Zelda Lupsita

Gue dan adik gue rencananya mau lunch di restoran ini, tapi karena tiba-tiba adik gue ditelpon

untuk ketemu klien, jadi kita pilih untuk take away aja. Tempatnya sendiri cozy banget, ada

pilihan sofa dan kursi-kursi kayu berwarna pastel yang sekilas mirip pocky. Ruangan restoran itu

sendiri dapat banyak natural light dari dinding-dinding kaca di bagian muka restoran. Menurut

gue, ini bakal jadi tempat asyik buat hang out lama-lama. Menunya beragam dari western,

asian, dan Indian. Gue pesen nutella brownies sama fresh juice watermelon fizz. Juicenya segar

banget, paduan semangka, sereh, dan sedikit rempah. Nutella browniesnya juara banget,

so moist and chocolatey.. Yummy! Gue gak sabar buat balik lagi dan nyobain makanan yang

lainnya.

Setiap lewat restoran ini, hampir pasti selalu penuh. Memang tempatnya cozy dengan banyak sofa dan kursi-kursi nyaman yang bikin betah buat hangout rame-rame. Gue ke sana bareng sama keluarga gue dan kita pesan: green tea latte, iced chocolate, kopi peranakan, dan martabak mini ovomaltine buat dishare. Gue sempet nyicipin green tea latte pilihan bokap gue and it was.. disappointing. It's too sweet to our liking. Anyway, tapi gwe suka banget sama kopi peranakan. Ini menu klasiknya yaitu kopi tubruk dan susu kental manis. Setelah beberapa lama gelasnya ditutup, ampas kopinya turun jadi tinggal kopinya yang rasanya pas campuran pahitnya kopi dan legitnya susu kental manis. Martabak mini ovomaltinenya juga enak, ovomaltinenya dioles tebal diatas kue martabak yang masih hangat. Pas dimakan crunchynya ovomaltine juga masih ada. Memang siih harganya agak menguras, tapi sekali-sekali boleh laah memanjakan diri makan martabak ovomaltine ini

Setelah sebelumnya gue mencoba dimsumnya, kali ini gue memesan ala cartenya: terong ikan asin dan ayam barbeque (chasiu ayam). Chasiu ayamnya cukup empuk dan sausnya manis khas Chinese barbeque. Terong ikan asin penampilannya seperti sapo, meriah isinya dengan tahu, terong, wortel, bawang bombay, ikan asin yang dipotong dadu kecil-kecil, dan sausnya gurih pedas yang khas. Dimakan dengan nasi dan sambal dimsum yang ada di meja enak banget. Pelayanan disini juga cepat dan ramah. Suasananya juga homey, kebetulan datangnya pas weekdays jadi gak terlalu ramai. Patut dicoba, nih 

Tempat ini semacam casual cafe dengan menu yang cukup beragam. Kali ini gue dan pacar memilih untuk duduk di teras, sambil lihat suasana macet di Menteng. Kita pesan fish & chip, french dip sandwich, lychee iced tea, dan fresh juice. Pelayanannya cepat dan ramah dan dengan segera makanan kami tersedia di meja. Fish & chipnya gak berminyak, luarnya crispy dan ikan dory di dalamnya terasa lembut. French dipnya menurut gue kurang garam dan saus dipnya juga kurang gurih, tapi pacar gue suka. Untuk lychee iced tea nya standar, manis dan segar. Fresh juicenya juga segar meski sedikit asam. Overall, gue suka tempat ini untuk hang out karena dia gak terlalu ramai dan gue penasaran juga sih sama menu-menu yang lain.

Sister brand nya the goods store, cafe ini bersebelahan dengan storenya. Suasananya casual dining dengan pencahayaan yang cukup terang dan interior yang didominasi kayu. Gue dan teman-teman memilih duduk di suatu pojoknya yang bersofa yang cozy banget buathangout lama-lama. Pilihan menunya beragam tapi akhirnya kami memilih coffee rubbed burger, mac n cheese, bbq chicken wings, dan red velvet cake untuk dishare. Pelayanannya ramah dan cepat. Makanan yang disajikan juga menggugah selera banget. Burgernya juicy banget, friesnya juga renyah dan gurih dengan taburan keju parmesan. Mac n cheesenya juga enak, creamy dan ada smoky flavor dari daging asapnya. Sayang untuk red velvetnya kuenya padat sekali jadi kurang cocok untuk desserts karena mengenyangkan banget. Overall, gue recommend tempat ini untuk hangout karena cozy dan makanannya juga enak-enak.

Gue suka banget konsep Mangia di outlet Panglima Polim yang shabby chic. Nah, outlet kedua mereka di GI juga gak kalah cantiknya, kursi dan meja dari kayu, sulur-sulur bunga dan patung-patung kijang warna-warni terpasang di dinding. Gue datang bareng teman-teman dan saat itu gue pesen nasi goreng sosis dengan acar, kalau gak salah nama menunya piccolo rice. Menu ini dihidangkan dalam mangkuk yang penuh nasi goreng dan diatasnya ada acar kuning ketimun dan wortel. Gue suka nasi gorengnya, ada smoky flavor dari sosisnya yang bikin gurih. Sayang gue salah mencampur acarnya ke nasi goreng, rasa acarnya strong banget, agak asam, creamy, dan pedas. Jadi begitu dicampur sama nasi gorengnya yang smoky rasanya jadi keramean. Gue lebih suka sama pesenan temen gue yaitu pesto fried rice dengan grilled chicken dan saus salsa. Salsanya pedas, nasinya gurih, dan ayamnya lembut. Oiya kita pesan salmon skin juga tapi sayang rasanya masih amis. Well, buat gue akan ada next visit tapi mungkin gue akan stick ke pesto fried rice atau nasi jeruk sambal dorinya.

Akhir-akhir ini masakan ala Mexico mulai menjamur di Jakarta. Di pasar Santa, pasar yang lagi hits belakangan ini, ada satu stand yang menjual masakan Mexico. Gue tertarik untuk nyobain karena ada horchata di menunya, yang jarang keliatan di restoran taco lainnya. Horchata itu sendiri minuman rasa beras yang diramu bareng kayu manis dan biasanya dihidangkan dingin. Gue dan 2 temen pesan 1 beef taco dan 1 horchata untuk dishare. Pelayanannya cepat dan friendly, kita langsung duduk di kursi dan meja kayu yang memang udah disiapin. Taconya sendiri besar dan isinya melimpah. Taco shellnya model yang crispy jadi untuk dibagi agak susah. Rasanya sendiri menurut gue biasa aja, seasoningnya kurang. Mungkin karena seladanya banyak jadi rasanya ikut hambar. Horchatanya sendiri cukup pas buat gue, gak terlalu manis, berasnya terasa dan segar banget. Tempatnya bersih meskipun di pasar, tapi memang gak pake ac jadi minum horchata dingin bikin badan segar lagi.

Dengan tagline "ngopi di pasar", a bunch of coffee dealer (ABCD) berhasil mengangkat pamor pasar Santa di Kebayoran. Gue dan 2 teman cukup beruntung nyobain kopinya. Konsep ABCD itu pop-up shop, jadi gak selalu buka. Kita bisa pantau kapan dia akan buka dan kopi apa aja yang akan disuguhkan dari akun twitter dan instagramnya. Kebetulan ketika kita kesana, mereka ada pilihan biji kopi Ethiopia dan Brazil. Kita pilih cappuccino dengan biji kopi Ethiopia. Oiya disini mode pembayarannya "pay-as-you-wish" alias "terserah kamu". Mereka gak menetapkan harga tapi disana ada tip jar dimana kita bisa masukin uang. Cappuccinonya sendiri memang enak, biji kopinya diroasted sendiri oleh mereka dan takaran kopi dan susunya pas. Overall, ini destinasi yang wajib dicoba buat para penggemar kopi, tapi siap-siap rebutan yah.. Karena peminatnya cukup banyak dan mereka akan tutup begitu kopinya habis.