Marisa Aryani

Indonesia punya nasi uduk, di Malaysia pun ada nasi lemak. Seporsi Nasi Lemak pesanan saya berisi ayam goreng, telur, timun, dan tak ketinggalan kerupuk. Gurih dan renyah daging ayam berkolaborasi baik dengan cocolan sambal balacan sebagai pelengkap. Menu ini cocok dipesan di jam makan siang karena porsinya yang cukup banyak. 

Beralih ke menu minuman, saya tertarik untuk memesan Soya Milk Cincau. Komposisinya hampir mirip dengan es cendol di Indonesia, hanya saja minuman ini menggunakan campuran susu kedelai yang membuat rasanya lebih kompleks. Jangan lupa untuk mengaduknya terlebih dahulu untuk mencampurkan gula merah yang berada di dasar gelas. 

Tuttonero menyediakan komoditi tak hanya kopi, tetapi juga pastry pendamping kopi dan makanan berat. Salah satu menu yang saya pesan di sana adalah Flat White. Gambaran profil diseruputan pertama adalah milky yang mumpuni. Selanjutnya keseimbangan espresso dan susunya pas, tidak terlalu manis namun tetap mempertahankan acid dari espresso.

Ada pula Black Forest Latte yang menonjolkan rasa manis yang melekat cukup lama di indera pengecap. Chocolaty menjadi karakter yang paling menonjol.
Tak ketinggalan saya pun memesan Plain Croissant. Gurihnya mentega menjadi pengantar yang baik pada perjumpaan pertama. Tak luput dengan renyahnya tekstur di bagian luar dikolaborasikan dengan kelembutan pada lapisan dalam. 

Untuk makanan berat, pilihan saya jatuh pada Bolognese Meatball. Menyesuaikan dengan lidah orang Asia, Spaghetti Bolognese pesanan saya mempunyai rasa manis yang lebih dominan ketimbang sour. Sementara mienya sendiri kenyal dan tersaji dalam porsi yang pas.  

Hari itu, menu yang saya pesan ialah Nasi Ayam Jamur. Cita rasa oriental ini punya bumbu khas yang meresap hingga ke bagian daging. Porsinya pun pas menurut saya. Ditambah pangsit goreng dan saus asam manis yang jadi juara di Bakmi GM, makan sore saya terasa begitu menyenangkan.

Secara spesialisasi, Kokoro menyediakan mazesoba yakni mie kering tanpa kuah dengan pilihan topping telur, daging ayam maupun daging babi. Disarankan untuk mengaduk soba setibanya di meja agar kuning telur bisa tercampur rata. Di sana menu yang saya pesan adalah Tokyo Mazesoba. Selain tasty, saya juga suka dengan tekstur sobanya yang kenyal dan lembut. Saya pun akan kembali lagi mencicipi olahan menu lainnya di sini.

Nama Sushi konsisten dengan sentuhan bertemakan klasik dalam setiap presentasinya. Dimana saat Anda memesan Nigiri, potongan salmon menyentuh dasar piring menandakan restoran tersebut mengetahui benar cara menyajikan sushi. Sesuai dengan ekspektasi di awal, tak ada aroma amis, yang ada hanya nasi yang pulen dan daging salmon yang fresh. 

Setelah bergulat dengan menu salmon, maka perburuan disusul dengan seporsi Crazy Roll. Menu ini spesifik berbicara tentang rasa pedas dengan berbagai level. Rasa pedas yang intens membuat saya menyesap ocha berkali-kali. Bagi Anda pecinta pedas, silakan masukan menu ini di daftar pesanan.

Jika bagian dari makan siang Anda harus melibatkan nasi, nampaknya Chicken Kaarage Set bisa jadi alternatif pesanan Anda. Gurih dan renyahnya berpadu dengan baik menghadirkan rasa yang potensial di indera pengecap. Dan atribut lainnya seperti salad, nasi, miso soup menjadi pelengkap yang mengenyangkan. 

Bertemakan Perancis di awal kemunculan, Oh La La sudah kurang lebih 20 tahun bergelut di bidang kuliner Indonesia. Mengunjungi Oh La La, menu yang saya pesan adalah Taro Latte dan Vanilla Latte yang menyegarkan. Tak lupa secangkir Hot Cream Brulee memberikan sensasi menenangkan.
Sementara untuk makanan, ada Nachos dengan rasa original yang bisa dijadikan menu sharing. Lengkap dengan bumbu dan potongan daging sapi yang melimpah. Jika ingin menikmati makanan berat, Anda bisa memesan aneka menu pasta yang tersedia di sini. 

Berkunjung ke gerai Kopi Luwak, saya memesan Avocado Coffee. Entah mengapa, saya selalu suka perpaduan kopi dengan buah alpukat. Menurut saya, buah yang satu ini punya rasa yang unik, pas dikombinasikan dengan kopi yang punya dominasi rasa acid dan bitter. Agar semakin nikmat, parutan cokelat dan es krim vanilla tak luput dari presentasi. Sebagai teman minum kopi, saya juga memesan Risoles dengan lelehan keju yang menggoda. Untuk tambahan karbohidrat, French fries pun tak luput dari sajiannya. Kompleksitas rasa gurihnya membuat siapa pun tak ingin terburu-buru menghabiskannya.

Jika bertandang ke Starbucks, coba Anda pesan Double Chocolate Green Tea. Menu ini terdiri dari matcha green tea yang disiram dengan mocha sauce dan ditaburi chocolate chips. Sangat fresh dan menenangkan. Paduan green tea dan cokelat memang tidak pernah mengecewakan. Agar semakin nikmat, saya juga menambahkan whipping cream sebagai topping.

Dimulai dari hidangan pembuka, menu yang saya pesan adalah Plamek Ha Rod atau biasa dikenal dengan calamari. Teksturnya crunchy dan semakin nikmat dengan cocolan sweet and sour sauce khas Thailand. Masih dalam kategori menu pembuka, ada Kra Bueng Taley atau shrimp cake. Camilan khas Thailand ini semakin sempurna dengan saus pedas manis yang memesona. 

Untuk makanan berat, menu yang saya pesan adalah Tom Yam Fried Rice. Ini cocok bagi Anda yang suka dengan rasa pedas. Tapi jika Anda tidak bisa mentolerir rasa pedas seperti saya, sebaiknya Anda memesan varian nasi goreng lainnya. Berpaling dari menu nasi, Anda bisa juga memesan Lad Na atau kwetiau goreng dengan rasa manis dan gurih yang menggoda.