Blue Doors

One of my favorite coffee. Pertama kali ke Blue Doors tahun 2021, dari Surabaya ke Bandung buat nyobain kopinya.. dan emang kopinya enak banget sih. Rasanya creamy banget, kalau lagi nyeruput kopinya tuh ekspresinya bisa kaya gini “🥹🤍”

Btw, here’s a note buat yang ngga terlalu suka manis —white velvet latte dan kyoto tuh dari ingridientsnya uda manis dan ngga bisa request “less sugar” yaa tapi masih bisa ditoleransi dan balik lagi rasanya emang creamy banget

Untuk harganya >50k, but the coffee is worth the price

Discovered this place by accident sebenarnya. Love the interior and outdoor areanya dengan ada aksen vintage industrial. Ordered their Kyoto Latte with no expectation juga but turns out enak bgt sihh, price wise a bit pricey tp gpp yg penting enak.

Kafe ini sangat layak untuk disebut sebagai hidden gem. Tempatnya berada di perempatan Alkateri-Asia Afrika, tepat di seberangnya Hotel Golden Flower. Bagi saya yang tidak terlalu sering melewati area ini, menemukan kafe ini memang agak challenging. Sign kafenya tidak begitu noticable, kalah kontras jika dibandingkan penjualan lukisan dan kaligrafi di depannya, jika berhasil menemukan pintu biru yang ikonik berarti kamu berada di tempat yang tepat.

Kafe ini mengusung konsep yang hampir sama dengan tempatnya yang sebelumnya di Jalan Gandapura, yaitu penggabungan antara vintage dan rustic. Tempatnya sedikit lebih luas, terdiri dari dua lantai. Pada area utamanya, terdapat open bar yang dapat diakses dari sisi manapun, menurut saya ini agak sedikit confusing. Namun area ini sangat nyaman, tempatnya sangat adem plus bebas asap rokok. Namun untuk perokok bisa duduk di area semi outdoor yang terpisah kaca industrial serta di area rooftop-nya. Rooftop-nya sebenarnya sangat nyaman, namun saat saya datang anginnya cukup kencang. Di tempat ini berlaku sistem self-service yang cukup efektif, selain itu barisnya juga sangat helpful.

Food and Beverage:
Pilihan makanan dan minuman di kafe ini memang tidak begitu banyak. Untuk makanan bahkan hanya tersedia aneka pastry sebagai pendamping kopi. Untuk ukuran Bandung harga makanan dan minuman dan makanannya memang tidak bisa dibilang murah, namun sepadan dengan kualitas yang disajikan. Yang menurut saya agak ngak banget adalah pengajian minuman dan makanannya yang menggunakan gelas plastik dan kertas. Seriously, that's not cool at all.
- Cold White Latte (38K)
Sejujurnya Latte-nya memiliki citarasa yan sangat memorable, kombinasinya antara rasa pahit-asam dari kopinya, milkiness, creaminess, serta sweetness dari susunya menurut sangat magically pleasant, balance tanpa celah.
- Almond Croissant (35K)
Walaupun harganya yang agak mahal, citarasa croissant-nya terbilang lumayan OK. Saya suka croissant-nya yang well-developed, teksturnya yang flaky, almondnya juga generous,  namun sayangnya agak kurang buttery. 

Blue Doors ini salah satu wishlist utama yang wajib aku samperin pas ke Bandung karena lihat beberapa postingan teman-teman yang lain. Tanpa lihat mungkin ga bakal tau kalau ada coffee shop di jalanan ini karena hidden banget, cuma ada pintu biru dan sign kecil di depannya.

Pas masuk ternyata bagus banget! Kalian langsung disambut dengan open bar mereka dengan work flow setiap sisi bisa, nilai plusnya sebagai customer kalian bisa lihat semuanya. Apa yang dikerjakan, apa yang digunakan dan bagaimana kebersihannya. Beberapa seat disediakan mengelilingi barnya juga. Untuk outdoornya juga ada loh, bahkan rooftoonya juga ada.

Cara pesannya ada di bar paling awal ketika masuk, kalau bingung pasti nanti diarahkan sama Baristanya kok, mereka sangat ramah dan sigap juga.

Untuk menu cukup beragam, aku hanya pesan manual brew aja disini. Pilih beans mereka dan rasanya cukup body dan bold.

Fasilitas juga lengkap, ada kamar mandi dan untuk parkir juga di depan ada tukang parkirnya yang mengarahkan jadi walaupun agak rame ga masalah.

Blue Doors. Secara harafiah artinya pintu biru, ya karena pintu masuknya warna biru. Lokasinya di Alkateri (ya ga jauh dari Warung Kopi Purnama yang tenar itu), seberang Golden Flower, tapi ini jauh lebih tricky dari Sidodadi karena di sekelilingnya ada tukang jualan lukisan.

Pas masuk bakal disambut dengan interior jadul bekas toko, industrial style. Ada pintu samping yang mengarah ke tangga yang dimana lu bisa minum ditemani pemandangan Alun-Alun.

Gue pesen Cold White Latte, dan first impression gue, perfect! Aftertaste manisnya ada, campuran susu dan kopinya pas, sampe croissant yang gue makan pun jadi teman yang cocok untuk sang kopi!