Fannie Huang||IG:@fiehuang

Tertarik mencoba menu wedang jahe di sini karena penasaran sama minuman matchanya. Lokasinya nggak jauh dari Sari Sari dan ada seating areanya.

Saya mencoba :

1. Wedang Jahe Matcha (IDR 40k)

Biasanya saya kurang tahan sama minuman yang rasa jahenya terlalu strong. Biasanya tenggorokan bakal auto terasa sakit. Namun ternyata minuman ini enak juga & bisa saya nikmati.

Rasa matchanya berpadu dengan rasa jahe dari wedang jahenya. Ketika diteguk, ada sensasi hangat dengan rasa jahe yang strong, namun nggak bikin tenggorokan sakit.

Rasanya unik, cenderung manis dan ada sedikit rasa matchanya.

Nggak sengaja lewatin tempat yang satu ini habis makan bakmi di deket sini. Di dalamnya ada 1 meja dengan 2 kursi tepat di samping jendela.

Buat gelatonya ada sekitar 10 pilihan rasa. Aku mencoba :

1. Medium Cup (IDR 43k)

Buat medium cup bisa pilih 2 rasa. Aku mencoba :

×. Dark Chocolate

Belakangan ini aku agak menghindari ice cream chocolate karena aku khawatir kemanisan. Aku sempet nanya ke masnya kalau rasanya bakal manis atau bittersweet.

Kata masnya, rasanya manis dan agak sedikit pahit. Kukira rasanya bakal bittersweet, namun malah cenderung manis. Buatku rasanya agak kemanisan buat dark chocolate. Aku sendiri kurang suka karena menutupi flavour gelato yang satunya lagi.

×. Gandalf The Grey

Rasanya enak & unik. Gelato yang satu ini perpaduan dari mangga yang agak asam, kue green tea & sedikit rasa maupun aroma earl grey.

Manisnya pas. Kalau kalian kurang suka manis, namun nggak mau yang terlalu asam, better beli yang rasa ini.

Penasaran banget sama kafe Korea yang satu ini dan akhirnya saya mampir buat dinner. Tempatnya sendiri nggak luas, namun bersih dan nyaman.

Kebetulan saya kehabisan corndog, hotteok, bunggyeopang dan beberapa menu lainnya. Agak kecewa, soalnya saya sungguhan pengen mencoba.

Pelayanan cukup ramah & responsif. Sayangnya waktu penyajian sedikit lama. Dan saya juga agak kecewa karena pesanan customer yang datang belakangan malah disajikan terlebih dulu. Padahal ada pesanannya yang sama dengan saya. Namun saya tetap memberi rating 3 untuk pelayanan karena kurang paham order siapa yang masuk ke kitchen lebih dulu.

Namun untuk pembayaran menggunakan voucher kolektif Perkul lancar. Saya punya 3 voucher dan karena bill saya cuma 222 ribu, saya nggak bayar tambahan.

Saya mencoba :

1. Hanguk Odeng (IDR 10k)

Odengnya disajikan dengan sup kaldu ikan yang gurih. Odengnya enak dan tidak berbau amis. Cocok buat comfort food.

2. Gimmari (IDR 15k/2 pcs)

Seporsi gimmari berisi 2 pcs. Tepungnya renyah dengan seaweed roll dan isian japchae. Ukurannya cukup besar dan rasanya cukup oke. Japchaenya gurih, namun agak berminyak.

3. Classic Ramyeon (IDR 40k)

Harganya affordable karena porsinya mengenyangkan. Isinya ada potongan odeng, jamur dan telur.

Tekstur mienya pas, nggak kelembekan. Rasa kuahnya sedikit pedas dan gurih. Telur rebusnya juga diberikan sepotong utuh dan tampilannya cantik. Apalagi disajikan pakai wadah kayak di drakor.

4. Orin Dosirak (IDR 50k)

Seporsi nasi berisi kimchi, telur dan 4 potong beef ham. Cara makannya bisa dishake-shake terlebih dulu.

Ini rasanya enak banget menurut saya. Potongan beef hamnya cukup tebal. dan telurnya pun nggak amis. Kimchinya juga unik dari segi flavour.

Tekstur sayurnya segar dan renyah, namun rasanya cenderung gurih, nggak asam kayak kimchi pada umumnya. Kalau dimakan pakai nasi semakin nikmat.

5. Jolly Uyu (IDR 32k)

Minuman yang katanya lagi tren di Korea. Saya suka rasanya dan ada potongan jolly pong (sejenis sereal) juga.

Rasanya manis, namun manisnya pas dan segar. Beneran recommend coba menu ini.
.
.
P.s : Informasi tambahan, kalau berkunjung ke sini selama liburan lebaran, kena service charge 10%.

Siang ini saya mencoba kedai baru ini bareng teman saya.
Lokasinya nggak jauh dari halte busway Grogol 2. Tempatnya beneran nyaman dan sesuai foto. Ada banyak spot OOTD dan seating areanya ada di indoor maupun outdoor. Selain itu ada opsi smoking area maupun nin smoking.

Kebetulan teman saya sampai duluan sekitar jam 11.30. Awalnya dia pengen tempat indoor dan katanya udah full. Namun rupanya masih ada meja kosong buat berdua, jadi teman saya duduk di sana.

Berhubung saya telat, saya minta tolong temen saya mesan menu buat saya. Rupanya waktu penyajian super duper lama. Bisa dilihat di foto, kami pesan jam 11.48.

Ice tea tawar saya baru keluar jam 12.17. Itupun sesudah ditanyakan 2x. Malahan cream soup saya keluar lebih dulu. Cream soup saya bahkan sudah habis ketika ice tea saya baru keluar. Saya paham kalau tempat ini cukup ramai, namun sulit memaklumi jika segelas ice tea tawar saja sampai memerlukan 29 menit.

Spanish latte teman saya keluar jam 12.23 hampir berbarengan dengan pizza. Itupun sesudah saya ingatkan 3-4x. Manajemen order sungguh perlu diperbaiki.

Dan ... saya kurang paham apakah memang standar pelayanannnya. Namun saya sedang makan pizza slice terakhir yang baru saya gigit ujungnya. Spanish latte teman saya bahkan masih tersisa 3/4. Ice tea saya pun masih 1/3.

Mendadak datang seorang staff cowok menghampiri : "Sudah selesai? Mau dibuatkan bill atau ada tambahan lagi?"

Saya paham restoran sedang ramai. Namun saya merasa sangat di-rush meski makanan belum habis. Padahal saya duduk sekitar 1 jampun karena menunggu minuman saja sudah 30 menit. Kalau memang khawatir pengunjung duduk lama, ada baiknya sejak awal menetapkan batas waktu duduk saja.

Saya mencoba :

1. Mushroom Cream Soup (IDR 35k)

Sejujurnya, warnanya lebih putih ketimbang di foto menu. Ini bukan kali pertana saya makan mushroom cream soup. Namun kalau boleh jujur rasanya berbeda dari ekspektasi saya.

Kalau sup ini dijual sebagai potato cream soup, mungkin bakal oke. Namun ini mishroom cream soup. Rasanya lebih mirip potato cream soup dengan jamur yang dipotong lalu ditaruh di atasnya.

Jamurnya nggak ada di dalam supnya sama sekali. Selain itu rotinya juga keras dan tawar. Biar lebih lembut, beneran harus dicelup ke dalam sup.

Rasa truffle oilnya cukup terasa. Menurut saya rasa masih oke namun kalau lebih gurih akan lebih enak.

2. Libero Pizza (IDR 89k)

Saya suka pizzanya. Isiannya cukup banyak dan twkstirnya pas, nggak terlalu tebal maupun terlalu tipis. Rasa tomatnya terasa dan dagingnya pun meresap bumbunya.

Selain itu tidak ada bagian piza yang gosong maupun alot. Pinggirannya renyah namun bagian tengahnya empuk.

Kemarin saya mampir ke A&W dan penasaran banget sama blue ricenya. Bayangan saya, nasinya bakal kayak blue rice yang pernah saya coba di salah satu restoran. Jadi saya pesan via ojol buat dinner malam ini.

Saya mencoba :

1. Spicy Shrimp - Combo B (IDR 55k)

Seporsi berisi blue rice dengan ayam, 2 telur dadar & root beer. Rasa nasinya tawar, cuma warnanya aja yang biru. Nggak salah sih, ini emang blue rice. Namun saya expect rasanya bakal gurih.

Lalu telur dadarnya pun juga tawar meski untungnya tidak oily. Flavournya hanya ada di sambalnya yang pedas sekaligus manis.

Untuk ayamnya saya pilih duo, yakni golden + spicy. Rasa ayamnya standar aja. Flavournya ada di kulit. Rootbeernya cukup enak.

Namun secara keseluruhan rasa biasa saja cenderung kurang. Dibanding rasa, ini overprice.