CIKINI CULINARY

Cuaca panas langsung jadi adem deh begitu masuk ke dalam restoran ini. Terbagi menjadi dua ruangan, smoking dan non smoking room. Penerangannya lebih temaram di smoking room. Untuk ke kamar kecil harus masuk ke smoking area terlebih dahulu. Walau kecil tapi termasuk bersih. Pelayanannya ramah cuma rada lama saja pesanannya.

Ada minuman yang rada susah dicari di tempat lain seperti sarparila cap Badak dan bir pletok. Karena makanan yang lainnya itu harganya mahal2 ya buat kantong saya & gak yakin sama rasanya, saya urung pesan makanan. Jadilah pesan ice hazelnut coffee latte saja.

Iseng ke sini karena tertarik sama tempatnya. Pesan lontong cap gomeh, macaroni panggang, teh tawar hangat sama hazelnut latte panas.

Yang enak IMHO cuma lontongnya, empuk, tapi bumbunya terlalu ringan, ati ampelanya terlalu kecil irisannya, sayurnya lembek. Macaroni panggang gak ada gurihnya sama sekali jadi pakailah sambel botol yang disediakan. Minumannya ya standard lah. 

Makan di sini ya beli suasana saja sih dan buat foto2. Jaringan internet okeh, pelayanan juga baik. Pembayaran bisa tunai dan kartu kredit. 

Udah sering dengar ttg Warunk Upnormal tp blm pernah dtg ke cabang manapun. Eh dsr rejeki ternyata ada lg lbh dkt ke rumah yaitu di Raden Saleh. Tempatnya gede banget, lebih masuk lagi ke dalam. Ada semacam meeting room, taman, pojok2 ruangan yg instagramable pulak. Rasa makanan sm minuman, IMHO biasa aja sih. Tp ukuran roti bakarnya itu luar biasa sekali yah. Bisa buat berdua. Pelayanannya ramah dan di sini ada wifi juga, bakal betah lama2 nih.

Menghadiri undangan gathering Pergi Kuliner Alfa dan kebetulan belum pernah makan di sini. Dari tampilan baik restorannya sama makanannya sih cantik ya. Cakep buat foto2. Tapi sayang makanannya sebagian besar kurang nendang ya bumbunya. Saya ulas yang enak dulu deh:
Bitterballen : the best, gurih, lembut berasa lumer di mulut
Ayam bumbu rujak : kirain tadi ayam bumbu asam manis karena rasanya mirip2. Bumbunya meresap banget
Sop buntut: dagingnya gurih dan empuk banget
Sapi lada hitam: lumayanlah, bumbu meresap dan dagingnya empuk

Yang biasa ajah:
Tahu goreng
Bakmi goreng dan mihun goreng
Nasi goreng
Capcay
Singkong

Yang mengecewakan
Gurame bumbu kecombrang - bumbunya enak tapi gak meresap di ikan. Padahal penampilannya menggiurkan sekali.

Sate kere: terlalu manis rasanya

Bumbunya kurang berani untuk masakan Indonesia, IMHO.

Starbucks di Menteng Huis ini tidak terlalu besar. Ramai menjelang sore hingga malam sama pengunjung. Saya pesan dua minuman karena jika dpt jatah gratis dari Starbucks Card tdk bisa pesan seasonal drink. Variasi kue dan pastry tidak terlalu banyak di sini.

Suka sama suasana di Hello Sunday karena tidak terlalu besar. Dan tempatnya mendukung banget untuk foto-foto. Mulai dari pencahayaan sampai peralatan makan dan plating-nya. Waitress yang melayani ramah banget. Wifi juga kenceng jadi cucok banget kalau mau bawa kerjaan. Ada tempat duduk di luar dan tentunya juga di dalam. Tempat ini menerima reservasi jadi siap-siap aja kecele kalau datang ke sana dan tempatnya sudah penuh. 
Saya dan mama pesan 

1. English Breakfast Tea yang air panasnya bisa ditambahkan sekali saja. 
2. Sunday in Cone Original dan rasa es krimnya es teler campur gula malaka. Gak bikin bleneg sih tapi saya gak biasa saja sama rasanya.
3. Sunday in Cone Coklat dan rasa eskrimnya yang Java Tea campur kopi tubruk. Untuk yang ini rasa teh lebih kerasa daripada rasa kopi. Rasa kopi baru mulai terasa ketika es krim mulai habis. 
4. Sweet potato fried; kentang goreng tapi manis and me love it ^_^
5. Boterkoek 2 in 1, biasa saja sih sama yang satu ini

Apakah akan balik lagi...? Sepertinya ya 

Gak ada yg berubah selain sekarang pembayarannya bisa dengan debet BCA. Ohya pastinya harganya lebih mahal. Tapi, IMHO rasa makanannya gak seenak dulu termasuk acar timunnya. Suasana lainnya gak berubah, wadah makanannya, tempat duduknya, dan jam operasinya. Porsi makanannya besar jadi bisa utk makan rame-rame.

Sudah terlalu sering saya dan orangtua makan di sini dengan menu yang itu-itu lagi. Kadang kalau lagi enak, bener-bener membuat perasaan wow... saya mau pesan lagi ah kalau ke sini. Tahu-tahu lain kali pas datang ya rasanya biasa saja. Malah cenderung mengecewakan. 
Contohnya siomay. Seumur-umur saya pesan, baru kali ini saya ditanya mau isinya siomay semua atau dicampur? Dan pas datang, benar-benar isinya siomay semua, bumbu kacangnya banyak dan padat, masih panas. Pernah saya pesan, sudah bumbunya sedikit plus encer. 
Kami juga memesan es teler yang kali ini mengecewakan karena kebanyakan es batu. 

Reservasi sehari sebelum datang ke sini di akhir pekan. Infonya sbb:
- Untuk di lantai 1, tidak ada minimum purchase. Tapi ada waktu dine in selama 2 jam. 
- Untuk lantai 2, baru buka jam 7 PM. Utk lantai 2, ada minimum purchase - bisa ditanyakan langsung saat reservasi
- VIP room: bisa muat 15 orang. Tentu saja di sini juga ada minimum purchase.
- Ada live music di hari2 & jam tertentu, karaoke night juga ada - konfirmasi lagi saat reservasi

Pas saya datang jam 1, waw ada banyak pengunjung. Tapi jarak aman masih ok. Beberapa dari mereka juga membawa anak2. 

Menu makanan harus discan dulu, tersedia di meja. Saya dan teman-teman pesan:
Iced caramel machiato - (IDR 45K)
Caramelnya kenceng juga, jadi lebih banyak rasa manisnya

Ham and jam - (IDR 75K)
Shokupan toast yang isiannya chicken ham, keju dengan selai strawberry. Jadi rasanya manis juga.
Sebenarnya enak sih, tapi pinggiran rotinya lumayan alot, jadi rada susah digigit

Yang lainnya pesan:
Lychee Iced tea (IDR 45K)
Lycmint Cobbler (IDR 45K)

6 hours Bolognese (IDR 85K)
Slow cooked for 6 hours bolognese, rasanya enak, pastanya juga pas, gak kering, gak lembek

Area tempat duduk ada di dalam dan di luar (semi outdoor) dan semuanya bisa untuk merokok. Sesekali sempat tercium bau rokok dari pengunjung lain, tapi gak mengganggu banget sih. 
Pelayanannya sopan, cuma agak terganggu aja karena 30 menit menjelang waktu 2 jam, pelayannya bolak balik terus mengambil piring yang kosong. 
Kebersihannya terjaga, toiletnya bahkan lebih dingin dari ruangan indoornya (seriusan). 

Tempatnya rada ngumpet, tertarik karena lokasinya yang gak jauh2 amat dari stasiun KRL Cikini. Lebih deket lagi dengan halte busway PTUN. Sejajaran sama buryam. Sebelahan sama tempat fotocopy. Jadi hati2 salah masuk. Yang buat ngopi yang di sebelah kanan.

Pesan kopi C yang diberikan di gelas antik, dan rasa kopinya pas. Gak terlalu kuat, dilengkapi dengan evaporated serta fresh milk plus sirup juga. Jadi imbang rasanya. Pas banget diminum sore-sore, apalagi kalau hari lagi panas.
Ke sini kebagian area semi outdoor di belakang. Tadinya mau mojok, tapi sudah ditempati pengunjung lain dan yang ada hanya yang dekat restroom. Di bagian dalam sudah terisi pengunjung lain. Ada satu area lagi di luar, dekat pintu masuk. 
Pelayanannya baik, pesanan diantarkan ke tempat duduk. Kayaknya lain kali mau coba deh makanannya. 

Tidak jauh dari pintu keluar Stasiun Cikini, saya menemukan kedai kopi sekaligus restauran. Tempatnya sendiri tidak terlalu besar, terdapat ruangan non smoking di lantai 1. Langsung terlihat sofa besar yang terletak dekat jendela. Dan ada beberapa tempat duduk untuk satu dua orang juga. Di tengah ada meja panjang, yang bisa digunakan untuk beberapa orang. 

Di lantai 2 ada ruangan non smoking dan untuk smoking area ada di luar. Saat saya ke sana, area di lantai 2 ini penuh semua. Jadi deh duduk di area lantai 1.

Selain minuman dan pastry, mereka menyediakan makanan berat juga. Tapi saya memilih choco iron (susu coklat) panas dan butter croissant. Butter croissant lumayan tapi coklat panasnya biasa banget. Rasa coklatnya nyaris gak berasa, lebih banyak susu. 
Pelayanan ramah, kebersihan juga masih okay. Sayangnya restroom gak menyediakan tissue, tapi mungkin karena baru buka jadi kebersihan masih terjaga. 

This is sort of mini coffee shop, just accross Cikini Railway station. It has smoking and non smoking area. Lucky for me and my friends, the non smoking area still empty. So, we kinda occupy the whole area. Both areas not spacious so to have personal space is a bit difficult, but still okay. 

I ordered flat white and like it, also love the art latte.


We like the ambiance there, this is the kinda place you can sit for hours staring people passing by. Especially if you sitting near the glass window, facing the street.  
Aside near train station Cikini, there is also bus stop for busway and micro trans. 

Terletak di dalam satu area dengan Ibis Budget hotel, saya kira tempatnya hanya indoor area saja. Ternyata begitu masuk ke dalam, ada area semi outdoor. Ada beberapa orang yang sudah nongkrong di sana. Tempat duduk di semi outdoor tersebut menghadap ke kolam renang Cikini.

Pesan hot chocolate lewat aplikasi, jadi begitu datang tidak menunggu lama. Rasa coklatnya agak ngambang sih, terlalu banyak air sepertinya. Padahal rasanya lumayan, tidak terlalu manis. Selalu suka deh sama cup minuman mereka. 

Duduk sebentar di area bagian dalam. Banyak electric plug, cocok banget bagi yang ingin mengerjakan tugas atau WFC.