Freddy Wijaya

I thank this is the first French restaurant in Kelapa Gading?

The place is pretty lovely, we particularly loved the stairs leading to the restaurant (the restaurant is located on the 2nd floor of the building).

We only ordered some desserts and drinks cause we were already full:

1. Honey Ice Cream with Cereal
The chef prepared the ice cream in front of our table and it’s pretty fun to see the process. The ice cream itself is pretty sweet and beautifully presented, albeit quite small for the price.

2. Tarte Tatin
Basically an apple pie with gelato. Again, good and nicely presented.

They also give every guests complimentary breads and tomato eclairs, which is nice.

Dekor kafe ini bagus banget, terkesan klasik dan mewah dengan sofa hitam dan lamp shade di tiap meja.

Selain kopi & teh, kafe ini juga terkenal dengan pancake nya yang empuk dan ‘jiggly’. Kami pun memesan Hoshino Blend Tea, Japanese Coffee Milk, dan Souffle Pancake with Strawberry.

Overall, menurut saya pancake nya cukup enak dan empuk, namun overpriced dibandingkan harga nya yang mencapai Rp95k. Minumannya sendiri juga tidak terlalu istimewa.

Sebetulnya saya kesini bermaksud mencoba nasi tim nya yang katanya enak, tapi karena stoknya sedang habis saya pun memesan nasi campur (Rp63k termasuk pajak).

Surprisingly nasi campurnya menurut saya cukup mengecewakan, topping pork nya lumayan banyak tapi rasanya biasa saja, tidak gurih seperti nasi campur lain. Nasinya sendiri juga agak keras.

Overall not worth it untuk harga yang cukup mahal.

Restoran ini sebenarnya terkenal dengan bakminya, tapi karena kami sedang tidak bisa makan mie, kami pun memesan beberapa lauk saja.

Makanan yang kami pesan seperti Sapo Tahu, Bistik Ayam, Wongsan Cah Fumak, Bakso Ikan, dan Pocai.

Overall makanannya cukup lumayan, meskipun tidak terlalu istimewa dan porsinya agak sedikit (untuk 2-3 orang). Yg saya rekomendasikan disini adalah bakso ikan dan bistik ayam nya.

Tempatnya sendiri standar, seperti resto chinese rumahan pada umumnya, namun bersih dan cukup luas karena ada 2 lantai.

Kopi yang satu ini selalu antri setiap kita pergi ke KoKas. Karena penasaran namun salah satu dari teman saya tidak bisa minum kopi, kami pun memutuskan untuk memesan Milo Dinosaurus.

IMO rasanya biasa saja, milonya kurang berasa dan ukurannya juga menurut sy agak kecil. Next time mungkin sy akan coba es kopinya saja.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya restoran bak kut teh ini muncul juga di Kelapa Gading. Sebelumnya saya harus mampir ke PIK dulu apabila sedang ngidam Song Fa.

Overall cabang MOI ini lebih kecil dibanding cabang PIK sehingga terkesan lebih crowded juga. Pelayanannya cepat tapi tidak konsisten, waktu kunjungan terakhir pesanan kami beberapa kali salah diberikan.

Bagaimana dengan makanannya? So far Song Fa masih menjadi bak kut favorit saya di Jakarta, daging pork nya empuk dipadu dengan kuah lada yang mantap.

Selain bak kut kami juga memesan beberapa side dish seperti cakwe, kacang dan sayur asin. Semuanya enak, hanya kekurangannya semua porsi makanan disini menurut saya sangat kecil dibanding harganya yang tidak murah.