Setelah Buih Kopi di Bandung, gue ga bisa nemu yg sama di Jakarta... until I found Animo. Animo ini sebenernya jualan roti, tapi juga jualan kopi, dan surprisingly, kopinya creamy loh. Gue suka kopi ini, dan cuman Selatan Jakarta sama Ratangga yang bisa nyaingin, but this one got more branches, so Animo is a good choice.
Tempatnya kecil sih btw jadi cuman bisa buat take away, but if's fine kan.
By far ini adalah ramen pork kedua terenak yang pernah gue coba. Tempatnya sendiri ga terlalu nyaman buat lama-lama, tapi ramennya bener-bener mengalahkan segala kekurangan itu. Pelayanannya cepet dan ramah banget.
Yes. Ini singkatan dari Magia Coffee yang gampang aksesnya dari MRT Haji Nawi. Gue lagi di luar dan ada rapat mendadak, jadi nyimpang kesini.
Nah si Magia ini ada 4 lantai, dimana 4 lantai ini fungsinya beda beda. Lantai 1 buat kasir dan coffee bar, lantai 2 AC smoking, lantai 3 AC non-smoking, lantai 4 alias rooftop buat nongki nongki under the shining moonlight.
Gue pesen Es Kopi Susu Magia dan kopinya perfect. Mungkin ga seperfect Stumpy atau Anomali sih tapi dengan ambience seperti ini, siapa sih yang bisa ngalahin Magia dalam hal suasana?
Ke sini lagi? Of course! Kalau gue main ke Pondok Indah, gue akan kesini lagi sebelum naik MRT.
Lagi main ke Alsut, gue nemuin tempat bakmi ini. Jadi lokasinya ada di Flavor Bliss, dan yes it is pronounced pec.... , ah never mind.
Mpek Tjoen ini satu cabang sama yang di Gandaria, so I hope it brings that quality to this place.
Gue pesen Bakmi Ayam, dengan pangsit kuah. Bakmi Ayamnya pake mie kecil dan ada jeruk kuncinya! I'm getting Bangka vibes for this. It performs beyond my expectation, mie kecilnya menarik dan rasanya manis gurih. Namun disini juaranya adalah pangsit dan kuahnya, kuah bakminya strong banget ga kaya di resto bakmi lain dan racikannya bagus! Kudos to Mpek Tjoen Alsut.
Suasananya pun betah banget, dan banyak banget spot buat foto-foto, baik dalam dan luar restoran.
Blue Doors. Secara harafiah artinya pintu biru, ya karena pintu masuknya warna biru. Lokasinya di Alkateri (ya ga jauh dari Warung Kopi Purnama yang tenar itu), seberang Golden Flower, tapi ini jauh lebih tricky dari Sidodadi karena di sekelilingnya ada tukang jualan lukisan.
Pas masuk bakal disambut dengan interior jadul bekas toko, industrial style. Ada pintu samping yang mengarah ke tangga yang dimana lu bisa minum ditemani pemandangan Alun-Alun.
Gue pesen Cold White Latte, dan first impression gue, perfect! Aftertaste manisnya ada, campuran susu dan kopinya pas, sampe croissant yang gue makan pun jadi teman yang cocok untuk sang kopi!
Menu yang dipesan: Cold White Latte, Red velvet croissant
Sudutsatu ini ada di ujung Tanjung Duren, maksud gue di ujung jalan Tanjung Duren Raya sebelum jembatan ke Green Ville. Pas masuk cafenya emang langsung ada vibe cozy dan suasananya emang cocok buat nyantai atau nongki-nongki lama.
Gue pesen Ice Cascara Sparkling Tea (yang seger banget), Kue Dadar Klasik, dan Serabi Solo. Kue Dadarnya pas dan Serabi Solonya stands out (yak gue pengen coba lagi kan serabi solonya. Ga cukup 2 emang hadeuh). Surely wants to come back here again
Menu yang dipesan: Iced Cascara Sparkling Tea, Kue Dadar Klasik, Serabi Solo
Pas pertama kali tahu Chatime Atealier ini, gue penasaran menunya apa aja ya.
Turns out Atealier adalah Chatime dengan menu eksklusif dan proses pengetehannya khusus (nitro brew udah macam SB aja). Gue pesen Earl Grey Milk Tea dengan Earl Grey Jelly. Rasanya strong, ada perbedaan yang kentara dengan yang gue beli di Chatime biasa.
Semoga makin banyak Chatime yg diupgrade ke Atealier deh hehe.
Seirockya ini gue akui adalah ramen halal terlezat yang pernah kucoba. Gue order Ekstrim Ramen, jadi Toripaitan yang dicampur dengan minyak ikan. Hasilnya rich flavour goodness dan tanpa topping apapun gue bisa enjoy ramen ini.
