Ika Nurhayati

Awal buka diserbu pengunjung, dengar-dengar area outdoor cakep buat foto. Karena itu malas mampir dan keterusan. Sampai datanglah undangan dari teman suami, yang pernikahannya bertempat di sini.
Secara tempat, buat saya ternyata enggak seberkesan itu. Area outdoor, yang untuk pernikahan berfungsi sebagai pelaminan, panas. Lalu pemandangan yang menarik perhatian saya bukan pepohonan dan dedaunan sebagaimana tampak pada foto banyak orang. Melainkan dua ibu berdaster yang memangku anak sambil mengobrol di seberang dan sampah di tepi sungai hu hu hu.
Untungnya, sebagai katering pernikahan, makanan yang disajikan Beranda lumayan enak. Saya makan ayam goreng (entah bumbu apa), rendang, dan karedok. Ayam goreng rasanya enak cuma agak kurang lembut, karedok tidak terlalu pedas sehingga bisa dinikmati banyak orang.
Rendang juga tidak terlalu pedas. Rendang daging dan hati ini lembut, gampang dipotong dan dikunyah. Salut bisa diolah selembut ini, mengingat kalau enggak salah baca, di menu reguler rendang ini tidak tercantum.

Habis kondangan di dekatnya, melipir ke sini. Tempat luas dan meliputi area lesehan, cocok buat yang datang berombongan. Cuma agak panas, meski AC sudah dinyalakan. Tersedia musala berikut tempat khusus wudu, walau airnya sempat tidak mengucur. 

Meski judulnya cafe & coffee, di sini lebih banyak makanan berat. Tapi pilihan minuman kopi lumayan. Saya dan suami pesan iced cappuccino (31 ribu belum tax-service), ginger stone tea (30 ribu), dan waffle yoghurt strawberry (27 ribu). 

Iced cappuccino termasuk bold, sesuai harapan. Ginger stone tea kata suami lumayan. Tapi waffle terlalu biasa. Enggak ada sensasi renyah di luarnya khas waffle, juga waffle-nya kurang fluffy. 

Djournal adalah satu dari dua kafe ala mal yang saya suka, karena kopinya masih terasa mantap. Cabang baru di Crystal Lagoon ini nyaman, dengan area indoor dan outdoor yang kapasitasnya kurleb sama rata.
Sebagaimana kebanyakan cabangnya, di sini Djournal juga berdiri berdampingan dengan The People's Cafe. Mampir habis maksi, saya dan teman pesan kopi saja: iced long black (30 ribu) dan iced caramel chocolate (45 ribu).
Ini kali pertama icip long black, biasanya cappuccino atau salted caramel latte. Long black cukup bold tapi bukan tipe yang pahit banget, jadi saya suka. Tapi kata teman saya minuman pesanannya terlalu manis rasa cokelatnya.

Ini kunjungan kedua. Dari pertama suka sama tempatnya, persis sebelah gedung MD Place yang megah. Cozy, buat mengobrol atau mengerjakan tugas oke, dengan semburat warna pink yang mempermanis nuansa kafe dominan warna putih ini. Bahkan mesin sangrai kopi, yang ditempatkan di ruangan terpisah, berwarna coral pink!

Cuma kurang puas sama kopi yang saya icip kali pertama, java latte. Kopi dengan pemanis gula aren ini katanya pakai double ristretto. Di beberapa kafe lain yang namanya double ristretto ini pasti bikin rasa kopi kencang, tapi ini enggak. Jadi penasaran deh sama minuman kopi lain, makanya datang lagi dan pesan cappuccino (38 ribu).

Ternyata, memang minuman kopi Sebastian tidak terlalu bold. Demikian pula buat cappuccino ini, termasuk ringan dibanding cappuccino lain. Tapi kalau suka kopi yang ringan, boleh banget coba sambil foto-foto di kafe yang cakep ini. Oh ya bagusnya buat saya, minuman kopi di sini tidak bikin sakit perut.

Makanannya sudah coba spinach and cheese pastry (35 ribu) dan dori sambal matah with rice (60 ribu). IMHO pastry ini kurang lembut, meski kejunya banyak--selain mozzarella, juga pakai ricotta. Tapi dori sambal matah enak! Dorinya tebal dan matang sempurna, sambal matahnya cukup banyak, nasinya juga. Makan jam 2 siang, sampai malam masih kenyaaang. 

Dari luar kelihatan kecil semacam minimarket, dalamnya cukup luas. Letaknya dekat perkantoran, kayaknya banyak karyawan yang langganan di sini. Pas jam maksi pun beberapa pekerja kantoran tidak hanya pesan kopi--kebanyakan es kopi susu--takeaway atau untuk dinikmati di tempat, tapi juga pesan makanan berat kayak nasgor atau mi.

Saya pesan paket nasgor (ada beberapa pilihan, saya pilih nasgor kampung) dan kopi hitam berupa iced americano (bisa juga pilih teh), total 50 ribu. Nasgor porsinya mengenyangkan, rasanya lumayan, bukan yang paling enak yang pernah saya makan.

Iced americano saya suka. Ada rasa asamnya yang malah bikin minuman ini terasa segar, lalu yang enak itu ada hint rasa madu. 

Untuk kali pertama icip es kopi susu kota (29 ribu). Lebih mahal daripada es kopi susu kampung karena ada ekstra shot. 

Kalau es kopi susu kampung pakai gula aren, es kopi susu kota gula putih. Tapi boleh juga es kopi susu kota dipesan tanpa gula, kayak pesanan saya ini. Semacam minum iced latte sih, tapi enak kok dan buat saya yang penting kopinya nendang. Sebagai anak kota, bahagia rasanya cocok dengan es kopi susu kota. 

Di Bawah Tangga juga menawarkan macam-macam camilan.  Kue ku (12 ribu) yang saya beli mantap, ukurannya besar dan isinya penuh. 

Cabang di Sarinah ini Instagrammable, dengan warna kafe kekinian coral pink dan turkuois. Nyaman pula asal lagi enggak ramai, karena ada ruangan non-smoking yang ber-AC.

Lucu juga ada gerai kopi bergaya Jawa--dari nama dan slogan--di dalam Padang Merdeka. Wis Ngopi yang punya 4 macam minuman kopi dan roti dengan beberapa rasa ini berslogan "Piye kabare? Enak kopi ku to?".
Saya icip es kopi susu signature (22 ribu) dan bungkus roti nogat (30 ribu). Meski kesannya bergaya Jawa, rasa kopi susu signature Wis Ngopi ini setrooong, mirip yang saya coba di sebuah resto Padang lain. Buat saya yang suka kopi bold saja masih terlalu strong. Mungkin bisa coba latte kalau ingin yang agak ringan, karena kata stafnya pakai campuran moka. Eh mending tanya lagi deh baek-baek, takut saya salah tangkap juga.
Roti nogat porsinya besar, krim nogatnya tebal. Rasanya oke. Saya belum punya perbandingan dengan yang lain. Di tempat lain kalau ada roti kaya, saya pasti pilih kaya dibanding nogat.