Zelda Lupsita

Suka bingung kalau dateng ke restoran yang menunya beragam dan biasanya rasanya juga enak-enak. Jadi siang itu gue dan teman gue mesannya rada kalap: Tokyo Belly Classic Ramen, Black Pepper Hamburg bibimbap, dan Kinky Kelly sushi untuk dishare berdua. Triple carbo banget, but it's worth it. Pertama kita coba ramennya yang bertopping irisan daging ayam panggang dan telur. Kuahnya gurih banget dan tekstur mienya juga kenyal yang pas. Sedap banget. Lalu black pepper hamburg bibimbap. Nasi dengan topping telur dadar dan daging hamburger bersaus black pepper dan mayonaise ini dihidangkan dalam mangkuk batu panas. Rasanya cukup enak namun agak kering jika dibandingkan bibimbap biasa yang  diberi saus lebih banyak. Terakhir kinky kelly sushi. Sushi ini padat berisi tempura udang dan diberi topping grilled salmon. Sushi ini juga enak, paling suka sama salmonnya yang masih berasa rasa smokednya.

Untuk suasana di sini casual dan ceria. Dining roomnya didominasi perabot kayu dan warna merah. Pelayanannya juga baik dan cukup cepat. Mungkin karena kita datang pada hari weekend kalau weekdays restoran ini padat banget. Overall, makan disini worth it apalagi kalau bareng teman-teman jadi bisa nyobain lebih banyak menu.

Rumate ini masih saudaraan sama Kopitiam Oey, beberapa menunya sama tapi pilihan makanan beratnya ada influence dari daerah Padang. Suasananya asik, biasanya lebih sepi dibanding sodaranya yang masih di area itu juga. Kita bisa pilih duduk di dalam atau al fresco sambil people watching. 

Kali ini gue cobain nasi goreng rendang dan minumnya es teh tarik. Rasa minumannya segar dan kekentalannya juga pas. Nah, gue kira nasinya bakal digoreng dengan bumbu rendang.. ternyata nggak. Nasi gorengnya biasa dengan rasa kecap manis yang kuat disajikan bareng telur goreng (gue minta dibuat dadar) dan rendang daging. Gue suka sama rendangnya karena bumbunya berani pedas Tapi kalau dimakan bareng rasanya kurang sepadan... nasi gorengnya agak manis dan rendangnya pedas. 

Walau restoran ini letaknya agak tersembunyi tapi kayaknya disini gak pernah sepi deh. Tempatnya memang asik buat hangout bareng teman-teman. Suasananya kayak di rumah oma belanda, didominasi perabot kayu dan barang-barang vintage. Pas kesana lagi hujan deras jadi hati langsung memilih gourmet indomie dan gue pesan pedas buat hangatin badan. Indomie rebus ini disajikan di piring a la vintage, lengkap dengan kornet, poached egg, nori, dan cabai rawit. Rasanya ok juga, lebih light dibanding indomie rebus biasanya. Tambahan norinya juga kasih sentuhan yang beda di hidangan ini.

Bokap direkomendasiin temennya yang asli orang Korea untuk makan disini, so kita late lunch disitu buat bayar rasa penasaran bokap. Meskipun kita datang di odd hour, jam 3 sore, tempatnya masih ramai pengunjung. Restoran ini cukup luas dan casual, tipe restoran yang duduk-pesan-makan-bayar-pulang.

Untungnya kita cepat dapat tempat duduk dan langsung pesan haemul jampong dan 1 lagi mie dengan topping sayuran yang gue lupa namanya untuk dishare bertiga. Pelayanan disini cukup cepat. Setelah memesan, banchan pun langsung disajikan. Pilihannya banyak tapi gue suka banget sama kimchinya yang pedas dan segar. 

Nah, pas mie nya datang.. wow! Porsinya besar banget. Apalagi si haemul jampong, segala macam seafood jadi toppingnya dan kuahnya yang merah merona bener-bener menggoda selera. Pas nyicipin memang rasanya enak banget. Tekstur mienya pas, kenyal tapi lembut. Kuahnya segar dan pedas. Topping seafoodnya juga gak pelit. Pesanan kita yang satu lagi, mie sayuran terasa agak hambar kalau dibandingin sama haemul jampong. Overall, gue akan datang lagi untuk Jampongnya dan mungkin coba menu lauk yang lain.

Restoran ini sering kali dipadati pengunjung. Tempatnya memang homey banget: kursi-kursi kayu dengan bantalan empuk, warna-warna pastel, dan menu yang ditawarkan adalah menu-menu rumahan yang tidak asing lagi. Kali ini gue memesan nasi iga penyet dan teman gue memesan nasi goreng kampung. Makanan teman gue datang duluan dan gue harus nunggu lumayan sampai laper untuk pesanan gue. Pas dateng, well, kurang appetizing sih honestly. Dua potongan iga menemani nasi putih dan sambalnya terpisah. Agak seret sih makannya karena menu gue kering gitu tapi dagingnya lumayan empuk dan sambalnya juga cukup pedas meskipun kurang banyak porsi sambalnya. Nasi goreng kampungnya gurih namun agak berminyak. Overall, untuk hangout tempat itu ok juga tapi makanan dan servicenya bagi gue masih bisa diimprove.

Mau merasakan sensasi makan di sarang burung? Hummingbird tempatnya. Meskipun berada di mall, tapi konsep dan dekornya tetap maksimal dengan beberapa booth berada di dalam sarang burung besar dari kayu. Suasananya cukup cozy dengan dekorasi didominasi kayu dan pencahayaan yang bagus. Untuk makan siang kali ini gue pesan lemongrass beef sandwich dengan pilihan roti focaccia. Cukup harus bersabar untuk menunggu pesanan gue datang, even teman-teman gue yang pilih salad dan bulgogi rice pesanannya udah datang duluan. Untungnya pelayannya cukup ramah dan update terus tentang pesanan gue. Ketika sandwich gue datang, wow! porsinya gak tanggung-tanggung. Focaccianya tebal, wangi rosemary, crustnya renyah dan dalamnya lembut banget. Lemongrass beef sebagai isian sandwich gue adalah semacam isian Vietnamese banh mi: daging sapi yang lembut, wortel manis  dan renyah, serta timun yang segar. Sandwichnya disajikan dengan keripik singkong dan selada. Karena sandwichnya agak tebal jadi makannya harus pinter-pinter, tapi rasanya enak sekali. Agak susah sih cari sandwich enak di Jakarta, so I recommend this place should you crave one.

Restoran ini bernuansa kasual dan nyaman buat makan sama teman-teman atau sama pacar. Kali ini gue dan pacar memesan cheese korokke, karaage salad, dan ebi fry curry rice untuk dishare. Gue suka sama saladnya yang fresh dipadu dengan karaagenya yang gurih dan sausnya yang asam manis. Curry ricenya juga enak, porsinya cukup untuk dishare dan gue suka banget sama udangnya yang crispy on the outside and juicy on the inside pas banget sama curry saucenya yang berempah. However, gue kurang suka sama cheese korokkenya. Ada bau tajam perpaduan keju dan minyak. Korokkenya juga berminyak banget, jadi eneg sendiri. Oiya, untuk dessert kita pesan pannacottanya yang enak banget dan cukup murah (25K for 3 kinds) tapi sayang gak sempet difoto.