Shabu Hachi

Kalo kesini mending banyakan (group), harganya jadi Rp 145.000 (shabu + grill)
Beli paket paling murah Australian Regular karena kita suka daging juicy alias berlemak
Worth to buy banget bagi kalian yg bisa makan banyak

Harganya bervariasi bgt tergantung selera dan budget pastinya

Restoran yang menyajikan Shabu-Shabu & Yakiniku Grill dengan konsep All You Can Eat memang sedang tumbuh pesat di kota-kota besar di Indonesia beberapa tahun terakhir ini. Sebenarnya sudah ada Hanamasa yang selama ini menikmati "blue ocean" dengan memonopoli industri restoran dengan konsep ini. Namun entah karena kualitasnya yang tidak meningkat, harga yang menjadi terlalu mahal atau kurangnya promosi, maka ketika muncul pemain lain dalam industri ini, restoran Shabu-Shabu & Yakiniku Grill berkonsep All You Can Eat ini menjadi sangat digemari.

Dimulai oleh Shaburi yang menyajikan Shabu-Shabu Buffet dan Kintan yang menyajikan Yakiniku Grill Buffet (keduanya berada di bawah satu grup) di Jakarta. Setelah itu muncullah restoran-restoran lain sejenis di Jakarta. 

Dengan semakin berkembangnya industri ini di Jakarta, tentunya terbuka peluang yang sama di kota-kota terdekat dari Jakarta, salah satunya adalah kota Bandung. Peluang inilah yang sepertinya dilihat oleh pemilik bisnis Shabu Hachi (kabarnya pemilik Shabu Hachi Bandung ini adalah adik dari Raffi Ahmad, yaitu Nisya dengan keluarga suaminya). Shabu Hachi adalah pelopor restoran Shabu-Shabu & Yakiniku Grill kekinian di Bandung. Kenapa disebut kekinian? Perbedaan besar antara Hanamasa dengan Shabu Hachi dan restoran sejenisnya terletak pada berbagai jenis soup yang ditawarkan dimana masing-masing pengunjung bisa menikmati soup nya sendiri-sendiri di panci-panci kecil yang disajikan di atas kompor elektronik. Sedangkan di Hanamasa, soup akan disajikan di panci besar di tengah meja.

Entah karena ini adalah pelopor restoran Shabu-Shabu & Yakiniku Grill kekinian atau memang karena sedang hyped (padahal sekarang sudah banyak restoran sejenis yang muncul di Bandung), restoran ini selalu penuh ketika weekend hingga menimbulkan waiting list. Jadi jika ingin makan disini saat weekend, sebaiknya telepon dulu untuk memesan tempat dan jam sebelumnya. Penuhnya tempat ini juga mungkin disebabkan oleh harganya yang cenderung cukup affordable dibandingkan dengan restoran sejenis yang baru muncul. Harga satu paket all you can eat berbeda-beda, tergantung jenis daging yang dipilih. Harga paling murah adalah sekitar IDR 160ribu (Nett setelah pajak, shabu-shabu saja tanpa Yakiniku Grill) untuk Australian Reguler Meat. Selain Australian Reguler, terdapat 4 jenis daging pilihan lain yaitu Australian Special, Lamb (import), US Premium dan Wagyu. Terdapat harga spesial untuk anak-anak dan Senior di atas 60 tahun. Terkait pilihan daging ini juga yang membedakan restoran Shabu-shabu & Yakiniku Grill kekinian dengan yang sudah ada selama ini. Irisan-irisan daging akan disajikan di atas tray, yang kita bisa request untuk ditambah (bukan sistem ambil sendiri seperti jenis makanan lainnya seperti seafood, ayam dan sayuran). 

Untuk soup nya sendiri, Shabu Hachi menawarkan 7 jenis soup yang diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu Non-Spicy Soup yang terdiri dari Japanese Broth, Original Konbu, Authentic Herbal Soup dan Miso Soup, serta Spicy Soup yang terdiri dari Mongolian Soup, Tom Yum dan Hot Miso Soup. Soup ini sangat penting dalam sistem All You Can Eat Buffet ini karena sangat menentukan rasa. Menurut saya, Tom Yom Soup dan Japanese Broth Soup nya cukup enak, tapi masih kalah dengan rasa soup di Shaburi, terutama untuk Konbu dan Miso Soup. 

Namun secara overall, Shabu Hachi masih menjadi restoran Shabu-Shabu & Yakiniku Grill favorit saya di Bandung. Apalagi dengan lokasinya yang sangat strategis di tengah kota (Jalan Cilaki) dimana aksesnya tidak terlalu macet (FYI, Shaburi baru saja buka di PVJ dimana aksesnya memang agak macet). Terkait dengan tempat, tempatnya sangat luas dengan desain interior yang homy, eco-friednly (karena ada taman kecil di tengah-tengah restoran) serta didominasi dengan nuansa kayu namun tetap terasa mewah (akibat sentuhan lampu-lampu kristal).

So, tunggu apa lagi? This one is definitely worth to try on.

IG: shabuhachi

IG Reviewer: rinnikania

Ceritanya kemarin d ajakim meet and greet... (Artis kali) hehehhe.. Sama jihan and fika. Untuk tempat ternyata jihan udah pilih,.. Eh ternyata di shabhu hachi
Kebetulan banget, aq belom pernah kesini. Dr opening ampe kemarin penasaran banget pengen makan d sini.
Di sini sistem nya ALL U CAN EAT. jadi ada beberapa menu paket yang bisa kita pilih, yang ngebedain cuman dari daging nya aja,... Selebih nya bebas milih.. Coz udah di sediain.
Diantara kita her3,kita pilih paket yang berbeda. Untuk kuah soup nya pun kita pilih yang beda juga. Oh, ya sekilas aja ya, kalo makan d sini itu walaupun ALL U CAN EAT, tp d timing lo... Batas maksimal kita makan d sini itu, 2jam aja... What do u think, agree or disagree?
Back to menu, untuk menu yang aq coba kemarin itu, aq pilih paket australian reguler,... Untuk kuah soup nya... Aq pilih mongolian soup. Karena penasaran banget... Ya udah aq coba si mongolian ini.. Ternyata kalo buat aq si kuah mongllian ini.. Kurang begitu nendang seperti kuah tomyam nya... Mungkin baru pertama kali nyoba kali ya.. Heheheh. So far sih tetep enak....
Untuk dessert nya.. Aq gak banyak milih, cuman milih satu item aja, karena udah kekenyangan kali ya.. Dessert nya aq pilih icecream kacang merah, gak salah pilih deh.... Endol ice cream nya... Enak enak enak.. Heheh. Minumnya aq cuman ambil green tea... (My fav)
My ig @jalanjajan_minho
Kalo jalan jalan, jangan lupa jajan ya
Thanks ya ladies untuk meet up nya... 😊😊😊😊😊

For the record, jangan kesini waktu lagi weekend. Tempat ini lagi hyped banget, dan kalo weekend harus waiting list. Gelas pada habis, dessert, daging, chop stick, hampir semua harus nunggu di refill lagi.

Mama bilang makannya enak disini. Menurut aku sih biasa aja.
Kita pesen 4 shabu-shabu dan 4 yakiniku grill. Untuk kuah shabu-shabunya, disini bisa pilih dari beberapa kuah yang disediain (kaya di tempat suki lainnya) jadi kemarin pilih 3 kuah japanese konbu dan 1 kuah tom yam.
Kuah japanese konbu nya menurut aku terlalu manis, rasa gurihnya ga kerasa. Sedangkan kuah tom yam nya lumayan enak, meskipun agak hambar sedikit dan ga terlalu kental.

Untuk yakiniku grillnya kita pesen yang Australian Reguler. Ini baru enak. Tapi inget sebelum dimasak, rendem sebentar pake dipping sauce yang ada karena kalo ga begitu ga ada rasanya. Hanya pure rasa daging aja. Dan semuanya all you can eat. Mau tambah berapa kali pun boleh kalo perutnya masih kuat.

Pilihan minumannya lumayan banyak, ada infused water, hot/cold ocha, green tea, dan mesin cappucino, coffee, and stuff. Ada pudding, ice cream, jelly, rujak, dan side dish lainnya. Overall untuk all you can eat lumayan kumplit (meskipun belum bisa ngalahin satu restoran yang udah berdiri sejak lama).

Buat aku, aku ga interest untuk balik lagi makan kesini with my own money. Masih ada tempat suki and grill lainnya yang harganya lebih terjangkau, meskipun ga all you can eat.