Ika Nurhayati

Cukup luas dan nyaman, Lentera Menteng langsung ramai meski baru beroperasi. Posisi lumayan strategis, dekat Taman Menteng dan di depan sebuah SD. Jadi jelang sore itu dipadati murid dan para orang tua murid.

Memanfaatkan diskon pre-opening 50 persen, saya pesan nasi goreng kampoeng (38 ribu), jus green lantern (45 ribu), dan iced long black (35 ribu). Puas dengan nasgor, karena porsinya besar termasuk acar pendampingnya, rasanya juga enak. Sudah nasgornya digoreng bersama telur dan potongan ayam, masih ada tambahan telur lagi dan dua tusuk satai ayam. Bayar harga asli pun saya tidak keberatan untuk nasgor ini.

Green lantern, jus campuran bayam, lemon, dan lupa apa lagi he he he, segar dan kental. Iced long black juga oke. Saya senang semua pesanan enak dan juga enak dilihat penyajiannya.

Cuma mungkin karena baru buka dan lagi ramai, lumayan lama menunggu bon--katanya penghitungannya masih manual, sekitar 20 menit. Itu pun sudah dibantu seorang staf yang sadar saya sudah kelamaan menunggu.

Small but nice, cozy coffee shop! Kelihatan biasa banget dari luar, kayak kantor malah, surprised waktu membuka pintu, Mampir Dulu yang berkapasitas belasan orang nyaman, cantik, dan berkesan hangat. Stafnya ramah banget, camilan lengkap sesuai yang tertera di menu meski saya datang tak lama setelah jam buka, enggak salah deh kita mampir dulu.

Saya pesan es kopi susu bawa pulang ukuran upsize (20 ribu, yang ukuran standar 18 ribu) tapi enggak buat dibawa pulang, melainkan diminum di tempat. Komposisinya espresso campuran arabika-robusta, krimer, dan gula. Saya lebih suka es kopsus dengan gula aren, tapi es kopi susu bawa pulang bisa saya nikmati karena rasanya tidak terlalu manis.

Camilannya macam-macam, kebanyakan gurih, seperti yang saya pesan, risol mayo (10 ribu) dan bitterballen (10 ribu). Dua-duanya ukurannya lumayan dan enak, baru digoreng setelah dipesan. Senanglah menyempatkan mampir, menyesal juga pas enggak bawa laptop karena WiFi pun lancar.

Kafe mungil yang satu bangunan dengan Kemang Dance Center. Terletak di bagian depan, menampung belasan pengunjung.

Ada satu kekhasan yang membedakan Monsieur Husky dengan kafe sejenis. Semua minuman kopinya, yang cukup beragam rasanya, berbasis cold brew. Buat yang enggak suka kopi, ada teh dan cokelat.

Pesanan saya, pandan latte, merupakan campuran susu, sirup pandan, dan cold brew. Buat saya tetap enak karena saya penyuka rasa pandan ya, tapi masih terasa samar black cold brew-nya. Ukuran cup minuman ini besar, harga 36 ribu oke kok.

Saya juga bungkus chocolate chip cookie (15 ribu) yang tersisa satu. Selain itu tampak pastry di balik tudung kaca. Kata stafnya, kalau pesan kopi di bawah jam 12 (sampai 22 September), gratis 1 pastry. Wah boleh juga.

Khazanah resto Vietnam di Jakarta diperkaya Com Ngon, yang hadir di Lippo Mall Kemang sejak 2 bulan lalu. Beda dengan resto Vietnam umumnya dengan menu pho dan banh mi, Com Ngon memperkenalkan masakan Vietnam dalam bentuk grill atau bakar, steamboat, dan claypot rice. 

Com Ngon resto ke-9 Yeu Saigon Group, yang telah membawahi terlebih dulu Yeu Saigon Cafe, Saigon Delight, dan Madame Mai di Jakarta. Setiap resto Yeu Saigon Group menawarkan masakan Vietnam autentik dan bebas MSG, dengan ciri khas yang berbeda-beda. Nama Com Ngon sendiri diambil dari bahasa Vietnam, artinya nasi yang sedap. 

Menjanjikan hidangan yang sehat, herba tersebar di banyak hidangan. Terjamin kesegarannya, herba khas Vietnam seperti serai dan daun ketumbar ditanam di rooftop Com Ngon sendiri. Fungsi herba bukan hanya pelengkap hidangan atau pemberi aroma, melainkan juga pemberi warna alami pada makanan. 

Seperti salah satu makanan pembuka, banh pho cuon bo atau lumpia kukus isi daging sapi serai. Kulit lumpia ini berwarna hijau, kuning, dan ungu, menurut seorang pramusajinya diwarnai ekstraksi herba. Dengan alas herba segar yang dipetik dari kebun sendiri, walhasil makanan pembuka lainnya, goi buoi tom atau selada jeruk bali dengan udang dan kerupuk, jadi favorit saya dan teman-teman. 

Hidangan bakar daging sapi, ayam, sampai boga laut seperti cumi-cumi dan simping, dihadirkan selanjutnya. Yang penampilannya unik adalah bo nuong on tre atau daging bakar dalam tabung bambu, dihidangkan beralas piring masih bersama bambunya. Sebagian dagingnya berada di dalam tabung bambu, sebagian laginya di piring, tampak seakan baru meluncur dari dalam bambu. Rasanya enak, dagingnya gurih dan juicy. 

Steamboat bisa dinikmati dengan pilihan protein berupa daging sapi, ayam, ikan (nila, patin, atau bawal), dan udang cocok disantap bareng teman atau keluarga, dengan pilihan porsi small atau big sesuai banyaknya orang yang menyantap.  Mencicipi lau ca atau steamboat ikan asam manis dengan pilihan ikan patin, ikannya sudah matang jadi tidak perlu dimasak lagi di dalam kuah. Hidangan yang segar juga sehat, karena didampingi banyak macam sayur termasuk yang jarang dijumpai sehari-hari, batang talas dan jantung pisang. 

Melengkapi sajian hari itu, keluarlah masakan rumahan ala Vietnam lengkap dengan nasi putih, mam com ca kho to. Hidangan set ini berlauk ikan patin saus karamel, aneka sayur pendamping, dan tofu lembut yang merupakan olahan Com Ngon sendiri. 

Com Ngon juga punya banyak minuman segar seperti beberapa yang kami icip: iced dragon fruit and young coconut meat, iced red dragon fruit and kumquat juice, dan mango coconut smoothie.

Weekend siang cukup ramai, termasuk oleh sekelompok orang yang mengikuti sebuah kegiatan, Poach'd yang luas ini tempat yang nyaman buat saya mengerjakan tugas. WiFi lumayan lancar (kadang saja tersendat) serta sederet bangku dan meja yang tinggi mendukung untuk itu. 

Poach'd tidak cuma sedia aneka hidangan brunch tapi juga hidangan lunch yang karakternya sedikit lebih berat, makanan sehat, dan sandwich. Saya pesan salmon bagel (termasuk jenis sandwich, 95 ribu belum tax dan service) dan almond cafe latte (47 ribu). Salmon bagel tidak murah, tapi sebanding dengan kualitasnya. Bagelnya terbilang lembut dan wangi, mungkin ini bagel paling enak yang pernah saya makan. Selembut-lembutnya tekstur bagel, butuh sedikit usaha memotong bagian bawahnya yang sudah kena saus. 

Irisan salmon asapnya banyak banget! Juga segar dan lembut. Kenyanglah santap salmon bagel ini sebagai hidangan maksi, meski kelihatannya tidak besar.
Almond cafe latte wajib dipesan. Ini cara asyik menikmati latte, dengan kacang almon dan karamel mengelilingi bibir cup kopi. Latte-nya sendiri enak, tapi saya lebih sibuk menikmati almon dan karamelnya. Almon bisa diganti dengan meises cokelat, sesuaikan saja dengan selera.

Sudah lama pengin datang ke sini tapi enggak paham daerah sekitarnya. Thanks kepada teman saya yang memfasilitasi, akhirnya sampai juga. Cakep deh Bantar Gebang punya kafe kekinian dan dilingkupi pepohonan kayak begini. Paling pas memang tiba di lokasi tidak jauh dari jam buka kafe, biar puas foto-foto. 

Little Talk ini terbilang luas, termasuk punya satu ruangan berkapasitas 8 orang yang bisa digunakan untuk meeting. Menu lumayan lengkap dan ikut tren, cuma sayang waktu itu roti nougat sedang kosong. Kami pesan chicken quesadillas (40 ribu belum tax-service), panna cotta (30 ribu), coffee ice cubes yang judulnya little talk coffee brick (33 ribu), dan teh (23 ribu). 

Chicken quesadillas lumayan enak, cuma isinya kebanyakan keju daripada ayam. Panna cotta tampil cantik dan teksturnya bagus, sayangnya manis banget, kayak kebanyakan susu kental manis. Little Talk Coffee Brick terhidang dalam 3 wadah: coffee ice cubes, susu, dan sirup karamel. Nah ini enak, walau tidak saya pakaikan sirup karamel sekalipun, coffee ice cube-nya tidak terlalu strong kok rasanya.