Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sebetulnya aku belum pernah mencoba nasi kapau & tertarik buat mencoba. Aku akhirnya mencoba pesan via Tr*v*loka.

Aku mencoba :

1. Nasi Sayur Kapau (IDR 15k)

Jujur, aku berharap rasanya bakal gurih. Maksudku, harga makanan di sini nggak murah. Namun sayangnya bumbunya kurang gurih.

Isinya ada sayur nangka, kol, cabe hijau dan ubi renyah. Saat baru dimakan ubinya terasa renyah. Namun aku ga ngerti kenapa, berhubung aku ga habis, sisain setengah buat dimakan 2-3 jam kemudian. Ternyata aroma dan rasanya mulai berubah. Kayak mau basi gitu.

Nggak ngerti apa memang nasinya ga awet? Namun aku bi sebungkus lagi buat mamaku yang belum disentuh samsek. Pas aku lanjut makan, dia baru makan nasinya. Dan punya dia pun kayak mau basi gitu.

2. Rendang (IDR 30k)

Potongan dagingnya lumayan besar dan dagingnya nggak alot. Namun sayang cukup berlemak.

Untuk bumbunya agak manis gurih dan nggak oily.

3. Gulai Telur (IDR 16,5k)

Aku berekspektasi tinggi buat telurnya karena harganya segini. Maksudku ini nggak murah buat sebutir telur. Kalau di rumah makan Padang murah, dengan harga segini tuh udah dapet nasi + sayur segala. Jadi semestinya rasanya lebih spesial.

Rupanya rasanya sama aja. Malah aku pernah nemu gulai telue di rumah makan Padang murah yang lebih enak.

Aku kecewa banget. Tekstur gulainya terlalu cair. Seandainya lebih kental dan santat lebih banyak, bisa lebih gurih. Rasanya juga mengecewakan. Rasanya cenderung bland, nggak ada rasa gurih dan rempah layaknya gulai yang seharusnya.

Overall, aku ga paham apakah Nasi Kapau memang begini. Namun untuk gulainya beneran mengecewakan. Harga ga sebanding sama rasa.

Kedai kopi yang satu ini memiliki konsep yang cukup unik. Lokasinya terletak di kawasan perumahan dan dari luar nggak ada plang nama. Tempat masuknya melalui sebuah pintu berwarna putih tanpa kaca.

Desain kedai kopi ini merupakan karya desainer terkenal dan konsepnya pun estetik dan unik. Desainnya mampu meng-cater kebutuhan customer yang mau menikmati keramaian maupun menyepi.

Ada seating area yang memungkinkan customer melihat pengunjung lainnya, ada juga ruangan dengan kaca yang di dalamnya hanya ada 2 meja kalau mau lebih private bareng beberapa temen. Selain itu ada juga 1 meja untuk 2 orang di balik tembok buat yang mau menyepi. Meski suasana kedai kopi yang ingar bingar, suaranya tidak begitu terdengar dari sana. Selain itu juga nggak harus liat-liatin bareng pengunjung lain.

Aku suka #metime dan sejujurnya spot semacam itu merupakan spot favoritku. Namun karena aku bertiga, jadi di meja dengan kaca.

Selain itu ada seating area di bawah. Aksesnya dengan menuruni tangga. Namun jujur, aku merasa desainnya ini kurang nyaman. Kalau kalian duduk di area bawah, perhatikan menu yang kalian pesan kalau nggak mau ribet. Pastikan kalau kalian pesan minuman berupa satu gelas aja.

Kalau kamu mau menuruni tangga, kamu harus menunduk karena beneran pendek. Tinggiku 165 cm dan aku pun harus menunduk. Kenalanku yang tingginya di bawahku pun sama.

Selain itu tangganya sempit, pas untuk satu orang. Nah kenalanku pesan affogato lalu sempet mau foto di bawah. Aku langsung menolak karena repot, dan mereka auto setuju setelah ngeh aksesnya ribet.

Affogato disajikan berupa nampan kecil dan ada 2 shot glass di atasnya. Berbahaya banget kamu harus bawa nampan kecil dengan 2 gelas di atasnya sambil menundukkan kepala. Kalau lewat sambil duduk, menghalangi jalan orang. Ya kali harus 3x bolak balik cuma demi bawa sebuah affogato kalau mau aman? Tidak efisien sekali .

Jujur, untuk tempatnya aku mau memberikan rating 2 karena desainnya nggak nyaman(mesti nunduk kalau.mau ke bawah dan bakal susah kalau bawa makanan/minuman), rawan kejedot juga. Namun desain di lantai atas beneran nyaman. Jadi rating 3.

Aku mencoba :

1. Mi Manyar (IDR 55k)

Dari semua menu yang kupesan, ini menu yang terenak menurutku. Sebetulnya mi ini merupakan mie ayam, namun menggunakan pasta sebagai pengganti mie.

Tingkat kematangan pastanya pas dan rasanya gurih. Selain itu rasa blackpeppernya juga cukup strong. Kebetulan aku suka blackpepper dan menurutku ini enak.

Pastanya pun pas. Minyaknya nggak kebanyakan. Ayamnya empuk dan tingkat kematangan kangkungnya pun pas.

2. Nasi Ayam Madu (IDR 55k)

Isinya merupakan ayam goreng tepung dengan saus dan sedikit sayur. Sejujurnya harganya overprice dibanding porsinya. Bisa dilihat, sayurnya cuna beberapa potong.

Ayamnya juga sedikit meski tepungnya renyah. Rasa sausnya cenderung asam manis, namun madunya nggak terasa sama sekali (mungkin manisnya pakai madu?). Namun aku pernah makan honey glazed chicken dan rasanya nggak begini.

3. Kentang Goreng (IDR 35k)

Kentang gorengnya renyah dan gurih. Dalamnya pun empuk. Saus cabainya pedas gurih.

4 . Kopi Kotak (IDR 35k)

Jujur, aku pesan kopi kotak karena baca review di PerKul. Jadi menurut salah satu review, kopinya merupakan kopi hitam yang disajikan dalam bentuk ice cube terus disajikan dengan susu.

Pas datang, menunya beda jauh dari ekspektasiku. Minuman yang disajikan merupakan es kopo gula aren biasa aja. Es batunya juga es batu biasa aja, bukan black coffee.

Rasanya agak manis dan kopinya agak light. Aku kecewa banget. Padahal pesan kopi kotak karena nggak mau manis. Aku nggak tahu apa kopi kotak sekarang udah ganti jenisnya? Kalaupun iya, harusnya jelaskan di deskripsi menu.
.
.
Kurasa mereka perlu lebih memperhatikan kebersihan di kedai kopi ini. Aku duduk di ruangan yang ada 2 meja dan di sudut dekat jendela kaca ada debu yang tebal. Bahkan di foto pun kelihatan (lihat foto aku yang terakhir).

Bahkan ada kentang goreng jatuh di lantai, dari aku ambil order sampai aku pulang masih ada dong.