Ika Nurhayati

Saya tidak familier dengan sebagian besar kawasan di Jakarta Barat, termasuk Duri Kepa di mana Caffeine Suite bercokol. Tapi tidak percuma main jauh, karena Caffeine Suite, sesuai ekspektasi, secantik yang terlihat pada foto-foto yang berseliweran di Instagram. Bonus bersih lagi. Lebih daripada itu, sambutan hangat dan pelayanan ramah membuat ngopi di kafe berkapasitas sekitar 40 orang ini senyaman di rumah sendiri. Jadilah dalam sebulan saya "khilaf" dua kali mampir dan ini menandai kunjungan kedua.

Kafe ini didirikan awalnya dengan tujuan mengumpulkan masyarakat Duri Kepa, agar saling mengenal dalam suasana santai. Bahkan ke depannya diharapkan menjadi social community place, di mana masyakarat sekitar bisa beraktivitas bareng seperti bersepeda bareng atau melakukan aktivitas bersama lainnya, dengan Caffeine Suite sebagai inisiator dan titik temu. Tentu saja tidak menutup pintu bagi pengunjung di luar kawasan sekitar, kayak saya yang nongol gara-gara kepincut foto-foto Caffeine Suite di Instagram.

Berada di tengah kompleks perumahan, ini tempat yang nyaman dan tenang untuk mengobrol atau bekerja sekalipun. Ruang duduk non-smoking menyatu dengan bar kopi, diapit ruang duduk smoking di kiri dan kanannya yang semiterbuka. Kolam minimalis dan tanaman hias yang melingkupi menjadikan area smoking di sebelah kiri adem pada siang hari sekalipun.

Poin plus, kopinya enak! Saya sudah mencicipi kopi manual brew dengan biji kopi impor (Rwanda) juga lokal (Gunung Tilu, kalau enggak salah) dalam bentuk japanese iced coffee yang terhidang dingin. Dan hot latte, harus coba kalau suka kopi ringan. Teman saya pesan latte dan kami sepakat, ini salah satu latte terbaik yang pernah kami minum.  

Selain pastry dan keik yang terlihat di bar kopi, Caffeine Suite menawarkan camilan lain dan juga makanan berat yang datang dari dapur. Lagi ogah makan karbo kayak saya yang lagi mengurangi gula, ada sesame salad. Makanan yang mengenyangkan lebih bervariasi jenisnya, seperti pesanan teman saya yang terhidang dalam porsi besar, suite’s club sandwich. Semua makanan dan minuman pesanan, menurut kami, kualitasnya sebaik servis kafe ini.

Kafe di perkantoran semakin menarik seiring hadirnya Covare Café & Workspace, yang menempati bagian depan Graha PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia). Merunut kronologi di akun Instagram, dari menjadi salah satu partisipan penjaja kopi di Asian Games 2018 lalu, Covare membuka kafe di Semarang dan rest area Brebes. Kafe di Semarang menjadi salah satu kafe yang banyak direkomendasikan, Covare pun merambah Ibu Kota.

Menjadi bangunan baru di bagian terdepan Graha PPI, Covare bergaya arsitektur kontemporer dan seakan menjadi ikon. Covare terlihat keren dan beda dengan kafe pada umumnya, didominasi kaca dari pintu, jendela, sampai atap yang mengerucut. Mungkin kecuali saat langit gelap, cahaya tambahan dari lampu gantung tidak dibutuhkan .

Bangunan terbelah dua, kiri untuk kafe, kanan untuk workspace. Ruang duduk non-smoking dan smoking untuk pengunjung kafe kapasitasnya sama, masing-masing sekitar 20 orang. Ruangan yang pertama disebut nyaman karena sebagian besar bangkunya bersofa empuk. Saat matahari menyorot terang, mungkin bangku sofa cokelat di tengah ruangan tertimpa sorotnya sehingga yang duduk di situ bakal merasa sedikit silau. Kelebihannya, karena tersorot cahaya alami itulah, foto-foto di ruangan ini dijamin keren.

Saat saya datang, mungkin karena masih soft opening, Covare belum sedia makanan dan juga kopi filter. Nah bagusnya sih masih berlaku BOGO untuk minuman kopi yang sama, jadi sharing es kopi susu gula aren yang namanya Mr. Djalimin. Ada Mr. Djalimin, pasti ada Mrs. Djalimin. Sama-sama es kopi susu, bedanya Mrs. Djalimin kopinya lebih ringan dan pakai sirup sebagai pengganti gula aren.

Karena teman saya penyuka es kopi susu gula aren yang takaran kopinya ringan, dia minta dibuatkan dengan espresso satu shot saja—dari seharusnya dua shot. Sementara takaran kopi untuk saya tidak diubah, tapi tanpa gula aren. Halaaah ini ibu-ibu rempong kebanyakan gaya dan kebanyakan permintaan. Untungnya Mas Barista senyum-senyum saja mendengarkan dan memenuhi permintaan kami—entah dengan hatinya ha ha ha.

Menggunakan kopi Papua Wamena yang bold dan menonjolkan aroma cokelat pekat, menurut teman saya satu shot saja sudah mewakili rasa kopi itu. Kopi saya jelas sesuai selera, kan pakai dua shot. Kalau enggak BOGO, harga es kopi susu yang 27 ribu lumayan ya, tapi sepadanlah sama rasa dan bonus bisa foto kece kan. Mengingat Covare ini penghasil biji kopi juga, saya masih penasaran dengan kopi filternya.

Kedai kopi mungil di antara Manggarai dan Tebet, letak sesuai GMaps cuma karena plangnya juga tidak besar, hati-hati kelewat. Meski mungil, cukup nyaman apalagi bagian dalamnya--cuma lupa tanya toilet sebelah mana. Stopkontak tersedia tapi menurut saya lebih enak hang out daripada kerja di sini ya, karena meja pengunjung pendek.

Saya cuma pesan kopi filter V60 tapi minta ditambahkan es batu--tim kopi dingin. Ada camilan berupa roti, tapi saya tidak pesan. Biji kopi yang tersedia untuk V60 hanya Gayo, tidak masalah buat saya selama kategorinya arabika.

Masa harga kopi V60 di sini cuma 15 ribu, pas mau bayar sampai menengok menu lagi, lah iya betul. Tanpa tax dan sebagainya lagi. Rasanya oke kok. Kalau begini mah, balik lagi yuk....

Di deretan pertokoan di seberang Blok M Mal, Uma Uma tampak menonjol dibanding toko lainnya dengan pintu hijau min dan sekumpulan tanaman hias. Terkesan kecil dari luar, nyatanya bagian dalam Uma Uma cukup luas. Begitu kita membuka pintu hijau, kita dihadapkan pada pemandangan serbahijau dari bar kopi hijau min, tiga meja yang masing-masing berteman bangku turkuois, dan pernak-pernik dekoratif termasuk tanaman hias di beberapa sudut. Tanaman hias dan benda dekoratif lainnya ini justru berfungsi mempercantik ruangan dan menjadikan Uma Uma bak oasis di tengah hiruk-pikuk Blok M.

Berjalan semakin ke belakang, eh ada ruang duduk semi-basement atau semibawah tanah yang lebih luas. Ruang duduk ini menonjolkan warna oranye sebagai pendamping putih, beda dengan di atasnya yang serbahijau. 

Di akun Instagram Uma Uma menggambarkan, pada hidangan andalan mereka “ada kejutan-kejutan kecil yang bikin makan bahagia dan #sehatandikit.” Wah cocok nih buat saya yang ke mana-mana menenteng sayur selada. Sesuai deskripsi, hidangan Uma Uma memang banyak mengandung sayur yang diolah agar enak rasanya. Seperti pesanan saya, japanese summer salad yang berisi mi shirataki, tomat, jagung, irisan telur dadar, wortel, alfalfa, dan nori dengan saus kecap wijen homemade.

Buat yang lagi tidak perlu atau tidak harus#sehatandikit, ada kok makanan berbasis pasta dan nasi lain, yang bahkan tersedia dalam porsi lebih mungil untuk anak-anak.

Yakin banget dua teman saya yang tiba belakangan bakal pesan kopi, kali ini saya pesan jus mighty green yang aslinya berbahan dasar pakcoi, apel, nanas, dan min—tapi saya pesan tanpa min. Benar kan, teman-teman saya pesan es kopi susu blok m dan americano. Es kopi susu blok m untuk harga 20 ribu lumayan kok, cuma kayaknya es batunya sedikit kebanyakan. Sayangnya waktu itu camilan khas teman es kopi susu kayak donat dan pastry—tercantum dalam menu—belum tersedia.

Untuk ukuran kafe di hotel bintang tiga di pusat kota, Kopi Siko mematok harga camilan dan minuman yang terbilang murah—bahkan sudah termasuk tax. Menu camilan dan minuman, yang terpampang di sebuah papan di atas bar kopi, pun isinya banyak pilihannya.

Bar kopi dan ruang duduk Kopi Siko dalam lobi hotel tidak seberapa besar. Ruang duduk sedikit lebih luas di teras hotel yang sekaligus merangkap area smoking. Namun boleh kok pengunjung Kopi Siko menempati bangku tunggu tamu hotel—sebagaimana yang kami lakukan—selama sedang tidak diduduki tamu atau mengganggu tamu tentunya ya. Oh ya salut di Hotel Dharmein ini, musalanya cukup bagus dan letaknya bukan di area parkir, melainkan di atas lobi.

Kami pesan ice kopi siko signature, kopi V60 yang ditambahkan es dengan biji kopi Gayo, teh leci, pisang goreng pasir kipas, plus lumpia sayur dua porsi. Seluruh pesanan kami ini hanya dikenai harga 131 ribu rupiah! Wah girang dong, apalagi porsi camilan tidak kecil.

Penampilan ice kopi siko signature begitu diantar ke meja, wow memukau. Mungkin ini es kopi susu gula aren tercantik yang pernah kami lihat. Tak percumalah pakai tambahan nama signature, rasanya nikmat.

Camilan ala Kopi Siko turut mengesankan. Tiga potong lumpia dibelah dua, terhidang dengan garnis irisan kol dan tomat serta saus sambal, menjadikan seporsi lumpia sayur tampak menarik untuk harga 17 ribu rupiah. Pisang goreng pasir kipas yang harganya 25 ribu rupiah hadir hampir sepiring penuh dengan ditumpuk membentuk kipas. Pugasan alias topping di atasnya selain meises, keju parut, susu kental manis, ada juga sepotong ceri. Kami tahu persis dengan porsi dan penataan di piring seperti ini, jangankan kafe ala hotel, di kebanyakan kafe di pusat kota harga camilan sejenis di atasnya atau bahkan dua kali lipatnya.

Kafe baru yang cukup luas, nyaman, dan cakep. Berlantai 2, ada musala juga jadi aman nih hang out di sini.
Saya mampir sebentar saja karena masih ada perlu di tempat lain. Saya pesan kopi manual brew dalam bentuk japanese iced coffee, pakai biji kopi Blueberry Brownies dari Mother Pigeons. Dapat diskon opening 20 persen dengan follow akun IG, jadi saya bayar kopi ini 22.400 rupiah saja (dari 28.000 rupiah).
Sukaaa bangeeet japanese iced coffee ini karena memang keluar rasa blueberry-nya. Kalau brownies-nya kurang berasa tapi itu bukan salah barista atau roastery-nya, itu salah indra perasa saya yang belum canggih mencecap rasa kopi manual brew .
Belum icip makanan di sini tapi seingat saya variatif, dari camilan sampai makanan berat. Barista dan staf lainnya ramah, bikin betah, sayang belum bisa berlama-lama.