Chibiy

Sebenarnya lokasinya nggak terlalu "nyempil" tapi memang kalo gak "ngeh"-an mungkin bisa jadi tidak terlalu terlihat dari jalan depannya. Dulunya kalau tidak salah, bekas bengkel mobil. Sekarang sudah disulap jadi salah satu coffee shop #kekinian yang tampil cukup modern dengan kusen dominan warna hitam. 

Kebetulan saat saya datang sudah menjelang Natal, mereka ada pasang pohon natal dan dekorasi salju buatan di jendela kaca mereka. Suasana interior cukup cozy dan spacious. Jadi untuk ibu-ibu yang mau arisan boleh lah ngumpul rame-rame di sini... Pelayanannya sendiri cukup ramah dan cepat. Pengetahuan tentang menunya juga lumayan oke.

1. Americano
Disajikan dengan butter cookies buat pendampingnya. Taste-nya lebih ke asam daripada pahit. After taste-nya masih ada sedikit tertinggal di tenggorokan ya...

2. Piccolo
Piccolo mereka juga didampingi dengan butter cookies mungil. Standard mereka sudah 2 shots in a cup. Sama seperti americano-nya, taste-nya lebih ke asam dan masih ada after taste yang tertinggal di tenggorokan.

3. Frittata Portato
Basicnya sebenarnya adalah omelette. Ini enak!! Di atasnya ditaburi melted cheese. Di menu tertulisnya harusnya didampingi dengan kentang, tapi waitress-nya bilang sekarang diganti dengan beef sausage. Sosisnya panjang, penampilannya kurang meyakinkan karena looks a bit dry gitu... tapi setelah dipotong dan dimakan, enak juga rasanya.

Masuk ke kafe ini emang berasa kaya "keluar" lagi ya, karena didominasi dengan kaca tinggi di interiornya, jadi cahaya matahari dari luar bisa masuk ke dalam tanpa malu-malu. Karena di atasnya ada gym gitu, maka banyak makanan sehat yang ditawarkan di menu mereka. Begitu masuk, ruangan dibagi menjadi dua di sisi kanan dan kiri. Saya pilih yang sisi kanan karena kami datang grup beramean dengan beberapa anak kecil.

1. Spicy Crispy Tofu in Salted Egg Sauce
Ini enak sekali!! Ada daun jeruk-nya jadi wangi.. tahunya pun crispy dan bumbunya meresap. Harus coba banget!!

2. Spaghetti Soy Carbonara
Spaghetti-nya al dente dan dilengkapi dengan bacon bits yang bisa jadi pengalaman tekstur tersendiri saat dilahap berbarengan. Enak tapi tidak ada yang terlalu spesial.

3. Pepperoni Pizza
Pizza-nya jenis adonan yang tipis, pepperoni-nya juga cukup banyak, taste just okay...

4. Iced Cappucinno
Tidak terasa kopi-nya... terlalu berasa susu. 

5. Affogatto Coffee Float
Untuk affogatto-nya cukup enak, es krim-nya tidak terlalu manis. Taste espresso-nya lebih ke pahit daripada asam.

6. Hot Cafe Latte
Sama seperti Iced Cappucinno, kurang terasa kopinya. Hanya rasa susu.

Jadi menurut saya, kalau pecinta kopi ya tempat yang kurang tepat karena kopinya sangat light dan kurang terasa. Untuk makanan, masih dalam kategori bolehlah... although a little bit pricey. Jadi emang beli suasana sih di sini...

Penasaran karena katanya enak banget dan promosi mereka di instagram cukup rajin. Jadi ngiler juga ngeliatnya... Saya pecinta nasi gila tapi jarang menemukan yang enak di lidah saya. Karena lagi malas keluar, saya order via Gojek.

Saya pesan yang Nasi Goreng Gila Jumbo untuk dimakan berdua. Porsinya tidak terlalu banyak untuk judulnya yang katanya "Jumbo" dan jika dibandingkan dengan harganya yang 40k. Tapi ya dimaafkan karena dagingnya banyak.

Layaknya nasi goreng gila, lauknya tidak diaduk jadi satu namun dipisahkan. Rasa dari nasi gorengnya sendiri cenderung plain dan warnanya pucat. Untuk lauknya terdiri dari baso, sosis, dan telor. Hmmm... menurut saya nasi gila itu harusnya ada sayurnya ya... saya tidak melihat ada kol atau sayuran hijau di sini, jadi menurut saya point minus di sini... Untuk rasanya, ya memang dia ada ciri khas sendiri sih, enak dan cukup gurih but for me nothing special.

Sebagai pecinta babi dan pedas, pasti suka sama babi guling khas Pulau Dewata. Karenanya begitu buka di Kelapa Gading, langsung mau coba. Makanannya di-display ala "warteg touchscreen" yang bikin laper mata, tapi kita bisa pesan menu paketan juga.

1. Babi Guling Jumbo
Paketan yang paling komplit, porsi nasinya juga banyak. Daging babinya cukup empuk. Dilengkapi dengan kuah kaldunya yang lumayan tasty. Tapi sayang, kulit babinya kerasss... cuman bisa digigit sebagian jadinya...

2. Babi Sambal Matah
Babinya bukan babi guling tapi babi garing. Sayangnya sambal matahnya nyusul, jadi udah setengah makan baru datang sambalnya. Menurut saya kurang oke sambal matahnya, terlampau kering, kurang berminyak, dan kurang tasty. Jadi malah lebih enak si sambel merahnya. Sayangnya lagi, daging sate babi pedes-nya kerasss... susah digigit dan dikunyah.

Udah makan di angkringan "haram" ini dari jaman awal-awal dia buka. Dulu belum banyak meja kursi yang disediakan dan masih sepi. Sekarang? Jangan ditanya lagi... selalu ramai! Sempat ada masanya di jaman dia "baru jadi ramai", ownernya kelabakan. Antrian membludak. Service jadi lama dan ngko-nya keliatan stress. Tapi sekarang jangan khawatir lagi, guys... meja sudah banyak, karyawan sudah banyak (pakai seragam lagi sekarang haha...), dan sudah pakai sistem penomoran meja dan bon yang lebih rapi. Pelayanannya pun jadi lebih cepat dan teratur dan si ngko bisa santai-santai tinggal monitorin pegawainya (great job, ko!).

Nasi babinya banyak pilihan banget dan kelihatan sudah ditambah kuantitas dan jenisnya daripada dulu. Saya pesan nasi babi cabe ijo, nasi babi kecap, dan nasi babi rendang (ini favorit saya si rendang!). Dari segi rasa, tidak perlu dikhawatirkan, daging babinya juga empuk. Hanya satu sayangnya, nasinya terlalu lembek. Saya mengharapkan nasi yang lebih pera.

Untuk sate-satenya, saya pilih yang benar-benar babi semua. Dari sate babi manis, pedas, lapchiong, ham, dan sate babi goreng tepungnya. Saya suka semua, babinya juga empuk, dan di beberapa tusuknya bisa ditemukan "harta karun" lemak babi :) :) :)

Saya juga ambil bakso gorengnya. Jenisnya bakso goreng kopong seperti yang ada di mie cina gitu. Aduh, enak banget! Saya suka teksturnya yang lembut tapi tetap banyak dagingnya dan rasanya tasty.

Yang juara juga adalah siomay babinya! Dulu seingat saya siomay di sini cuman ada satu jenis, yaitu siomay babi mix udang. Sekarang ada satu jenis siomay baru yang ukurannya lebih besar, dan itu siomay full babi. Saya coba. Menurut saya, ini salah satu siomay babi terenak yang pernah saya makan! Tekstur dagingnya sangat lembut, empuk, tapi nggak bikin eneg. Enak banget dan benar-benar harus dicoba!!

Untuk harga, jangan khawatir, pas banget di kantong. Kurang dari 50k/orang, dijamin kenyang!

Kok Tong Kopi ini letaknya "nempel" alias jadi satu dengan Marketing Gallery PIK 2. Tersedia indoor dan outdoor area. Tempatnya cukup comfy walaupun sering ramai ketika weekend. Untuk parkir, cukup spacious mengingat jadi satu dengan tamu marketing office-nya. Pelayanannya oke, ramah dan cepat.

Untuk menu kopi-nya, taste-nya seperti kopitiam-kopitiam di Singapore. Cenderung ke pahit. Saya suka kopi susu telur-nya (walaupun nggak berasa dimana telurnya, atau memang rasanya begitu, nggak tau juga ya...). Tidak terlalu manis dan masih dapat pahit-nya. Boleh dicoba...

Sebagai cemilan, tahu cabe garam enak banget buat diserbu ramai-ramai. Ini beneran enak, karena mereka berhasil membuat tekstur tahu yang benar-benar garing di luar namun lembut di dalam. Bumbunya meresap secara keseluruhan sampai ke dalam tahunya itu sendiri. Enak dan enak!!

Saya pesan nasi goreng kari juga yang katanya salah satu menu rekomendasi mereka. Overall rasanya enak namun saya tidak merasakan ada taste bumbu kari-nya itu sama sekali ya. Jadi rasanya seperti nasi goreng kecap biasa saja.

Paling enak itu kalo ke coffee shop dan di dalamnya tenang tidak terlalu ramai. Jadi pas buka pintu masuk, aroma kopi tercium, rasanya tenang dan nikmat... Masalah di Kopium ini cuman susah parkir saja kalau lagi ramai, karena dia ada di daerah perumahan (di mana hampir setiap rumah di sekitarnya ada tulisan "Dilarang Parkir di Depan Pintu" di pagarnya ).Interiornya terkesan homy dan cozy dengan warna dominasi earth tone dan permainan lampu halogen yang berkesan "warm". 

1. Piccolo
Pesan Piccolo di sini, minta extra shot jadi double shots. Gelasnya agak lebih besar dari Piccolo kopisop lainnya. Jadi walaupun saya sudah minta extra shot, buat saya masih kurang kencang rasanya. Tastenya ada sedikit asam namun masih lebih dominan pahitnya. Namun overall rasanya oke. Ada mini red velvet cookie yang rasanya lumayan oke untuk menemani si Piccolo ini.

2. Long Black
Sama seperti Piccolo-nya, taste dari Long Black ini ada asamnya namun masih lebih dominan rasa pahitnya. Mini red velvet cookie juga menemani si Long Black ini. Overall taste-nya ok walaupun agak mild.

3. Nasi Goreng Kopium
Pesan ini karena anak mau makan, jadi ditanya dulu ke Mas-nya, pedas atau nggak. Dia bilang "nggak pedas". Nasi goreng ini salah satu yang di rekomendasi sebagaimana tertulis pada menunya. Ternyata bukan nasi goreng kecap manis biasa, tapi lebih ada rasa curry-nya. Jadi seperti nasi goreng kari-lah dia... Karena saya pribadi adalah penyuka rasa-rasa yang tajam, jadi cukup cocok di lidah saya. Penampilannya cukup unik karena nasi gorengnya terbungkus rapi di dalam telur dadar. Penampilan garnish si timun dan wortel itu yang agak menganggu mata saya sih. Tapi ini ternyata pedas ya! Maksudnya, untuk ukuran anak kecil, ini pedas karena pedas lada. Anak saya sih "huh-hah-huh-hah" makannya.

Karena tergiur dengan reviewan beberapa orang mengenai Street Steak ini, akhirnya cobain juga...

Saya pesan Tomahawk 500gr "Wagyu Sirloin Steak", tapi untuk dimakan berdua ya... gede banget itu, nggak kuat kayanya kalo dimakan sendiri...

Pelengkapnya bisa pilih antara Mashed Potato / French Fries + Buncis + Saos Bbq / Mushroom Sauce. Saya pilih mashed potato & bbq sauce. Untuk buncisnya, terlalu sedikit sekali, harusnya bisa lebih banyak lagi porsi sayurannya (kan murah itu harusnya sayur doang haha).

Daging 500gr itu diletakkan di hot stone. Saya pesan dengan tingkat kematangan medium well. Karena hot stone tersebut panas terus, lama-lama steak saya jadi matang . Mau dipindahin ke piring biasa, tapi kan itu steak gede banget... terus makannya kan emang pelan-pelan, gak bisa dipindahin semua juga... So, pelajaran buat saya pribadi, next time saya pesen medium rare saja, biar pelan tapi pasti dia akan jadi medium well haha...

Tekstur dagingnya menurut saya agak kurang lembut untuk ukuran wagyu, tapi cukup juicy ketika daging ada di tingkat kematangan medium well. Begitu sudah "masak" menjadi tingkat kematangan well done, jadi terlalu keras, but still acceptable untuk yang memang suka well done. Bumbu bbq-nya standard saja. Begitu pun dengan mashed potato dan buncisnya. Jagungnya oke, manis. Masih gemes kenapa buncisnya dikit banget...

Saya juga pesan chicken wings yang katanya menu andalan mereka. Tapi agak mengecewakan ya rasanya, mirip yang frozenan punya beredar di pasaran haha...

Untuk harga, sebenarnya cukup ok karena banyak harga promosi alias discount dari mereka. Cukup worthed untuk jenis daging "hi-class". Pelayanan ramah dan cepat.