. Nasi Ikan Mozzarella

Yang ini merupakan nasi dengan ikan dory serta keju mozzarella di atasnya.

Ikannya cukup besar dan segar, selain itu mozzarellanya juga cukup banyak sehingga asin gurih serta meleleh.

Sayangya tepungnya juga alot meskipun masih mending dibanding si usus.. Sayang banget, padahal kalau nggak alot bakal enak.

Awalnya nemu tempat ini di aplikasi ojek online dan saya tertarik buat mesen. Saya langsung tertarik buat cobain karena ada menu nasi gochujang.

Saya mencoba :

1. Nasi Gochujang (IDR 33k)

Merupakan seporsi nasi dengan ayam gorenf dan saus gochujang.

Sayangnya ayamnya tidak renyah sama sekali. Ekspektasi saya, bakal makan ayam goreng tepung nya crunchy dengan saus gochujang kayak di Kk*ldak atau H*ldak ternyata harapan saya salah.

Porsi ayamnya sih besar, namun kalau lebih renyah akan lebih enak.

Selain itu nasi putihnya pulen dan enak karena masih hangat pas sampai di rumah saya, namun nasinya kelembekan meski masih ok karena saha kurang suka nasi yang terlalu keras.

Namun buat orang yang ga suka nasi lembek pasti bakal merasa ini lembek banget. Sslain itu saus gochujangnya juga kurang enak menurut saya.

Sejauh pengetahuan saya, saus gochujang merupakan perpaduan rasa pedas, sedikit manis dan asam. Namun rasanya kurang strong.

Kayaknya saya memang salah pilih menu deh. Soalnya saya beli menu nasi yang collab sama Chef Juna buat ortu saya. Yang itu kayaknya enak, pas buka kotak aja udah kecium wangi rempahnya.

Tertarik mencoba donut ini via salah satu aplikasi e-commerence. Harganya jadi murah banget, 1/2 dozen jadi cuma 10k aja.

Rasanya bisa mix, aku dapetnya rasa matcha, srikaya, keju, cinnamon, coklat dan ovomaltine.

Aku mencoba :

1. Green Tea

Jujur aroma green teanya lumayan wangi walau rasanya agak sedikit plain mendekati manis. Kalau rasa pahitnya sedikit lebih strong.

Untuk harga 10 ribu aku tidak berekspektasi banyak, namun kalau harus beli dengan harga normal, yakni 50 ribu, aku bakal complain.

Donutnya memang lembut dan tidak oily, namun terlalu empuk hingga adonannya lengket.

Saat donutnya digigit, langsung nempel dan nggak naik ke atas lagi. Donutnya juga tidak renyah. Aku kurang suka tekstur donut begini dan kayaknya nggak akan beli lagi.

2. Donut Srikaya

Tekstur donutnya sama aja, bedanya toppingnya pakai selai srikaya yang manis namun manisnya masih ok.

Selainya cukup enak dan terasa srikayanya, sayangnya tekstur donutnya tidak.

Fuku Bento merupakan salah satu kedai di Food Court LTC yang berhasil bertahan selama lebih dari 10 tahun, bahkan pas jaman aku masih SD dan suka banget belanja ke Giant.

Ternyata di sini nggak cuma jual bento aja, tapi juga menjual Chinese Food. So akhirnya aku pesan via ojol.

1. Nasi Sapo Tahu Seafood (IDR 40k)

Satu porsi berisi aneka sayur, tahu, udang, bakso dan untuk kuahnya menggunakan cabai.

Sebenarnya sih agak kecewa karena Sapo Tahu di Chinese Food harusnya nggak pakai cabai sejauh pengalamanku makan di berbagai resto Chinese Food mulai dari yang di bawah 100k sampai yang lebih mahal.

Untungnya cabainya lebih cenderung menambah flavour dan rasa cabainya tidak sampai mendominasi rasa, jadi rasa manis dan gurih dari sausnya masih terasa sehingga cukup enak. Kekentalan sausnya sudah cukup ok walau kalau lebih thick sedikit lagi bakal lebih enak lagi.

Untuk udangnya juga cukup segar, bakao ikannya pun tidak amis. Satu porsi cukup besar dan sangat mengenyangkan.

Siang ini tertarik untuk mencoba makanan di sini via Ojol. Kebetulan di cabang ini cuma ada menu ayam, jadilah saya memesan menu ayam.

Saya mencoba :

1. Nasi Ayam Panggang Jumbo (IDR 48k)

Isinya merupakan ayam bakar, kulit bakar, kremesan, timun, sambal dan nasi gurih.

Sambalnya sendiri ada 3 jenis yang bisa dipilih, yakni sambal hijau, sambal matah dan sambal Totlah. Saya pilih yang sambal Totlah.

Sebenarnya sih rasanya enak. Nasinya gurih dan tidak keras serta wangi daun jeruk. Sambalnya pun tidak kalah enak, pedasnya masih pas buat saya dan cocok untuk menetralisir rasa ayam bakar maupun kulit bakarnya. Rasanya cenderung pedas gurih.

Begitupun dengan kremesannya yang gurih dan renyah namun tidak mengendap minyak. Tidak semua kremesan di restoran seenakini, ada yang hambar atau terlalu oily hingga membuat mual.

Untuk kulit bakarnya tidak berbau sedangkan ayamnya empuk dan bumbu kecapnya sangat meresap dan menurut saya malah agak kemanisan. Mungkin kalau kuantitas kecapnya sedikit dikurangi akan lebih enak karena kadang sambalnya pun kalah sama rasa manisnya kalau ngambil sambalnya kurang.

Namun kalau dari segi kuantitas menurut saya agak pricy dibanding dengan harga. Dengan harga hampir 50 ribu, ayamnya hanya 5-7 potong kecil berupa fillet dan sisanya kulit ayam.

Kebetulan saya lagi skripsi dan deadline saya akhir bulan ini, so saya sangat membutuhkan kopi dan memilih membeli kopi literan.

Pas cek ojek online, saya nemu brand yang satu ini sehingga akhirnya saya pesen kopi di sini.

Saya mencoba :

1. Seliter Deadline

Saya kira ini cuma kopi hitam, ternyata pakai gula. Sesuai rekomendasi di botol, sebaiknya memang dikocok dulu sampai bener-bener rata.

Pas baru sampai, saya minum dalam suhu ruang dan nggak dikocok jadinya malah manis banget. Sesudah saya dinginkan dan kocok beberapa kali, rasanya jadi ga semanis pas awal.

Menurut saya untuk ukuran kopi hitam malah manis walau masih ok karena saya biasa minum kopi hitam tanpa gula sehingga sudah terbiasa dengan rasa pahit kopi hitam. Kopinya cukup wangi dan cukup enak.

Namun buat ayah saya yang terbiasa minum kopi hitam pakai gula malah merasa kopi ini pahit banget.

Kalau buat begadang, menurut saya malah kurang cocok karena gula endingnya bikin ngantuk kalau di saya.