Stephanie Wibisono

Mengulang kesimpulannya, memang restaurant Thai yang satu ini merupakan restaurant favorite keluarga saya. Keluarga saya cukup suka dengan Thai food, dan dari beberapa restaurant Thai food lainnya yang sudah kami coba, kami sepertinya lebih sering pergi ke Thai Alley. Well, memang makanannya enak kok.

Awal-awal ke Thai Alley di Gandaria City memang tergolong sepi. Saya cukup shock karena sudah sebulan belakangan ini, setiap lewat Thai Alley selalu ramai. Dan pada saat kemarin saya makan di sana, cukup ramai. Sampai-sampai smoking area mereka diopen untuk non-smoking karena area non-smoking mereka sudah cukup penuh. Pelayanan mereka cukup baik. Walaupun saya seperti "terasing" karena menjadi satu-satunya yang duduk di area smoking mereka (dan posisinya agak di belakang sehingga tidak banyak waitress lalu lalang), saya tidak mengalami hambatan untuk order ataupun lainnya.

Kemarin saya memesan Pad Seew, salah satu menu rekomendasi mereka. Pad Seew adalah kwetiaw Thailand, dimasak dengan kecap, dicampur dengan sayur dan seafood. Recommended! One of my favorite menu. Lalu saya juga coba Crispy Chicken dengan Tom Yum sauce, recommended juga! Rasanya agak sedikit asam karena saus Tom Yumnya, ayamnya pun crispy. Saya juga coba nasi goreng kepiting, salah satu menu baru mereka. Namanya nasi goreng khas Thailand memang rasanya agak polos, namun di Thai Alley ini nasi gorengnya terbilang enak. Tidak hambar, dipadu dengan suwiran daging kepiting.

Come and taste for yourself!

Di mall Gandaria City ini ada kedai makanan Jepang baru bernama Kiwami. Letaknya di lantai UG di dekat restoran Secret Recipe dan Billie Chick. Kiwami ini sangat gampang untuk ditemukan karena ciri khasnya : bambu. Kedainya berdekorasikan bambu; bahkan cangkir ochanya pun terbuat dari potongan bambu. Kenapa saya sebut kedai, karena tempatnya kecil, mungkin hanya bisa memuat 30 orang.

Kiwami ini merupakan cabang dari Jepang dan mereka menjual Okonomiyaki yang dibawa dari Osaka. Pilihan menu mereka memang tidak terlalu banyak; selain Okonomiyaki, mereka hanya menjual Yakisoba dan Sobameshi. Saya mencoba Yakisoba Seafood, Okonomiyaki Plain dan Okonomiyaki Seafood. Yakisoba Seafoodnya saya lumayan suka, rasanya agak sedikit asam, Japanese sekali rasanya. Namun Okonomiyakinya agak sedikit kurang di lidah saya. Adonan dari Okonomiyakinya sendiri kurang ada rasanya. Kita baru bisa mendapatkan rasanya dari sausnya.

Mudah-mudahan mereka bisa memperbaiki rasa Okonomiyakinya, saya yakin mereka bisa ramai. Harganya pun tidak terlalu mahal, hanya berkisar 30k - 60k.

Come and taste for yourself!

Ini dia cafe baru yang foto-foto makanan imut-imutnya memenuhi newsfeed Instagram saya. Tentunya saya juga harus update dong >_< (...krik2...)

Japanese cafe Arinzi Aronzo ini betul-betul imut-imut, terutama cakenya yang berbentuk monyet, jerapah, atau kelinci. Namun saat saya mampir ke sini pukul 12.30 siang, kuenya tinggal 4 dan tinggal yang kelinci dan monyet. Saya order kelinci, Shiro Usagi, yang adalah cake dengan cream dan berisi buah-buahan seperti strawberry, anggur, dan jeruk. Rasanya cukup OK. Untuk minumannya saya memesan Kappa, seperti coffee green tea. Rasanya? Seperti minum kopi dicampur nori, cukup absurd buat saya.

Come and taste for yourself!

Pertama kali datang ke Koultura, ternyata tempat mereka cukup luas, cukup cozy dan dua lantai.

Tempatnya berkonsep cukup unik, dengan icon2 kartun dan yang paling terkenal adalah owlnya. Mereka

juga menjual cookies icon mereka seharga Rp. 15,000. Tempatnya didekorasi sangat baik; antara meja

satu dengan meja lainnya jaraknya cukup jauh sehingga cukup nyaman untuk ngobrol-ngobrol. Di lantai

2 ada 4 meja di smoking area. Ada beberapa spot untuk sofa dan banyak meja yang lebih bisa memuat

lebih banyak orang di lantai 2. Anehnya, smoking area mereka tidak diberikan petunjuk.

Cappucinno

Kurang enak menurut teman saya, namun memang saya tidak mencoba. Masih kalah dibandingkan beberapa

coffee shop lain.

Fluffy Latte

Fluffy Latte adalah Iced Latte plus vanilla ice cream. Saya sangat suka dengan Fluffy Lattenya.

Come and taste for yourself!

Belakangan ini memang banyak sekali coffee house dimana-mana. Salah satunya adalah Tanamera, yang terletak di Thamrin City ini. Terus terang tempatnya susah ditemukan, saya nyasar pas pertama kali pergi kesini. Bertempat di sebuah ruko kecil, tempat parkirnya dijadikan area outdoor dengan kursi dan meja seadanya. Area indoor sangat sempit, namun mereka membuka lantai atasnya untuk mengakomodir customer lebih banyak. Saya coba Ice Red Velvet Lattenya dan rasanya kurang menurut saya. Hanya terasa coklat, tidak ada ciri khas red velvetnya. Selain itu saya juga sedikit lapar jadi hendak memesan makanan. Saat saya lihat menunya, saya cukup shock dengan sandwich-sandwich mereka yang harganya berkisar Rp. 70,000an. Akhirnya saya memesan Quesadilla yang ternyata rasanya cukup OK.

Come and taste for yourself!