Kevin L - 林勇利

Jumat siang itu memang saat yang paling perfect untuk makan yang levelnya naik sedikit. Jadi diputuskan untuk ke Grand Indonesia. Sesampainya di sini, kami masih bingung mau makan apa soalnya banyak banget tempat makan yang ada. Setelah beberapa menit, akhirnya diputuskan untuk makan di The People's Cafe soalnya lagi ada promo diskon 15% pake kredit CIMB. Tempatnya remang-remang, sedikit pencahayaan. 

Pas mau pesan, saya merasa dikecewakan soalnya pas mau pesen menu berbabi, pelayannya bilang stok babinya habis jadi ga ada sama sekali. Oleh sebab itu, saya akhirnya pesan salah satu menu rekomendasi, yaitu Thai Minced Chicken Basil with Jasmine Rice. Jadi ini nasi beraroma disajikan dengan ayam cincang yang ditumis dengan daun basil dan irisan cabai besar dan juga dengan telor mata sapi setengah matang. Porsi sekedar cukup, nga terlalu mengenyangkan bagi saya. Untuk rasa, ternyata enak juga. Ayamnya empuk dan flavorful. Tekstur nasi tidak terlalu lembek. Telor mata sapinya sedikit melenceng dari permintaan dikasihnya 3/4 matang. Jadi pas dipotong, kuning telurnya nga luber kemana-mana. Overall, still a nice place to have lunch and the price is not too expensive.

Saya pesan bakmi ayam special naga karena pelayannya merekomendasikan menu itu. Satu mangkuk mie yang disajikan dengan sayur, ayam dan jamur suwir, telur puyuh, dan yang uniknya ada potongan nanas. Setelah dicoba, aneh bin nyata, rasa nanas tersebut cocok dengan bakminya. Sayang saja jumlah ayam yang diberikan sangat sedikit sehingga tidak sebanding dgn harganya. Untuk rasa, ya standar bakmi la. Tekstur bakminya kurang menyenangkan soalnya lengket-lengket entah karena bakminya kebanyakan tepung atau kurang minyak. Jadinya kalau diangkat pakai sumpit, yang keambil jadinya banyak.

Saya sedang berkumpul ria dan melepas rasa rindu dengan teman-teman kuliah saya di Central Park. Kami memutuskan untuk bersantap di Kitchenette. Saat itu saya ramai-ramai dan tempatnya juga lagi rame, jadi mesti waiting list dulu.

Setelah dapet tempat duduk, saya ngeliat menunya dan memutuskan untuk memesan Uncle Raul's Spanish Meatballs. Di menunya ga ada gambar sama sekali jadi bener-bener ngak tau bakalan kayak gimana bentuk makanannya. Pas pesanan saya datang, ternyata satu porsi itu isinya ada tiga buah bakso besar dan roti. Baksonya bukan bakso yang Indonesia punya, tapi yang punya Spanyol (keliatan dari nama menunya la yaa). Baksonya juga dilumuri oleh saus yang super creamy. Baksonya enak, juicy dan tidak kering. Sausnya juga menjadi bersimbiosis mutualisme dengan baksonya. Rasa saus yang ada cheesy sedikit meningkatkan cita rasa bakso itu sendiri. Hidangan yang cukup seimbang rasanya, tapi kalo urusan porsi mah udah jelas kurang buat saya hehehe.

Lapar melanda dan posisi saya sedang ada di Pantai Indah Kapuk. Teman saya akhirnya ngajak makan sate-satean di tempat ini. Dari nama resto-nya sih kayaknya tema satenya adalah Chinese dan pasti ada babinya. Ketika kami menapakkan kaki di dalam, tempatnya rada remang-remang jadi kalo mau foto makanan mesti pake flash. Di dalam ada satu shelf yang dipakai untuk menaruh berbagai jenis sate. Yap, benar kan apa kata saya, ternyata ada babinya. Jenis sate yang ditawarkan sangat variatif, mulai dari daging-dagingan, sayur-mayur, bakso Chinese, sampai jeroan. Melihat semua itu, tanpa mikir-mikir lagi saya ambil sate yang mau dicoba. Saya ambilnya lumayan banyak soalnya lagi laper. Sate-sate tersebut kemudian dibakar dan diolesi dengan bumbu bbq. Jadi kurang lebih saya ambil : brokoli, daun bawang mini atau kuchai, jamur enoki, samcan, daging babi, daging ayam, daging sapi, daging kambing, bakso salmon, chikuwa, bakso sapi , enoki with beef, dan jamur shimeji. Banyak banget kan ? Satenya secara keseluruhan, harga dan rasa masih sepadan. Mungkin yang perlu diperbaiki adalah yang bakso-baksoan. Ada bakso yang tengahnya masih rada dingin. Untung bakso-baksoan, bukan daging-dagingan. Kalo daging sih, apalagi daging babi, bisa fatal. Tapi overall, konsep resto ini cukup unik dan makanannya juga lumayan.

Syukur kepada Yang Maha Kuasa, pada hari ini bos saya yang rada pelit itu mau traktir makan di deket kantor. Kami pilih tempat ini soalnya tipe makanannya yang bisa makan tengah dan sedikit elite *oportunis*. Dari namanya saja sudah ketauan kalo tema makanan di sini adalah makanan khas Aceh. Yang terkenal biasanya adalah mie goreng Aceh tapi kami tidak pesan soalnya bos yang nentuin pesanannya. Iya lah dia yang bayarin hehe. Berikut adalah list pesanan : 

- Timphan. Ini semacam jajanan pasar yang terbungkus dengan daun pisang. Isinya mirip dengan dodol tetapi lebih lembek dan terbuat dari srikaya. Rasanya lumayan enak, manisnya pas dan teksturnya kenyal-kenyal. 

- Lumpia Udang Goreng. Lumpianya lumayan besar. Setiap potongan lumpia ditaruh sedikit mayonaise. Udangnya kerasa banget. Teksturnya juga pas saat dikunyah, tidak terlalu keras. 

- Hot Plate Tahu Sutra. Isinya tahu sutra (atau bisa disebut tofu) yang ditaruh di hotplate beserta telur dan kuah. Telurnya diaduk dengan kuah jadi scrambled egg. Rasanya enak, apalagi kuahnya. Makan nasi pake kuahnya aja kayaknya udah cukup. Tapi sayang jumlah tofunya sedikit padahal ukuran hot plate nya cukup besar.

- Bunga Pepaya dengan Ikan Cakalang. Yang ini rasanya biasa aja, pahit-pahit dengan ikan cakalangnya. 

- Ikan Gurame Goreng Asam Manis. Ikan gurame goreng dengan lumuran saus asam manis. Asam dan manisnya seimbang. Jumlah sausnya kurang banyak sehingga ikan jadi terasa kering. Ikan di-fillet dengan baik sehingga jarang ada tulang di setiap potongannya.

Sudah sekian lama saya ingin mencoba popsicle ini dan akhirnya ini waktu yang tepat karena saya sudah makan dan pengen dessert.

Popbar ini hanya berbentuk stand jadi nga ada tempat duduknya. Ada dua jenis popsicle yang bisa dipilih, yaitu sorbet dan gelato. Dikarenakan ada teman saya yang merekomendasikan sorbet rasa buah, yauda jadinya saya milih Strawberry Sorbet dan saya minta untuk dicelupkan ke cokelat tapi setengahnya saja. Saat gigitan pertama, semua yang saya rasakan adalah keaslian rasa buah stroberi. Otentik banget deh. Beraroma dan juga menyegarkan banget soalnya asam manis. Teksturnya pas, tidak terlalu icy. 

Jalan-jalan di Lotte Shopping Avenue dan kebetulan lagi ada Value Set jadi saya langsung masuk dan pesan yang ada ayam, sup ayam, scrambled egg, nasi, dan air mineral. Ayamnya saya pilih paha atas dan rasa Spicy.

Untuk ayamnya, gak nyangka kalau bagian luarnya itu garing sekali soalnya kulitnya terlihat basah dan saya jadi mikir ini pasti lembek. Rasanya enak juga. Supnya juga lezat. Kaldu ayamnya sungguh terasa di lidah. Telurnya sedikit mengecewakan. Selain jumlah telurnya yang sangat sedikit, tampilannya pun kayak telur dadar terus dipotek pake tangan. 

Pecinta babi, siapa sih yang ga kenal sama lapo ? Lapo ini berasal dari Batak dan bahan utamanya adalah tentunya babi. Di daerah Senayan ada penjual lapo yang konon katanya legendaris. Sesampainya kami di TKP, tempatnya berupa rumah yang temboknya dirubuhkan sehingga menjadi satu ruangan besar. Walau pun tempatnya besar dan banyak tempat duduk, pas kami datang itu sudah penuh dan ada yang menunggu hampir di setiap meja. Wah ini ramainya sih nyaingin Soto Betawi Haji Mamat. Mau nga mau kami harus menunggu karena sudah susah payah ke tempat ini dan nyari parkir. Setelah beberapa menit dapet juga tempat duduk.
Langsung lah saya pesan lapo babi panggang. Cuman karena rame, jadi ga bisa minta daging aja atau request special apa pun. Yauda jadinya campur dengan lemak babi. Dari segi rasa, dagingnya gurih dan lezat banget. Cuman dagingnya menurut saya rada alot dan rada kering. Rasa sambal dan kuahnya pun sungguh pas di lidah. Untuk porsi, kelihatannya memang sedikit tapi mungkin karena ramai kali ya. Overall sih makanannya lezat, worth the wait deh. Ini lapo terenak yang pernah saya makan.