Seruput

Seruput merupakan restoran khas Indonesia yang berlokasi di west mall Grand Indonesia lantai 3A. Setiap main ke GI, beberapa kali saya melewati Seruput, namun baru kesampaian untuk mampir malam ini. Bagian depan resto terdapat sebuah replika gerobak berisi es krim potong, sekaligus sebagai ornamen dan greeting area. Selain itu di area yang dibuat seperti teras rumah ini, terdapat hiasan dinding berupa lukisan bergambar aneka penjaja makanan kaki lima disebelah kiri dan potongan becak disisi kanan.
Masuk kebagian dalam kita akan dibawa seolah tengah berada didalam rumah, lengkap dengan jendela-jendela, figura foto, bantal sofa dan tempat duduk yang nyaman. Namun penataan furnitur terlalu padat, sehingga memberikan kesan sempit pada ruang. Meja yang digunakan bermotif barong khas Bali, warna hijau yang dipilih khas rumah adat betawi, hal ini menyampaikan pesan bahwa Seruput merupakan tempat yang menyajikan akulturasi budaya.
Menu pertama yang saya coba adalah Asinan Juleha. Disajikan diatas piring putih beralaskan daun pisang, asinan sayur ini terlihat begitu berwarna dan menggoda. Isiannya berupa kol, selada, potongan tahu dan sawi yang disiram bumbu kacang kental yang manis gurih. Tak lupa diberi taburan kacang goreng, kerupuk mi dan kerupuk merah. Paduan rasa yang keluar sangatlah orisinil, pedas, manis, gurih dan kriuk-kriuk. Enak banget.
Lanjut ke menu utama yaitu Nasi Pecel Ayam. Hidangan ini tersaji hangat yang terdiri dari pecel sayur, suiran ayam goreng, nasi serta emping. Rasa bumbu kacangnya pas banget, ga pedes, gurih dan creamy. Sayuran dan suiran ayamnya punya tekstur lembut, cocok dinikmati bersama nasi yang diberi taburan bawang goreng dan emping.
Menemani makan malam, supaya gak seret, saya memesan Es Jeruk. Meski disajikan bersama gula cair yang kental, namun pemilihan buah jeruknya kurang kece, karena ada sedikit rasa pahit.
Sebagai hidangan penutup, saya mencoba Kue Rangi dan Es Cendol Durian. Kue Rangi disini disajikan diatas piring rotan beralas daun pisang. Siraman gula jawa cair yang menetes dari kue, memberikan kesan artistik yang cantik. Tekstur kuenya cukup padat, dengan paduan kelapa dan tepung sagu yang pas. Ada sensasi chewy, renyah dan empuk saat digigit. Lelehan gulanya gak terlalu manis, tapi pure berbahan dasar gula jawa tanpa dicampur bahan lain, which is good.
Es Cendol Durian disini tampil begitu seksi dan eksotis. Pekatnya warna gula cair dipadukan kentalnya santan berwarna putih, sangat kontras dengan isian cendol berwarna hijau. Meski komponen duriannya kurang nampol, namun secara keseluruhan rasanya juara, manis, gurih dan menyegarkan. So creamy and yummy...

Ga banyak restoran khas indonesia yg menyediakan kue traditional sebagai menu dessert.
Salah satu restoran yg menyediakan adalah "Seruput" disini ada berbagai macam kue traditional seperti Surabi solo, kue rangi, & yg aku pesen ini adalah Kue Cubit 1/2 matang 😊😊
Yg membedakan kue cubit disini dengan yg tempat lain adalah rasanya itu sepertinya ada campuran tapenya & rasanya juga ga terlalu manis  jadi pas banget & bikin nagih 😋😋

The seat that I had was not that comfortable, since it's a little round table, connected to each other. Their smoking room is actually inside, which I found rather odd. Their soto ayam is refreshing, it's quite zesty, but I like bold taste. The asinan taste's authentic. They made the sauce with not too much peanut essence. Nasi goreng kambing has unique taste, but not in a way that you're gonna come back to eat it again. Nothing special about the kue cubit, but the pindang soup is nice.

Kali ini gak lagi2 pesan Kopi disini, karena kopinya kurang mantab. Saya coba Soup Pindang dengan nasi dan Kue Cubit. Minumnya es teh aja biar udah pasti seger . Pindangnya oke sih, bumbunya kerasa, kuahnya cukup banyak jadi kalo isinya udah abis bisa siram nasi pake kuah . Untuk kue cubitnya biasa aja, lebih enak yang dipinggir jalan punya abang2 so pasti.