hobinyaria

Ke sini karena tertarik melihat promo dapat es krim jika pembelian minimal IDR 150 K. Di sini ada anjungan pesan mandiri (walau berujung tetap dibantu sama waitress-nya). Di layer ada pilihan, tetap mau pakai semua atau misalnya tidak mau pakai wijen. Kalau pembayarannya secara tunai maka transaksi dilanjutkan ke meja kasir.

Saya pesan:
Creamy Truffle Paitan Ramen (IDR 46K)
Kuahnya memang creamy dan trufflenya juga nendang banget. Cocok buat yang suka kuah yang kental kayak susu dan tidak pedas.

Spicy Paitan Ramen (IDR 43K)
Minta level 2 dan buat yang demen pedas; level pedasnya masih kurang.

Kedua mie-nya empuk tapi tidak sampai lembek ya; dan tidak terlalu besar, masih ukuran sedang lah.

Untuk minuman pesan: hot dan cold ocha (masing-masing harganya IDR 10K & bisa refill sendiri). Side dish saya pesan agemono set (macam gorengan).

Pelayanannya ramah, bisa minta es krim dihidangkan belakangan setelah makan. Tempat duduknya rapat-rapat, jadi bisa nguping pembicaraan meja sebelah.

Baru kali ini dapat vibes gak enak dari yang kerja di sini. Saya ke sini kepingin es krim coklatnya sama hot chocolate. Begitu saya pesan, langsung diinformasikan kalau minuman ini gak bisa untuk takeaway. Informasi biasa aja sih sebenarnya, tapi saya merasa cara ngomongnya itu judes.

Lalu saya proses bayar dan dia tanya, mau duduk di mana? Sebenarnya saya kepingin di lantai 2; tapi dia bilang katanya tempatnya sempit karena ada pemotretan. Ya sudahlah, yang tadinya mau ngadem, jadi memilih duduk aja di depan di area semi outdoor. Untung aja gak ada yang merokok pas saya duduk di sana.

Pilihan kuenya banyak di sini, tp memang saya lagi kepingin dua itu saja.

Mampir sama nyokap di Kafe Betawi, dan cari tempat duduk paling gampang lah, karena nyokap kan pake kursi roda. Walau dia bisa jalan, tapi agak ribet buat dorong kursi roda ke dalam restoran. Jadi, kami memilih duduk di area paling depan. Untung saja duduk di sana, karena tidak berapa lama kemudian, restorannya langsung ramai sama pengunjung.
Kami pesan:
Gado-gado (IDR 49K)
Bumbunya ringan, gak pedas, dan isiannya ya okelah, sayur, tahu goreng, telur. Pesanannya tanpa nasi atau ketupat ya.

Soto Betawi (IDR 75K)
Sempat ditanya, mau campur atau daging saja. Saya pilih daging aja, eh nyokap jadi ngedumel karena dia maunya ya campur. Kuahnya enak walau terkesan light.

Nasi putih (IDR 9K)
Awalnya saya minta nasi sedikit saja, tapi tidak keberatan dikenakan biaya penuh. Lalu diinformasikan kalau bisa pesan nasi putih setengah porsi.

Es teler (IDR 37K)
Latte (IDR 42K ukuran regular – suka sama creamy-nya)

Harga-harga belum termasuk service dan charge ya, pembayaran di sini bisa cashless. Pelayanannya juga ramah.

Kalau mau nongkrong agak lama mending di luar jam makan saja. Pilihan untuk kopi dan local snack tersedia.

Terletak di pusat kota & hanya perlu jalan kaki jika menginap di hotel Santika atau Harris. Tapi seperti gerai mereka yang lain, tempatnya sempit. Bahkan saat malam banyak yang sampai duduk di luar hingga trotoar (bangku disediakan).

Pas saya datang; sepertinya sistem mereka lagi down karena semua pesanan dicatat manual. Saya pesan coklat panas saja (IDR 30K). Lebih rekomen jika dipesan tanpa pemanis.

Mungkin krn di stasiun jadi IMHO kurang nyaman aja sih. Apalagi kalau sedang ramai, tempat duduknya bakal berebutan. Kali ini sempet sih duduk sebentar di area bawah; ada juga di lantai 2 kalau ingin view suasana stasiun.

Pesan tall caffe latte, chocolate; semuanya panas & 2 butter croissant. Langsung minta dikemas buat takeaway saja karena memang buat dinikmati di kereta.

Pas ke sini lah, baru tahu untuk ke dalam ada 2 anak tangga yang harus dilewati dan mama saya enggan buat masuk. Untungnya, greeternya langsung cepat tanggap. Ia menanyakan berapa lama kami berencana duduk di sana? Kalau kami tidak keberatan, ada tempat duduk semi outdoor. Walau sebenarnya tempat duduk tersebut sudah direservasi orang lain, tapi jam-nya masih lama. Masih cukup untuk kami berdua duduk sebentar, tidak sampai 1 jam. Asalkan kami tidak keberatan kalau nanti ada yang merokok . Untungnya sampai kami selesai, aman-aman saja.
Kami pesan 2 tiramisu yang diinformasikan mengandung alkohol. Sebenarnya ada yang non alkohol, tapi sudah sold out. Rasanya, enak tapi tidak terlalu istimewa. 

Kalau ingin makanan dengan kuah tanpa harus repot masak sendiri, tempat ini bisa jadi pilihan. Sering ramai pas jam makan siang, jadi paling aman ya makannya sebelum atau sesudah jam ramai. Karena letaknya di dalam mall, maka hanya ada area indoor saja. Ada yang letaknya agak lebih ke dalam sehingga tidak terlihat pengunjung mall lainnya.

Pas saya ke sini saya pilih sendiri sayur dan bakso-bakso serta daging ayam dan sapi untuk dimasak. Beratnya harus minimal 250 gram di harga IDR 29.800,- per 100 gram. Untuk kuahnya, yang satu minta beef soup dan tidak pedas. Untuk saya minta kuah malatang soup biar dapat pedesnya. Minuman pesan es teh saja. 

Kuahnya makanan kami yang memang bikin beda dari tempat sejenis. Beef soup creamy seperti ada susunya, sementara yang malatang mirip tapi ya lebih pedas (untuk yang demen pedas, levelnya ok lah) Pas proses bayar dilayani dengan baik sama kasirnya. Padahal sempat kesal juga pas masuk karena saya harus beresin sendiri meja dari pengunjung yg sebelumnya.