Stephanie Wibisono

Sebelum saya mengunjungi mereka Minggu kemarin, saya tidak tahu bahwa Cita Rasa ini adalah rumah makan Chinese. Selama ini, orang tua saya selalu cerita bahwa mereka di Cita Rasa makan mpek-mpek, makanya saya berpikir kalau ini adalah rumah makan mpek-mpek. Cita Rasa ini adalah restaurant favorite orang tua saya, terletak di Alam Sutera. Yep mereka menjual mpek-mpek dan beberapa makanan Palembang lain seperti laksa dan es kacang merah. Mpek-mpek kulit mereka adalah favorite orang tua saya, namun tidak untuk saya karena saya sudah pernah makan yang lebih enak di Palembang. Namun kali ini saya datang untuk mencicipi Chinese food mereka.

Es Kacang Merah

Shaved icenya banyak banget! Rasanya, biasa saja.

Kwetiaw Siram Babi (50k)

Pertamanya saya berpikir mahal banget untuk sepiring kwetiaw. Namun setelah kwetiawnya datang, ternyata porsinya besar banget, mungkin bisa untuk 2-3 orang. Namun kwetiawnya sendiri menurut saya rasanya agak hambar. Lebih baik mencoba menu lainnya.

Cap Cay (50k)

Cap Cay mereka porsinya juga besar. Sayuran, seafood, dan kekian (pork) dengan saus asam manis. Recommended.

Untuk tempatnya sendiri, yah, seperti rumah makan biasa. Interiornya oke, namun ya kebersihannya agak kurang, namun masih bisa diterima kok.
Come and taste for yourself!


Instagram : @stepwibi

Bosan dengan cafe mahal dan coffee shop, sekarang saatnya untuk menikmati masakan traditional Indonesia di tempat yang jelek, sedikit kotor, namun menyajikan makanan yang sangat enak dan melebihi enaknya makanan di cafe mahal. Menurut saja, Soto Betawi H. Mamat ini adalah soto betawi terenak di Jakarta (in this case, mungkin Tangerang ya), saya belum menemukan yang lebih enak dari ini. Dan walaupun terkesan jelek dan kotor, ada entertainmentnya loh. Hiburannya adalah seorang bapak-bapak main biola! Lagunya pun up to date. Namun memang, bapak ini sebetulnya ngamen cuman ya, membuat Soto Betawi H. Mamat ini high class sedikit.

Makanan favorite saya adalah oseng daging. Jadi kita akan mendapatkan sotonya dan satu piring untuk oseng dagingnya yang digarnish dengan cabe hijau dan tomat. Saya akan rate 5 dari 5. Jika kalian belum pernah mencobanya, kalian harus coba, karena setiap orang yang saya kenal yang pernah makan di Soto Betawi H. Mamat, tidak ada yang tidak suka.

Come and taste for yourself!



Instagram : @stepwibi

Saya bete kalau berkunjung ke Bintaro karena mereka tidak banyak tempat nongkrong yang buka sampai tengah malam. Belum banyak juga coffee shop di area ini. Namun ada satu coffee shop milik Maliq & DEssentials yang bernama Backyard Coffee, namun mereka hanya buka sampai pukul 10 malam.


Backyard Coffee ini konsepnya tidak jauh-jauh dari musik. Counter mereka sangat unik, didekorasikan oleh kaset-kaset tua menempel menutupi counternya. Dan kalau kalian melihat ke atas counter, kalian bisa melihat kotak kaset kosong yang dibuat menjadi sebuah lampu. Unik kan? Coffee shop mereka berisikan sofa-sofa, dan kita bisa melihat kaos Maliq & DEssentials digantung di temboknya. Mereka juga menjual beberapa CD lagu.

Mereka menyajikan kopi dan makanan seperti pasta, French Fries, Chicken Wings dan Apple Pie. Namun untuk kopinya agak kurang cocok di lidah saya. French Friesnya, hm, ya seperti French fries beku yang bisa kita beli di supermarket dan kita goreng sendiri di rumah.

Come and taste for yourself!

Instagram : @stepwibi

Satu lagi cabang Fat Bubble dibuka di daerah Bintaro. Letaknya sebelum Bakoel Coffee, di atas Sate Khas Senayan. Cabang ini hampir sama dengan cabang lainnya, kita bisa melihat dari logo Fat Bubble sendiri yang warna-warni, Fat Bubble di Bintaro tempatnya terang, dihiasi meja dan kursi warna warni. Areanya terbagi menjadi indoor dan outdoor, dan kedua areanya cukup luas. Saya lebih suka di outdoor areanya, karena cukup bagus menggunakan karpet rumput. Namun yang jadi masalah adalah serangga! Jika kamu memilih untuk duduk di dekat jendela, berhati-hatilah dengan ribuan serangga kecil (dan tentu saja dengan kepala sukunya). Memang ada electric bug killersnya, dan jangan khawatir, itu bekerja dengan baik karena setiap 30 detik kita mendengar suara satu serangga terpanggang (walau begitu tapi serangganya ga abis-abis!). Hm, langsung ke makanan deh.

Saya memesan C4, kombinasi antara egg pudding, mango pudding, chocolate pudding dan boba. Saya memang tidak suka boba jadi saya tidak coba, namun saya suka egg puddingnya karena texturenya cukup lembut dan tidak terlalu manis. Sedangkan puding coklatnya rasanya 50% coklat 50% air, dan puding mangganya rasanya 75% mangga 25% air. Mungkin ini yang harus mereka perbaiki. Saya juga memesan XXL Crispy Chicken, dan makanannya disajikan di dalam keranjang. Saya suka dengan ayamnya, crispy, namun dagingnya tidak keras, tasty dan sedikit pedas. Saya juga memesan Peach Yoghurt dengan egg pudding, namun rasa minumannya biasa saja.



Come and taste for yourself!

Instagram: @stepwibi

Mungkin belum banyak dari kita yang sudah pernah mendengar nama Chakra Lounge ini. Terlebih karena lokasinya yang jauh si BSD dan ada di mall baru yang namanya The Breeze. Walaupun jauh, coba kesini deh, karena konsepnya tidak hanya sekedar di dalam empat dinding. Terlebih lokasi dimana Chakra Lounge ini ada, di samping danau. Kebetulan saya kesini hari Senin malam dan cukup sepi. Saya duduk di outdoor, menikmati suasana baru sambil mendengarkan live music mereka yang cukup.....standard. Well mungkin genre lagunya kurang cocok dengan saya.

Restaurant ini pun harganya tergolong sedikit mahal, namun tidak semahal restaurant di sepanjang jalan Senopati. Saya memesan Beef Marsalle dan menurut saya ini cukup enak. Beefnya empuk, sausnya pun enak. Teman saya memesan Fish and Chips. Menurut saya rasanya terlalu asin, dan mereka menggunakan saus mayonnaise untuk dip, bukan tartar.

Come and taste for yourself!
Instagram: @stepwibi