Agnes

Berlokasi di deket pintu masuk ocean park, Cofilab ini gedung 2 lantai yang cukup besar. Di dalamnya ternyata selain kafe, juga ada ruangan-ruangan kampus khusus belajar kopi yang sesuai standar specialty coffee associations. Selain itu, juga ada store yang jual peralatan kopi dan mesin-mesin kopi commercial grade.
Untuk suplai beans kopi dan teh, keliatannya di monopoli oleh Sarangopi. Yes, sama dengan yang ada di Afterseven. Dari POS untuk order pun juga pakai vendor yang sama, jadi saya menyimpulkan mungkin ada co-ownership di sini.

Untuk menu minuman dan makanan rangenya cukup oke dan keliatannya bisa cover macem-macem kalangan, mau kopi, non-kopi, teh, brunch, salad, makan berat, dan dessert, ada semua.
Aku ada nyobain Chocolate Black Forest, ini es coklat dengan sirup ceri sepertinya (?), rasanya bernuansa kue, manisnya sedang.
Untuk manual brew, aku coba beans Santa Peach, apparently liat infonya di display dan toped ini dari Colombia dengan proses yang ada buah peachnya juga (infused). Of course, aroma peach-nya strong, sweetness-nya agak kurang, tapi aroma buah dan floralnya ada, body-nya juga sedang. Enak sih.

Untuk makan aku coba menu brunch, Waffle Grilled Chicken. Dari segi porsi memang ga ngenyangin, tapi cukup sih sebagai brunch. Untuk sharing, ada Nachos. Ini oke banget karena toppingnya melimpah.

Dari segi tempat memang estetik banget. Tapi kalau ke sini siang-siang mungkin siap-siap pake sunscreen ya, terang banget soalnya hehe

Baru banget pindah ke Aniva dan masih trial opening. Lokasinya di ujung gang, kalau dari jalan utama patokannya BreadMeetTea. Dari segi lokasi, tentu ini upgrade ya, area parkir lebih banyak dan gratis, rukonya juga lebih spacious dan ada 3 lantai. 

Di lantai pertama ada beberapa bar seating, smoking area yang estetik, dan 2 meja non-smoking. Lantai 2 ada smoking area lagi, couch seating, meeting room, dan private room. Lantai 3 ada rooftop seating.

Dari segi menu mereka ga banyak berubah, tapi ada beberapa tambahan. My favorite cimol still here! 
Untuk makan malam, aku pesen ricebowl mereka yang bisa kita pilh-pilih sendiri kombinasinya. Aku pilih dory dengan sambal bawang ala geprek. Sambelnya banyak banget btw, next time gw perlu minta dipisah kayaknya wkwk. Nasinya gw pilih nasi jeruk, wangi dan dijamin pasti lebih pilih ini sih daripada nasi putih doang.

Untuk minuman di kunjungan ini aku coba Rahayu. Perpaduan kiwi, sedikit mint, dan sesuatu yg gw lupa... Pokoknya enak dan seger. (Mocktail di sini mah enak semua)
Overall, Menepi Sejenak bakal jadi spot ngumpul yang oke sih. Dari segi harga dan porsi oke banget, dari segi kapasitas juga oke. Semoga dipertahankan kualitasnya <3

Ga pernah kepikiran kalau ada restoran enak di area hospital, tapi inilah kenyataannya. Restonya spacious, lokasinya deket sama poli anak. Akses masuknya agak ngebingungin, jadi silakan tanya petugas aja.
Untuk menunya termasuk banyak variasi sih, tipe-tipe yang cocok untuk makan berat kayak sushi, robatayaki, dan teishoku.

All of the foods actually taste pretty close to be authentic. Gorengannya juga enak-enak, sudah dingin pun ga alot dan masih empuk. Secara kualitas bahan juga bagus-bagus.
Ga cuma gorengan, ikan panggang dan ayamnya juga well cooked tapi ngga dry. Saya personally cuma ga cocok sama onion dressing saladnya aja, tapi sisanya oke banget. Tamagoyaki juga dibuat cukup mirip dengan yang di Jepang, ada manisnya dan teksturnya lembut.

Plus point untuk resto ini juga family friendly. Tempatnya cukup luas, jadi bawa stroller maupun wheelchair cukup lega. Selain itu juga ada peminjaman mainan untuk bocil bocil, jadi ga rewel waktu makan.

Target utama resto pastinya adalah pengunjung hospital ya, tapi menurutku kalau kamu lagi di area sini dan pengen makanan Jepang, resto ini very worth to visit 

Tertarik nyobain resto ini setelah direkomendasi yoga teacher yang memang orang India dan ga nyesel sih nyobain makanan India di sini. Begitu ke area resto, keliatan di depan ada semacam altar kecil, patung dewa, dan foto ibu-ibu india yang mungkin adalah ownernya.
Menunya bukan cuma menu khas India utara, tapi ada juga makanan indo dan beberapa menu chinese food. Taglinenya memang "asian cuisines" sih.

Teh Poci: Disajikan dengan gula batu dan poci beneran, by default udah dikasih 2 cangkir. Opsi minum yang hemat karena cuma 25k. Udah gitu teh poci memang enak.
Paneer Tikka: Ini tahu yang diferment sama yoghurt (kalo ga salah) terus dimarinasi sama bumbu tikka. Enak banget karena rempahnya kerasa di mulut. Disajikan bersama mint chutney dan acar wortel.
Lamb Curry + Pulao Rice: Sejatinya si lamb curry ga dipaketin sama nasi, jadi harus pesen terpisah. Opsinya bisa pilih mau makan dengan naan, nasi putih, atau pulao rice. Pulao rice ini basmati rice yang ditanak sama kaldu dan bumbu lain, jadi dimakan gitu aja udah enak. Dimakan bareng Lamb Curry? Wah mantep.
Fish Curry + Garlic Naan: Nah kalau ini aku pesen sama Garlic Naan sebagai karbonya. Fish curry-nya aku suka sih, ga terlalu pedes jadi bisa dimakan anak-anak juga, fishnya empuk dan udah fillet, jadi gampang makannya. Enak banget dimakan sama garlic naan.

Waitressnya ramah dan ngerti menu, juga bisa ngasih rekomendasi what goes along with what. Jadi jangan ragu tanya-tanya yah. Untuk waktu tunggu lumayan lama (10-20 menit) karena sepertinya made by order, jadi ga terlalu rekomen ke sini kalau buru-buru atau pas kelaperan.

Overall good restaurant kalau pengen makan indian food di area BSD karena sangat jarang ada ya. Minusnya lumayan pricey sih, tapi porsinya pas dan rasanya enak-enak.  

Baru sadar selama ini belom cobain nasi campurnya yang klasik, biasanya pesen yang Nasi Campur Hoghock. Ternyata sama enaknya, semua part toppingnya oke. Menurutku minusnya cuma ga dikasih kuah pendamping dan sambel aja (harus add on). Sambel matah mereka masih kayak biasa, ga terlalu pedes jadi cukup enjoy dimakan sampai habis. Sayangnya kali ini kuahnya agak kurang enak ya, kayak kurang kaldu gitu. 
Kalau disuruh pilih, aku lebih pilih nasi campur Hoghock sih, soalnya nasi campur klasik gini di luar banyak yang jual hehe

Untuk tempatnya jujur aku suka. Ga biasanya tempat makan nasi campur cakep gini wkwk. Will always balik lagi 

Tau ini pertama kali dari Miro Matcha, kafe cabangnya yang cenderung fokus ke minuman, kalau yang ini lebih banyak menu makanannya dan lebih ke arah restoran. Dari segi parkir pun di sini lebih leluasa karena lokasinya di ruko (dan masih free).

Bahas tempatnya dulu yah. Ada outdoor area untuk smoking. Terus lantai bawah yang ada TVnya dan sepertinya bisa buat gaming karena sempet liat ada joystick Xbox di lemarinya. Di lantai bawah ini juga ada seating bar style, serta matcha things you can buy. Lanjut ke lantai atas, ini vibenya kayak izakaya, seatingnya hadap-hadapan dan lebih private. Cocok banget ini kayaknya buat WFC karena colokan di tiap meja.

Oh, buat penggemar komik, mereka punya koleksi yang cukup banyak, jadi silakan pinjam dan jangan lupa ati-ati biar ga rusak kena makanan/minuman ya.

Lanjut bahas makanan!
Grilled Saba: Staple food yang sederhana tapi ga semua bisa bikin ini enak. Ikannya ga amis dan masih juicy! Sayang ga dibikin teishoku, jadi harus pesan nasi terpisah.
Curry Omurice: Another comfort food yang mereka sukses bikinnya. Omelettenya masih lembut! Porsinya ngenyangin.
Rabokki: Di buku menu ditulis bisa buat 2 orang. Iya sih emang rada banyak. Rasanya sedikit pedes. Cuma sebagai penggemar tobokki, jumlahnya kurang banyak dan lebih banyak ramennya. Disajikan bersama topping kimchi, odeng dan keju. Great for sharing dan dimakan bareng makanan pendamping lainnya.
Matcha Parfait: Sebenernya mau coba kakigori, tapi somehow di hari itu "belum ready". Sedih deh :( Tapi gapapa, ini enak kok buat dessert. 
Fizzy Matcha: I think this is my first time cobain matcha dengan soda, surprisingly walaupun ada sirup citrus, rasa matchanya ga hilang dan balance.

IMO harganya oke banget ya, ga kemahalan dan worth the price. Mau banget sih balik lagi nyobain kopinya :)

Berhubung Butadon lagi hits hitsnya dan antri banget sampe sekarang, beberapa resto mencoba bikin Butadon juga, salah satunya Heihachi. Selain Butadon, ada beberapa menu pork based dan chicken based juga sebagai variasi.
Miso Ramen: Heihachi takes on Miso Ramen. Dengan topping grill pork yang sama dengan Butadon, racikan kuahnya nyambung dengan bumbu manis porknya. Pilihan mienya juga bagus, ga kekecilan dan ga kelembekan. Nice!

Buta Ramen: Versi dry ramen Butadon, sayangnya yang ini bumbu di mie-nya kurang strong, jadi agak plain. Sepertinya akan lebih nice kalau ada side seperti wakame, kimchi, atau miso soup.

KaraageDon: Menu simple yang ditujukan untuk anak sekolah setempat. Dengan harga segini memang oke sih dari segi porsi dan rasa.

Tonkatsu & Tonkatsu Curry: Waktu nyobain ini, daging tonkatsunya agak tipis dan alot. Udah kasih feedback sih dan keliatannya tinggal diimprove konsitensi masaknya aja. Untuk curry juga agak "kosong" ya, cuma wortel dan daging aja, maybe bisa tambah soft omelette supaya lebih kerasa worth.

Chicken Nanban: Karaagenya agak kering dan sedikit kurang gurih bumbunya. Personally lebih suka saus tartarnya dicocol aja.

Matcha Series: Okay jadi mereka cukup serius untuk minumannya. Dari warna matchanya aja udah ketauan bukan grade matcha ecek-ecek. Matchanya langsung dari jepang dan sangat worth it untuk dicoba. 

Japanese Coffee Drip: Alias ice pour over. Agak surprised karena enak, ga nyangka aja di resto Jepang yang menunya Butadon kopinya very well brewed. Ternyata ownernya pernah punya kafe. Beansnya juga pake Ethiopia, jago brewnya karena masih kerasa manis floral dan notes mirip tangerine cukup menonjol. Harganya murah meriah pula.

Akan balik lagi sih kalau kepengen butadon atau tonkatsu. Semoga konsistensinya dipertahankan.

Good concept karena cukup jarang ada resto Mediterranean di sekitaran sini. Lokasinya di ruko Tabe Spot dan paling depan, pasti gampang ketemu. Unrelated, tapi rukonya cukup sempit ya ternyata. Jadi kapasitasnya ga banyak-banyak banget.

Gw pilih duduk di lantai 2 karena lebih terang dan ada open kitchen, seneng aja liat orang prepare makanan. Kalau udah pesen, kami dikasih popcorn sebagai snack buat nunggu makanan jadi. Lucu juga, biasanya dapet keripik atau roti hehe

Yang pertama dateng ada menu sharing, Falafel Bites. Bentuknya lucu dibuat roll kayak sushi. Disajikan bersama saus mint yoghurt. Ini enak sih, wajib cobain. Isiannya padat dan rasanya segar. Very nice buat side dish atau appetizer.

Next ada main dish, Mixed Grill. Menurutku ini pantes jadi menu andalan karena tiap part enak. Sate-satenya empuk dan nasinya well seasoned. 

Sadly, i can't say the same for Fettuccine Burro e Za'atar. Pastanya memang homemade dan dari segi tekstur enak. Sayangnya main sauce-nya adalah butter dan keju, jadi rasanya mild hampir plain. Cukup kebanting sama menu lainnya yang penuh rempah. Kalau pengen menu khas Medit kayaknya jangan pesen ini sih, banyak kok di tempat lain.

Dari segi service oke, bisa bantu kita milih menu dan makanan datengnya ga lama-lama banget. Tapi waktu ke sana memang lagi ga ada tamu lain.
Kalau diliat dari menunya, mungkin memang lebih cocok untuk drink and chat sama teman karena menu sharingnya cukup banyak dan lebih menarik. Makanan beratnya cukup terbatas dan agak pricey ya.

Penasaran sih sama menu lainnya, jadi bakal balik lagi :)

Katong Laksa adalah salah satu makanan di Singapore yang berkesan banget untuk saya, one of the few dishes with seafood I actually like (i dislike seafood). Then I started to find the duplicate in Jakarta-Tangerang area that i can reach, and i found none of them offer katong laksa.
Teruuuss nemu Heng Heng di IG, dan ga nyesel sih nyobain ini. Rasanya mirip kayak yang di SG! Kuahnya kerasa seafood broth, isiannya juga ga ada yang amis, I really enjoyed every slurp.
Ga ketinggalan nyobain Srikaya Butter Toast juga, tapi menurutku kurang rekomen sih alias biasa aja. Butternya dikit dan i expect more quantity from the price. Bolehlah untuk iseng.

Semoga kualitas laksanya dipertahankan!