Beberapa minggu lalu, saya sempat menemukan tempat ini di aplikasi review & tertarik buat mampir. Sayang, saat itu masih proses pindahan & belum opening.
Sebuah postingan IG yang tanpa sengaja mampir ke beranda saya akhirnya membuat saya merealisasikan kunjungan ke kedai kopi yang satu ini. Tempatnya sendiri sungguhan tersembunyi meski dari depan terpampang tulisan 'Kopi Maru'.
Dari tepi jalan raya, saya perlu masuk kira-kira 50 meter. Plangnya pun sangat kecil. Sekilas, terlihat lebih mirip sebuah rumah dengan teras berkeramik tua yang dipasangi 2 buah meja.
Untuk seating area terdiri dari indoor dan outdoor. Di area indoor terdapat 2 meja dan salah satunya terdapat stop kontak buat charge. Fasilitasnya cukup oke karena terdapat toilet yang bersih meski coffee shop ini tidak besar. Padahal, tidak semua coffee shop menyediakan toilet. Setidaknya saya sudah menemukan beberapa yang begitu.
Tempat ini tampaknya benar-benar spesialis kopi sehingga tidak menyediakan menu makanan meski makanan ringan sekalipun. Kopinya sendiri terrapat beberapa pilihan, termasuk V60.
Satu hal yang mau saya highlight, pelayanan di sini superb! Ini sulit dipercaya, tapi saya merasa barista super attentive dan memerhatikan kebutuhan customer. Ini pertama kalinya saya menemukan kedai kopi semacam ini.
Jadi pas saya masuk buat order, musiknya upbeat & volumenya agak keras. Kebetulan saya dateng buat ngejar deadline & saya duduk di indoor. Saya mikir : "Ah, kalau musiknya begini, nggak cocok buat ngerjain tugas, nih."
Seolah paham apa yang saya inginkan, pas saya keluarin laptop, mendadak musiknya diganti jadi musik jazz ala coffee shop, dong. Saya nggak ngerti apa karena kebetulan atau karena ngeliat saya keluarin laptop.
Saya menikmati musiknya. Namun saya yang gampang terdistract ini akhirnya berniat menggunakan earphone. Terus ya, pas saya ngeluarin earphone, seolah ngeh, masnya langsung nurunin volume, dong. Padahal saya nggak request ..
Dan ... saya nggak sengaja ngeguncang gelas karena kesenggol. Terus kopimya tumpah ke meja sedikit. Sejujurnya, saya jarang banget mau minta ini itu kalau ke restoran/coffee shop/tempat sejenis. Biasanya kalau butuh sesuatu, saya bakal manfaatkan apa yang ada. Berhubung hari ini saya pakai tas kain yang biasa dipakai ke minimarket ya saya lap aja mejanya pakai tas saya ketimbang minta tisu.
Terus masnya auto ngasih beberapa lembar tisu ke saya. Aware aja sih kalau saya sebenarnya butuh tisu. Ga ngerti lagi saya, pelayanan beneran sebagus itu, di coffee shop pula.
Saya mencoba :
1. Bailey's Latte (IDR 70k)
Saya agak ragu buat menuliskan review saya, karena nihilnya pengetahuan saya soal alkohol dan kopi mungkin akan sangat bias. Saya sendiri belum pernah minum bailey sehingga nggak paham bagaimana rasa bailey seharusnya.
Di sini menjual alkohol. Kalau dilihat dari harganya yang jauh di atas.minuman sejenis, saya duga mungkin menggunakan campuran Baileys asli. Namun buat saya yang belum pernah mencicipi Bailey, rasanya sekedar manis mirip minuman rhum ala ala pakai sirup perisa dan sejujurnya nggak ada sensasi after taste alkohol yang khas (kalau saya makan coklat liquor, biasa masih ada after taste alkoholnya).
Kalau saya bandingkan dengan Baileys Latte non alkohol di P*polo, setidaknya di sana masih terasa aroma maupun after taste pahit ala alkohol.
Rasa.kopinya cukup pahit dan susunya lumayan dominan. Untungnya nggak sampai meninggalkan after taste kesat di lidah.
Overall, saya rasa saya perlu mencoba minuman kopi lain selain saya berkunjung ke sini. Mungkin saja menu lain bakal jauh lebih oke.