Darsehsri

Semula saya kira Kanali ini sebuah office, dari tampak luar sekilas ngga menggambarkan sebuah cafe. Setelah lebih diperhatikan bagian dalam yang terlihat dari dinding kacanya, nampak mesin kopi dan seating area, barulah jelas kalau kanali ini cafe.
Desainnya cukup simple dengan hiasan aneka succulent dalam pot maupun hanging plant dari toko tanaman ternama di kemang.

Dari beberapa kali kunjungan, yang menjadi favorit saya di kanali tentu saja makanannya, kalau minumannya standar aja.
Banana nugget bernama Pistop (28k) wajib di order setiap kesini, pisang goreng lumat dengan aneka topping, favorit saya yang pakai matcha dan tiramisu. Pisang gorengnyaa garing sekali, dalamnya pisang lumer, manisnya sedang tapi karena pakai topping jadi cukup pas di lidah buat dijadikan teman ngopi.

Sop Iga Daun Kedondong (54k) dan Nasi Goreng Ijo Ayam (44k) juga jadi favorit saya. Pecinta daging wajib order sop iganya, potongannya banyak dan dagingnya empuk juga gurih, kuahnya sedap dan ada sensasi asam dari daun kedondong, recommended.
Kalau nasi goreng ijonya bisa jadi pilihan saat butuh karbo, porsinya banyak dan rasanya mantap.

Selain pernah mencoba aneka minuman kopinya, juga pernah mencicipi gelato yang terpajang di area lantai satu, soal rasa ngga diragukan lagi karena keluaran cafe gelato terkenal di kemang bernama locarasa.

Sedikit tersembunyi di dalam area alun-alun indonesia, Palalada tampil dengan decor menyala, merah dan gold. Cukup spacious untuk ukuran sebuah resto di dalam department store, tempat duduk kebanyakan di buat sedikit serius ala fine dining.

Saya pesan dua menu makanan saja karena sengaja untuk menu minuman pesan dari pipiltin cocoa. Siapa yang menyangka juga kalau di palalada saya menemukan salah satu bistik lidah terenak dengan harga terjangkau. Cukup merogok uang 110k saya udah dapat tiga potong lidah sapi tebal dengan sauce enak dan potato wedges dan steam vegie yang fresh. Porsinya cukup nendang di perut, saucenya manis seperti mushroom sauce. Terakhir saya makan stik lidah sapi enak dan terjangkau begini sekitar belasan tahun yang lalu hahaha, selebihnya kalau beli bistik lidah biasa banget rasanya.

Bakwan Sayur (30k)
Awal mikirnya cukup pricey buat bakwan sayur dengan harga segitu, setelah di santap ternyata enak. Rasanya gurih dan garing, meskipun pelengkapnya hanya cabe rawit tapi puas, ukuran bakwannya juga besar ala bakwan kampung.

Merasa cocok dengan makanan di miyagi, saya pun kalau merasa bingung mau makan apa, biasanya berakhir dengan mampir ke miyagi.

Suasana miyagi pun nyaman, tidak berbeda jauh dengan cabang gandaria yang sering saya kunjungi, di cabang karet pun ambience-nya asyik, sebetulnya cocok untuk kumpul bareng keluarga. Meskipun dari luar terlihat biasa aja tapi dalamnya lumayan luas.

Saya pesan Tan Tan Men (68k) berupa ramen lembut dan licin dengan kuah creamy, toppingnya ada daging sapi cincang pedas. Sengaja saya request extra pedas biar makan tambah enak hehe. Porsinya besar, bisa untuk sharing, tapi kalau sanggup menghabiskan sendirian boleh boleh aja.

Kani Karage Tempura (70k) nama lainnya soft shell crab, tapi suami saya lebih sering menyebut kepiting soka. Entah sama atau ngga, yang jelas kepiting muda ini di goreng garing dengan tepung dan seasoning, rasanya enak, bikin ketagihan karena gurih, cocok untuk sidedish atau pun appetizer.

Yang membawa saya selalu kembali ke angel in us, apalagi kalau bukan Orange Feel So Good, minuman non coffee yang sukses bikin saya ketagihan dan ngga bisa pindah ke lain minuman hehe. Jarang-jarang saya suka minuman manis, menurut saya orange feel so good selain manis orange juga nyoklat banget, seger.

Kemarin bukan hanya pesan orange feel so good aja, tapi pesan Iced Cafe Latte juga. Ternyata cukup creamy, mirip kopi susu kekinian andai di gulain sedikit. Tapi suami lebih suka menikmatinya tanpa gula.

Cafenya cukup luas, designnya apik dengan perabot rata-rata berwarna coklat. Pelayanan juga cukup baik, meskipun pengunjung sedang ramai tapi saya ngga butuh waktu lama buat menikmati pesanan saya.

Sudah menggemari chocolate bar-nya pipiltin cocoa sejak lama, dark chocolate-nya cukup akrab di lidah, variannya juga cukup banyak. Kalau di cafenya ini, selain bisa beli chocolate bar, cookies dan aneka jam, juga tersedia minuman coklat. Pilihan coklatnya asli indonesia, ada empat jenis, ada coklat aceh, bali, east java dan flores.

Karena saya penyuka dark chocolate jadi cocok sekali dengan karakteristik coklat aceh yang pekat, earthy, aftertaste-nya juga pahit bukan asam, ahh suka sekali. Meskipun cocoa drink single origin (30k) dilengkapi whipped cream di bagian atasnya, tetap saya biarkan utuh alias ngga di aduk supaya nyoklat banget karena meskipun udah 80% dark chocolate pun tetap kurang “pahit” di lidah saya hehe.