Kafe ini bisa disebut sebagai hidden gem di bilangan Setiabudhi, mengingat lokasinya yang berada di rooftop sebuah indekos yang posisinya tidak di jalan utama. Mengunjungi kafe ini memang sebaiknya harus banyak bertanya karena plang kafenya sama sekali tidak ada. Tersedia lift untuk naik ke lantai 3, saya yang sok ide menggunakan tangga terpaksa menelan pil pahit karena ternyata akses tangga di lantai tiganya ternyata ditutup. Yang spesial dari kafe ini adalah view yang fascinating. Mungkin karena tidak ada bangunan tinggi di sekitar, view dari rooftop-nya terasa luas, baik city view ke area selatan maupun mountain view ke area utara. Interiornya sebenarnya biasa, tapi tempatnya cukup cozy.
Service:
Yang menurut saya sangat perlu untuk ditingkatkan adalah pelayanannya. Berdasarkan media sosial maupun di google, restorannya buka dari jam 12, namun sayangnya pemesanan baru bisa dilakukan di jam setengah satu. Saya sangat mengapresiasi food serving-nya yang tergolong sangat cepat, namun sayangnya stafnya tidak begitu ramah dan komunikatif, standar hospitality di kafe ini menurut saya sangat perlu untuk dievaluasi lagi. Selain itu, pemahaman terhadap metode pembayaran sebaiknya ditingkatkan lagi, simply kayak GPN. Semangat, mbak!
Food and Beverage:
- Fettuccine Stroganoff (26K)
Dari segi look, menu pastanya sama sekali tidak seperti pasta yang harganya di bawah 30rb, plating-nya benar-benar terlihat mahal. Dari segi rasa menurut saya juga sangat OK, fettuccine-nya dimasak nyaris al dente, porsinya juga tergolong besar. Fettuccine-nya disajikan bersama beef stroganoff dengan citarasa yang sangat flavorful, citarasanya rich, gurih dan peppery. Daging sapi sangat generous meskipun beberapa potong ada yanga agak alot but it was still okay. Citarasa pastanya semakin playful berkat tambahan paprika yang menambahkan citarasa spiciness yang pleasant. Saya berani bilang kalau ini adalah pasta di bawah 30rb paling enak yang pernah saya nikmati
- Coffee Soda Lemon (22K)
Sejujurnya saya sedikit surprised ketika kopinya disajikan dengan gelas tinggi, saya kira minuman ini berupa mocktail pada awalnya. Citarasa minumannya menurut saya sangat menyegarkan dengan rasa citrusy yang dominan. Namun saya belum bisa bilang kalau citarasa minumannya cukup spesial
- Ludwick Banana Caramel (18K)
Dessert andalan dari Ludwick ini tidak kalah spesial dari pastanya. Menu ini pisang goreng yang di bagian luarnya dilapasi dengan karamel sehingga teksturnya menjadi sangat crunchy selain membuat citarasa pisangnya lebih nikmat berkat gula yang terkaramelisasi ini. Citarasa pisangnya semakin nikmat ketika disantap langsung bersama es krim vanilla dan pasta coklat
Notes:
Minimum payment untuk pembayaran non-tunai adalah 50rb, baik untuk kartu debit, kredit, bahkan dompet eletronik.