Micwengeneral B

Pasca Ayam Goreng Karawaci di Pluit Village, saya sangat penasaran. Jadi, saya bertandang ke cabangnya di Roxy Mas.
Wah, yang di Roxy lebih tenang, exactly, sepi, dan ayamnya sama garing dan gurihnya, pula. Ya ampun, nyaring sekali ayamnya!
Bahkan bola - bola ubinya juga buttery. Harganya juga sangat ramah kantong, beli set ayam seekor dan tahu tempe yang legit, plus bola ubinya itu, hanya 90 ribuan.
Tahu begitu kalau nyaring begini saya beli lagi kremesan tambahan.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Tidak bisa saya sebutkan konklusi saya apabila starting poin dari satu, dua, dan tiga saja, seperti kasus di Wan23 di Citywalk Gajah Mada, dekat Glodok.

Memang kelihatannya lumayan mi bebeknya, nasi goreng hokkiannya juga lebih enak daripada yang waktu saya coba di Yautong, Hong Kong. Namun tidak hanya itu saja, ada sisi positif lainnya yakni kompatibilitasnya dengan reservasi online Chope, interior dan dimsumnya pinky yang feminim, dan ramah disabilitas.

Dan ada kejelekkannya juga, teh panas biasa tidak bisa refill. Ada rounding bill juga di Wan23, walaupun tax dan servis masih 15.5 persen. So, banyak poin yang perlu digali di sana.

Jadi tidak bisa hanya dengan starting poin 1, 2, dan 3 saja. Kalau perlu, 30.000 titik harus dicari.

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Kita sempat merasakan kembali keseruan berwisata kuliner di Seroeni, Lippo Mall Puri. Bahkan hanya dengan roast duck noodle-nya, minya itu dan bebek panggang pelengkapnya berasa luar biasa cantik dan asin secara rapi! Bebeknya gurih, pula.

Sapo tahu dan terungnya juga wangi dan mindblowing, pula. Dan, kita juga mendapat (nyaris) gratis hotplate beef empuk bersaus asam manis. Semuanya seru, nih!

By the way, servis charge-nya Seroeni 6 persen. Kemarin makan lagi di sana totalnya sekitar 390 ribuan.

Jadi, malam ini kita berempat dinner di Anigré, restoran all-day dine di Sheraton Grand Jakarta, Gandaria City, Gandaria. Kita dinner setelah saya mereservasinya secara online melalui Chope, dan mendapat promo 50 persen di sana. Seharusnya 388 ribu menjadi 194 ribu saja, belum termasuk tax & servis 21 persen. Positifnya selain diskon, no rounding dan no dresscode, juga.

Lumayan! Begitu dapat free flow water dan infused water, buffetnya pun beragam tidak seperti saudaranya JW Marriott Kuningan. Hidangannya juga keseluruhan lumayan seperti roasted lamb-nya yang jadi enak setelah ditambah black pepper sauce, lalu minya juga ringan plus campuran kaldu ayam dan sapi. Soto tangkarnya menarik, pula, saya juga suka semua gratin di sana, baik baked pasta dan veggie gratinnya. Es kopyornya pun unik dan kopyornya bisa terdeteksi baik.

Namun, di sana saya kurang setuju dengan ikannya (saya lupa namanya antara ikan tandoori atau masala), masih amis. Sushinya juga masih berasa biasa walaupun gorengan tempuranya ok. Dessertnya juga beberapa kurang seperti contohnya french toastnya. French toastnya kering bukan lembap, berasa jadi seperti makan bagelen.

Terlepas dari itu, Anigré memang cukup megah, simpel namun marmer mendominasi interiornya. Konter hidangan utama dipisah dengan ruang meja makannya, jadi tidak berasa bercampur seperti efek domino. Ramah disabilitas, juga.

Dan, walaupun saya kurang agree dengan beberapa aspek dari Anigré, saya masih merasakan meriahnya buffet di Anigré. Decent, deh, tidak memalukan sama sekali.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Karena, tadi siang kami berdua makan di Jittlada cabang Grand Indonesia. Tempatnya ok lumayan berkesan mewah, ramah troli juga.

Makanannya juga lumayan menarik dengan total seharga 320 ribuan. Tax & servisnya sendiri masih 16.05 persen dan juga tidak ada rounding.

Overall, Jittlada sedikit mahal, namun masih decent karena porsinya rather jumbo. Apalagi nasi goreng nanasnya yang asam nanas, gurih, dan wangi. Sate dagingnya juga menggiurkan.

Sayangnya pad thainya kering dan agak gersang, padahal citarasanya sudah cukup asam gurih manis dan banyak plus meriah.

Diluar pad thainya sih Jittlada cukup menyenangkan. Lama juga saya tidak makan di sana.

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Kedai Soto Betawi Ibu Lie Moy ini menggantikan Ny. Afung yang kini sudah pindah ke Pesanggrahan. Sekarang, gerai Lie Moy ini tampak lebih modis, terutama di lantai 2 yang juga ber-AC.
Soto bening ayamnya sendiri gurih. Enak juga, namun menurut saya ayam suwirnya digoreng sedikit kurang lama. Sotonya juga sedikit monoton, mungkin karena absennya emping. Walaupun demikian, sotonya sekali lagi gurih dan cukup wangi.
Tidak hanya soto, Lie Moy juga menyediakan gado - gado dan asinan. Asinannya sendiri masif, rasanya sendiri juga tidak terlalu asam berlebihan. Gado - gadonya juga cukup komplit.
All in all, soto ini adalah jalur alternatif.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Ketemu bakmi polo air di Mipolo cabang Grand Indonesia, setelah pertama kali saya menjajalnya di Taman Anggrek. Di cabang Grand Indonesia minya lebih enak, toppingnya juga lebih gurih, walaupun pangsitnya masih biasa saja.

Harganya 45 ribu untuk mi pangsitnya itu, original.