Canggu Bakehouse merupakan salah satu wish list saya di Pos Bloc. Sebelumnya pernah ke sini pas hari sabtu di awal Oktober tahun lalu dan saya kehabisan, padahal datengnya sekitar jam 1-an .
Lokasinya ada di area luar yang terlihat dari tepi jalan, jadi kalau mau ke sini nggak usah masuk ke dalam Pos Bloc. Kedainya kecil dan ber-AC dengan konsep gran and go. Seating areanya ada di luar. Namun kalau mau akses ke Pos Bloc dari pintu bagian dalam juga bisa.
Untuk haega croissantnya termasuk terjangkau. Harganya mulai dari 18 ribu - 20 ribuan. Ukurannya besar pula. Nggak heran sampai sold out, karena tergolong murah.
Selain itu juga ada beberapa jenis minuman coffee dan non coffee yang tersedia.
Saya mencoba :
1. Butter Croissant (IDR 18k)
Menemukan croissant yang enak itu nggak mudah, apalagi butter croissant. Meski kelihatannya croissant paling basic, namun kadang saya nemu croissant yang namanya butter croissant tapi nggak ada flavour croissant atau seenggaknya aroma croussant.
Ukuran croissant di sini besar dan ada rasa flavour yang cukup terasa meski nggak terlalu strong. Tekstur croissantnya flaky dan renyah, namun nggak kering. Bagian dalamnya empuk dan sedikit moist sehingga flavour adonan croissant masih terasa.
Menurut saya croissantnya termasuk enak. Sayang, seperrinya cuma ada di GoFood.
2. Ice Magic (IDR 30k)
Begitu nemu ice magic cuma 30 ribu, tanpa berpikir dua kali saya langsung pesan ini. Jujur, saya nggak terlalu paham kopi, namun sejak pertama kali mencoba magic, saya langsung suka.
Sejauh ini nggak banyak kedai kopi yang menyediakan magic di daftar menu mereka. Sebenarnya magic sendiri mirip latte, bedanya rasa kopinya lebih strong.
Berhubung saya nggak suka rasa asam, kadang ice black coffee terlalu asam buat saya. Kalau bukan karena lagi nggak kepengen latte / buat netralisir makanan manis, saya nggak akan pesan americano. Jadi magic itu kopi yang pas buat saya karena nggak se-asam Americano namun lebih strong dari latte.
Begitu pesan & memperhatikan proses pembuatan, saya udah negative thinking karena susunya banyak banget. Namun saya mencoba positive thinking, mungkin aja karena ini iced magic, sedangkan selama ini saya minum versi hot.
Pas nuangin shot ke gelas berisi susu, warnanya kurang pekat. Kayaknya cuma dituang 1 shot (?) pas saya merhatiin. Saya kurang paham soal takaran, namun saya pernah nemu kedai kopi yang makai 3 shot buat hot Magic . Saya jadi coba googling karena penasaran, standarnya pakai double shoot ristretto?
Setelah saya minum, benar aja sesuai dugaan saya. Rasa kopinya terlalu milky dan rasa kopinya sangat samar karena susunya terlalu dominan.
Tentu, saya pernah minum iced latte dan bukan hanya di 1 kedai kopi sehingga bisa membandingkan walau nggak ngerti kopi. Namun iced latte di beberapa kedai kopi yang pernah saya coba aja rasa kopinya lebih strong dan nggak se-milky ini.
Mungkin ketimbang iced magic, rasanya minuman ini lebih cocok dinamakan iced latte saja. Kalau minuman ini disajikan sebagai iced latte, saya nggak akan sekecewa ini.
Saya rasa sebaiknya perlu dipertimbangkan lagi soal komposisi kopi dan susunya.
.
.
Overall, saya lebih merekomendasikan mencoba croissantnya ketimbang kopinya. Saya suka croissantnya tapi kecewa sama kopinya.