Micwengeneral B

Saya mendapat lagi nasi goreng di Bakmi GM cabang Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta. Masih enak walaupun sedikit berasa kelamaan ditumis. Banyak sih nasinya. Pangsitnya juga masih renyah.

Namun udang di nasi gorengnya pelit sekali, hanya 2 potong. Terus harganya juga lebih mahal gara - gara di bandara, 53 ribuan. Ada rounding bill, pula.

Kita menemukan gerai lamian lagi di Flavor Bliss, Alam Sutera, Tangerang. Gerainya bernama Lamian Palace, restorannya cukup besar disamping Grand Ni Hao, interiornya berbangku dan meja kayu.

Lamiannya sendiri halus, wontonnya juicy, sedikit mirip cabangnya di Neo SOHO. Ayam goreng pedasnya juga garing dan sedemikian rupa miripnya, sedikit pedas. Namun, buncisnya sedikit asin. Tadi ada babi hong juga namun saya no comment dulu babinya itu.

Total makan beriga 300 ribuan, lamiannya 53 ribu, ayamnya 48 ribu, belum termasuk tax & servis 15.5 persen. Uniknya, mesin pembayaran ATM-nya malah wireless.

Overall, inilah palace of lamian dan ayam cabai, di Flavor Bliss.

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Saya berempat bertemu dengan HokBen Kiosk di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, sekompleks Old Town.

Kami membayar sekitar 176 ribu (sayang ada rounding bill) untuk set beef teriyaki, kani roll, dan puding cokelat plus minum. Beef teriyakinya manis seperti biasa HokBen.

Namun, kani roll-nya di sana tidak begitu enak. Nasinya cukup banyak, positfnya. Pudingnya sedikit getir, lebih enak buatan Puyo.

Overall, bagaimanapun juga, dia kios untuk pengunjung yang kangen HokBen, mungkin (apalagi khusus beberapa pengunjung yang lama dari luar negeri).

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Pernah pagi - pagi baru bangun, ketika saya membuka kulkas...

Ada Kastera!

Nah, saya iseng membuka boksnya Kastera dan mencicipinya sedikit. Kuenya decent, tengahnya seperti ada lapisan keju.

Namun, tekstur kuenya agak kasar. Saya berpikir kuenya bakal selembut Fuwa - Fuwa, ternyata dugaan saya agak meleset.

Tetap favorit bagi saya yakni Fuwa - Fuwa. Walaupun demikian, all in all, namanya Kastera unik juga ya, plesetan dari Castella.

-- Kastera, Korean Castella By Luna Maya. --

Pretzel Auntie Anne's cabang Terminal 3 Bandara Soekarno -Hatta ini untuk pretzel dognya saya suka, cheese-nya masih meleleh dan sosisnya tebal. Pretzelnya juga empuk.

Tapi untuk yang kayak stik gitu yang cheese dan choco menurut saya sedikit lebih enak cabangnya yang di Central Park, ya. Terus, beli itu saja semua bisa 116 ribu.

IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk

Makan di Bakmi GM cabang Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Benda, membuat saya paham mengapa waktu makan di Tjap Toean sana menghabiskan kocek 400 ribuan lebih.

Apakah karena di bandara atau bukan, nasi gorengnya Bakmi GM sana bisa 51 ribu, ya. Padahal porsinya sama persis dengan cabang lain, rasa dan isinya juga demikian sama.

Bakminya juga di sana mulai 35 ribuan (belum pajak) terus porsinya juga lebih sedikit, padahal gurih dan tekstur bakminya juga sama dengan cabang lain. Beda harganya bisa 30 persenan, bingung.

Mungkin karena banyak pendatang.

IG Credits :
@michael_wen96
@es_shanghai_aconk

Saya suka dengan pastel Bakery Monami. Saya pernah di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3 membeli pastelnya. Walau tidak segemuk yang di Cideng, pastelnya tetap enak, garing, so Monami bagai Konami versi quick bakery.

Saya ingin ngarang juga mengenai Old Town di Bandara Terminal 3 yang baru. Saya di Bandara pernah mencoba Old Town di Terminal 2D bawah, atas, dan Terminal 3 ini.
Nah, di Terminal 3 ini dia namanya Old Town Basic seingat saya. Dia di dekat komplek HokBen sana. Saya beli mi karinya (atau laksa ya? Saya lupa namanya), enak juga. Mi nya lebih banyak minyak di sana namun saya suka dan cukup menyukainya, tajam rasanya dan tidak seperti laksa di JW Marriott yang asal dibuat.
Harganya lupa, mungkin 60 ribuan. All in all, saya bertemu laksa dari kota tua, ya.
IG Credits :

@michael_wen96

@es_shanghai_aconk